Tidak Lagi Bisa Diakses di AS, Tiktok Ternyata Juga Tidak Ada di China
- TikTok telah secara resmi diblokir di Amerika Serikat (AS) mulai Minggu (19/1/2025) waktu setempat.
Itu karena adanya undang-undang "Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Application Act" untuk melindungi data warga AS dari potensi ancaman asing.
Saat membuka Tiktok di AS, maka akan muncul pesan “maaf, TikTok tidak tersedia saat ini. Undang-undang yang melarang TikTok telah diberlakukan di AS. Sayangnya, itu berarti Anda tidak dapat menggunakan TikTok untuk saat ini”.
Dengan begitu, Anda pun tidak bisa membuat postingan di TikTok apabila sedang berkunjung ke AS.
TikTok juga tidak bisa diakses di China
AS bukan satu-satunya negara yang memblokir akses ke TikTok. Aplikasi ini ternyata juga tidak bisa diakses di negara asalnya, yakni China.
Saat Anda sampai di China dan menggunakan kartu SIM setempat, maka TikTok tidak akan bisa dibuka di smartphone Anda.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebagai gantinya, masyarakat China menggunakan Douyin, aplikasi serupa yang dimiliki oleh perusahaan yang sama, ByteDance.
Meski keduanya memiliki banyak kesamaan, Douyin memiliki peran yang jauh lebih signifikan di pasar domestik China.
Apa itu Douyin?
Douyin, yang berarti "suara bergetar" dalam bahasa Mandarin, diluncurkan pada September 2016, setahun sebelum ByteDance memperkenalkan TikTok untuk pasar internasional.
Dengan antarmuka yang hampir identik dengan TikTok, Douyin memungkinkan pengguna menonton video pendek dalam format vertikal dan melanjutkan dengan menggeser ke atas.
Namun, Douyin hanya tersedia di China dan telah menjadi aplikasi favorit di kalangan pengguna internet negara tersebut.
Pada Mei 2023, Douyin mencatat lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan, menjadikannya salah satu aplikasi media sosial paling banyak digunakan di China.
Douyin, sumber pendapatan utama ByteDance
Meskipun TikTok memiliki lebih banyak pengguna secara global, Douyin adalah sumber pendapatan terbesar ByteDance.
Sebanyak 80 persen dari pendapatan ByteDance yang mencapai 54 miliar dollar AS pada paruh pertama tahun lalu berasal dari pasar China, dengan kontribusi terbesar dari Douyin.
Ilustrasi China, orang China di Kota Terlarang atau The Forbidden City.
Sebagian besar pendapatan Douyin berasal dari iklan digital yang ditampilkan bersama konten video. Pada 2023, Douyin menghasilkan pendapatan iklan sebesar 21 miliar dollar AS, setara dengan dua pertiga dari pendapatan iklan YouTube.
Douyin juga memanfaatkan popularitasnya melalui fitur e-commerce. Di dalam aplikasi, pengguna dapat berbelanja berbagai produk, mulai dari pakaian hingga barang elektronik.
Douyin bahkan memiliki platform belanja sendiri, Douyin Mall, yang diluncurkan untuk pengguna Android di China.
Salah satu tren belanja yang populer di Douyin adalah livestream shopping, di mana para influencer menjual produk secara langsung melalui video.
Nilai transaksi dari belanja livestream di Douyin mencapai lebih dari $200 miliar pada 2022, menjadikannya pemain besar dalam sektor e-commerce China.
Perbedaan Douyin dan TikTok
Meski tampak serupa, ada beberapa perbedaan utama antara Douyin dan TikTok:
Wilayah operasi
TikTok tersedia di lebih dari 150 negara dengan 75 bahasa, sedangkan Douyin hanya dapat diakses di China. Pengguna TikTok tidak dapat mengakses konten Douyin, begitu pula sebaliknya.
Demografi pengguna
Pengguna TikTok cenderung lebih muda, sementara Douyin menarik pengguna dari berbagai kelompok usia, termasuk mereka yang berusia di atas 50 tahun.
Konten dan sensor
Douyin mematuhi aturan sensor ketat dari pemerintah China. Konten yang dianggap sensitif, seperti kritik terhadap ekonomi atau drama yang menyoroti konflik keluarga, sering dihapus. Selain itu, Douyin berfungsi sebagai platform penyebaran informasi resmi pemerintah.
Tag: #tidak #lagi #bisa #diakses #tiktok #ternyata #juga #tidak #china