Mengenal 7 Produk Investasi: Keuntungan, Risiko, dan Tips Memilihnya
Ilustrasi investasi. Setiap produk investasi memiliki kelebihan dan risikonya masing-masing, sehingga perlu disesuaikan dengan tujuan finansial dan profil risiko.(PIXABAY/NATTANAN KANCHANAPRAT)
23:04
3 Februari 2025

Mengenal 7 Produk Investasi: Keuntungan, Risiko, dan Tips Memilihnya

- Memilih instrumen investasi adalah langkah penting dalam merencanakan keuangan. Setiap produk investasi memiliki kelebihan dan risikonya masing-masing, sehingga perlu disesuaikan dengan tujuan finansial dan profil risiko.

Tujuan finansial adalah target atau rencana yang ingin dicapai dalam mengelola uang. Tujuan ini bisa jangka pendek, menengah, atau panjang.

Adapun profil risiko adalah gambaran seberapa besar risiko yang bisa ditoleransi oleh seseorang atau perusahaan. Profil risiko dapat digunakan dalam dunia investasi, asuransi, dan bisnis.

Profil risiko investasi menunjukkan seberapa besar risiko yang bisa ditoleransi oleh investor. Profil risiko ini penting untuk menentukan jenis investasi yang sesuai dengan karakteristik investor.

Dengan memahami profil risiko, investor dapat mencapai tujuan keuangan tanpa tertekan oleh ketidakpastian pasar. Contoh risiko dalam investasi meliputi fluktuasi nilai aset, kerugian modal, dan hasil yang tidak sesuai ekspektasi.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya, berikut adalah tujuh produk investasi yang bisa dipilih:

1. Deposito

Deposito adalah produk investasi yang ditawarkan oleh perbankan dengan bunga lebih tinggi dibanding tabungan biasa.

Nasabah menyimpan uang dalam deposito untuk jangka waktu tertentu, seperti 1, 3, 6, atau 12 bulan.

Deposito cocok bagi investor dengan profil risiko rendah karena keamanannya terjamin hingga Rp 2 miliar oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun, dana tidak bisa ditarik sebelum jatuh tempo tanpa dikenakan penalti.

2. Surat Berharga Negara (SBN)

SBN merupakan instrumen investasi yang diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai kebutuhan negara. Contoh SBN adalah Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Ritel.

Produk ini menawarkan imbal hasil tetap dan lebih aman karena dijamin oleh negara. Selain itu, pembelian SBN kini semakin mudah melalui platform online.

3. Logam Mulia

Investasi logam mulia, seperti emas, dikenal sebagai aset lindung nilai (hedging). Emas tahan terhadap inflasi dan mudah diperjualbelikan.

Kamu bisa membeli logam mulia dalam bentuk batangan dengan kadar 99,99 persen dari lembaga terpercaya seperti Antam atau Pegadaian. Namun, pastikan menyimpan emas di tempat yang aman.

4. Reksadana

Reksadana adalah produk investasi yang dikelola oleh manajer investasi. Dana yang terkumpul dari masyarakat diinvestasikan pada berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, atau pasar uang.

Produk investasi reksadana cocok bagi pemula karena modal awal relatif kecil dan risikonya terdiversifikasi.

Ada beberapa jenis reksadana yang bisa dipilih, mulai dari reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap (RDPT), reksadana campuran, hingga reksadana saham

 

Yang perlu diingat, nilai reksadana dipengaruhi oleh naik turunnya harga dari efek, termasuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.

5. Saham

Saham adalah surat yang menjadi bukti seseorang memiliki bagian modal suatu perusahaan. Dengan berinvestasi di saham, seseorang yang memiliki saham memiliki hak atas sebagian aset perusahan.

Saham menawarkan potensi keuntungan yang tinggi melalui kenaikan harga (capital gain) atau pembagian dividen. Namun, risiko saham juga lebih besar dibanding instrumen lain.

Untuk memulai, pilihlah saham perusahaan dengan fundamental yang baik dan pertimbangkan menggunakan analisis teknikal maupun fundamental sebelum berinvestasi.

6. Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Investor memperoleh imbal hasil berupa kupon secara periodik hingga jatuh tempo.

Obligasi pemerintah cenderung lebih aman dibanding obligasi korporasi, namun menawarkan imbal hasil lebih rendah. Produk ini cocok bagi investor yang mencari pendapatan tetap.

7. Properti

Investasi properti, seperti tanah atau bangunan, menawarkan keuntungan dari kenaikan harga dan pendapatan sewa.

Properti menjadi pilihan populer karena nilai asetnya cenderung meningkat dalam jangka panjang. Namun, membutuhkan modal besar dan biaya perawatan.

Selain itu, likuiditas properti relatif rendah dibanding instrumen lain. Dengan kata lain, properti tidak dapat dengan mudah dan cepat dikonversi menjadi uang tunai tanpa kehilangan nilai yang signifikan.

Berbeda dengan saham atau obligasi yang dapat dijual dalam hitungan detik atau menit di pasar sekunder, menjual properti membutuhkan waktu lebih lama karena prosesnya melibatkan pencarian pembeli, negosiasi harga, dan penyelesaian dokumen legal.

Tag:  #mengenal #produk #investasi #keuntungan #risiko #tips #memilihnya

KOMENTAR