Pinjol Makin Diminati, Generasi Milenial & Z Rentan Terjebak Utang
Ilustrasi Gen Z (Freepik.com/pressfoto)
11:09
9 September 2024

Pinjol Makin Diminati, Generasi Milenial & Z Rentan Terjebak Utang

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan perkembangan terbaru mengenai kredit macet di sektor Peer-to-Peer (P2P) Lending atau pinjaman online (pinjol) per Juli 2024.

Dalam laporan tersebut, salah satu temuan menarik yang diungkap adalah kontribusi signifikan dari generasi Milenial dan Generasi Z terhadap kredit macet. Kelompok usia ini menyumbang lebih dari sepertiga dari total kredit macet di sektor P2P Lending.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan (PVML) OJK, Agusman, mengungkapkan bahwa sebanyak 37,17 persen dari total kredit macet atau wanprestasi di atas 90 hari berasal dari peminjam (borrower) yang berusia 19-34 tahun, yang merupakan kelompok Milenial dan Generasi Z.

"Per Juli 2024, porsi wanprestasi di atas 90 hari bagi penerima dana berusia 19-34 tahun sebesar 37,17 persen terhadap total wanprestasi di atas 90 hari," jelas Agusman dalam pernyataan tertulis yang dikutip pada Senin (9/9/2024).

Baca Juga: Jebakan Manis Magang, Modus Baru TPPO Incar Gen Z di Medsos: 2 Hal Ini Penting Dimiliki

Penurunan Tingkat Wanprestasi Keseluruhan

Meskipun kontribusi kredit macet dari generasi muda cukup tinggi, OJK mencatat bahwa secara keseluruhan, tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban di atas 90 hari (TWP90) di sektor P2P Lending menunjukkan penurunan.

Pada Juli 2024, TWP90 turun sebesar 0,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 2,53 persen, dibandingkan dengan 3,47 persen pada Juli 2023. Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan kualitas pendanaan di industri fintech P2P Lending.

"Penurunan angka TWP90 memperlihatkan kondisi kualitas pendanaan yang semakin baik dan terjaga," tambah Agusman. Perkembangan ini menjadi sinyal positif bagi industri fintech, terutama dalam upaya menjaga kualitas kredit dan meningkatkan kepercayaan investor dan peminjam.

Di sisi lain, meskipun terdapat tantangan terkait kredit macet, industri fintech P2P Lending terus mencatat pertumbuhan dalam hal pembiayaan yang belum dibayar (outstanding financing). Pada Juli 2024, outstanding pembiayaan P2P Lending tumbuh 23,97 persen yoy menjadi Rp69,39 triliun.

Baca Juga: Lolly Utang Rp400 Juta untuk Apa? Diam-Diam Dilunasi Nikita Mirzani

Pertumbuhan ini mencerminkan minat yang terus meningkat dari masyarakat dan pelaku usaha untuk memanfaatkan layanan P2P Lending sebagai alternatif pembiayaan.

Menurut data OJK, pertumbuhan ini juga didukung oleh peningkatan jumlah penyelenggara fintech yang terdaftar dan berizin. Hingga pertengahan tahun 2024, tercatat ada lebih dari 102 penyelenggara fintech P2P Lending yang terdaftar di OJK, dengan beberapa di antaranya sudah memiliki izin operasi penuh . Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat tentang opsi pembiayaan digital dan meningkatnya kepercayaan terhadap sistem pengawasan dan regulasi yang diterapkan oleh OJK.

Peluang Bagi Generasi Milenial dan Z

Kontribusi signifikan dari generasi Milenial dan Generasi Z terhadap kredit macet ini menjadi perhatian penting bagi OJK dan pelaku industri fintech. Kelompok usia ini dikenal lebih terbuka terhadap teknologi digital dan cenderung memilih layanan keuangan berbasis digital seperti P2P Lending. Namun, tingginya angka kredit macet di kelompok ini juga mencerminkan perlunya edukasi keuangan yang lebih baik, terutama terkait manajemen utang dan pemahaman risiko keuangan.

Menurut survei dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), kesadaran akan risiko pinjaman online di kalangan generasi muda masih perlu ditingkatkan. AFPI mencatat bahwa sebagian besar peminjam dari kelompok usia ini cenderung kurang memperhatikan syarat dan ketentuan pinjaman, termasuk bunga pinjaman dan biaya lainnya, yang sering kali menyebabkan kesulitan dalam melunasi pinjaman tepat waktu .

Ke depan, OJK dan para penyelenggara fintech diharapkan dapat terus meningkatkan literasi keuangan di kalangan generasi muda serta memperkenalkan mekanisme penilaian kredit yang lebih baik untuk menekan angka kredit macet.

Editor: M Nurhadi

Tag:  #pinjol #makin #diminati #generasi #milenial #rentan #terjebak #utang

KOMENTAR