Wisata Religi Makam Mbah Sayyid Sulaiman Yang Ramai Dikunjungi Peziarah saat Malam Ganjil Ramadan
JUJUKAN PEZIARAH: Sejumlah peziarah mengunjungi makam Mbah Sayyid Sulaiman di Dusun Rejoslamet, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. (JAWA POS RADAR JOMBANG)
08:28
21 April 2024

Wisata Religi Makam Mbah Sayyid Sulaiman Yang Ramai Dikunjungi Peziarah saat Malam Ganjil Ramadan

Wisata religi makam Mbah Sayyid Sulaiman di Dusun Rejoslamet, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, adalah salah satu destinasi wisata yang jadi jujukan peziarah dari berbagai daerah. Mbah Sayyid adalah sosok pendiri Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan.

KHUSNAN, pengurus wisata religi makam Mbah Sayyid Sulaiman, Mojoagung, menceritakan, Mbah Sayyid Sulaiman adalah putra dari pasangan Mbah Abdurrohman Basyaiban dan Mbah Ratu Ayu Syarifah Khadijah, seorang putri sultan Cirebon yang nasabnya tersambung dengan Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah. ”Artinya, Mbah Sayyid adalah cucu Sunan Gunung Jati,” ujarnya.

Sewaktu masih hidup, lanjut dia, Mbah Sayyid merantau ke berbagai daerah untuk mondok sekaligus menyebarkan agama Islam. Salah satunya ke Pasuruan. Di Pasuruan, dia mondok dan belajar ilmu agama kepada seorang ulama bernama Mbah Soleh Semendi. ”Akhirnya dijadikan menantu dan mendirikan pondok di Pasuruan,” tambahnya.

JADI JUJUKAN: Bagian depan bangunan lokasi makam Mbah Sayyid Sulaiman. (JAWA POS RADAR JOMBANG)

Suatu hari, Mbah Sayyid berencana kembali ke Cirebon. Namun, dalam perjalannya, dia memutuskan untuk silaturahmi dengan ulama asal Jombang bernama Mbah Raden Alief di Mancilan, Mojoagung. ”Namun, Mbah Sayyid diceritakan meninggal dan dimakamkan di sini,” terang dia.

Mbah Sayyid meninggal pada 1780. Dia dimakamkan di Dusun Rejoslamet, Desa Mancilan. Pamornya sebagai ulama besar membuat makam Mbah Sayyid ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, termasuk Cirebon dan Pasuruan. ”Ramai-ramainya tahun 1980. Kemudian makam direhab dan dikelola Yayasan Assulaimaniyah Mancilan sampai sekarang,” jelasnya.

Sampai saat ini, makam Mbah Sayyid Sulaiman tetap menjadi jujukan peziarah dari berbagai daerah. Selain itu, pada malam-malam tertentu bisa mencapai ratusan atau bahkan ribuan peziarah. Bukan hanya orang tua, banyak di antara peziarah itu kawula muda dan remaja belia. ”Kalau Ramadan, khususnya hari pertama sampai 20, menurun drastis, kecuali malam-malam tertentu seperti malam 21, malam 27,” jelas dia.

PINTU MASUK: Gapura pintu masuk wisata religi makam Mbah Sayyid Sulaiman di Dusun Rejoslamet, Jombang. (JAWA POS RADAR JOMBANG)

Peziarah yang berkunjung ke wisata Mbah Sayyid Sulaiman biasanya satu paket wisata religi dengan makam Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Tebuireng dan makam Syekh Jumadil Kubro Troloyo di Mojokerto. ”Biasanya memang satu paket. Jadi, habis dari Gus Dur ke sini (Mbah Sayyid Sulaiman, Red), lalu ke Troloyo,” katanya.

Di makam Mbah Sayyid Sulaiman telah disediakan beberapa fasilitas. Mulai toilet, musala, pusat informasi, hingga kitab-kitab di area makam untuk tahlil dan kirim doa. ”Fasilitas lengkap, musala juga ada,” paparnya. (ang/c19/ai)

LENGKAP: Selain makam, terdapat musala dan fasilitas pelengkap lainnya untuk para peziarah. (JAWA POS RADAR JOMBANG)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #wisata #religi #makam #mbah #sayyid #sulaiman #yang #ramai #dikunjungi #peziarah #saat #malam #ganjil #ramadan

KOMENTAR