![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Pameran Akulturasi Tionghoa, Fadli Zon Sebut Budaya China Perkaya Keragaman Budaya Indonesia](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/11/kompas/pameran-akulturasi-tionghoa-fadli-zon-sebut-budaya-china-perkaya-keragaman-budaya-indonesia-1205497.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Pameran Akulturasi Tionghoa, Fadli Zon Sebut Budaya China Perkaya Keragaman Budaya Indonesia
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon meresmikan pameran bertajuk "KONGSI: Akulturasi Tionghoa di Nusantara" di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).
Pameran ini hadir memaparkan sejarah, peran, dan warisan budaya masyarakat Tionghoa dalam membentuk keberagaman budaya Nusantara.
"Pameran 'KONGSI: Akulturasi Budaya Tionghoa di Nusantara' sebuah momen kebersamaan yang penting untuk menguatkan. Seperti kata 'kongsi' sendiri dalam rangka membangun negara kesatuan Republik Indonesia yang terbangun dari keberagaman budaya kita," kata Fadli Zon saat membuka acara peresmian di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).
Ia melanjutkan, Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya dengan keragaman budaya, menjadi tempat bertemunya berbagai budaya. Sehingga mengalami akulturasi yang semakin memperkaya budaya dari dulu hingga sekarang.
Potret koleksi pada Pameran KONGSI: Akulturasi Tionghoa di Nusantara di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).
"Pameran ini digelar dalam rangka momen Imlek dan Cap Go Meh, nanti setelah ini akan ada acara bertema Ramadhan," ujar Fadli.
Budaya Tionghoa perkaya keragaman budaya Indonesia
Fadli menuturkan, kedatangan pedagang dari China ke Nusantara pada masa lalu membawa pengaruh yang signifikan ke Indonesia. Tidak hanya dari aspek budaya, tapi juga kuliner.
"Akulturasi budaya Tionghoa memberi dampak signifikan dalam memperkaya keberagaman budaya Indonesia, dan akulturasi ini menjadi bukti sejarah yang harmonis antara masyarakat Tionghoa dan masyarakat lokal di Nusantara pada masa lampau," katanya.
Ia menuturkan bahwa semua koleksi yang dipamerkan dalam pameran ini asli, dipinjamkan oleh para kolektor dan museum. Dua di antaranya merupakan koleksi dari Museum Benteng Heritage dan Museum Nasional Indonesia.
Potret koleksi pada Pameran KONGSI: Akulturasi Tionghoa di Nusantara di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).
"Semoga pemaran ini dapat menjadi ruang refleksi, edukasi, dan inspirasi, terutama bagi generasi milenial, Gen Z dan Gen Alpha agar terus merawat kebhinekaan, serta memperkuat persatuan bangsa," kata Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya Esti Nurjadin di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).
Pameran ini berlangsung selama tiga bulan, terhitung mulai Selasa, 11 Februari 2025. Gelaran pameran ini merupakan bagian dari upaya Museum dan Cagar Budaya dalam melakukan tugasnya terkait pengelolaan museum.
Serta promosi dan publikasi kegiatan kebudayaan sebagai upaya penguatan wawasan masyarakat mengenai warisan budaya Indonesia.
Potret pengunjung sedang melihat Pameran KONGSI: Akulturasi Tionghoa di Nusantara di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).
Penggunaan kata "KONGSI" pada pameran diambil dari bahasa Hokkian "gongsi" yang berarti kerja sama.
Dalam hal ini, pameran ini menyoroti bagaimana interaksi masyarakat Tionghoa dan Nusantara menciptakan warisan budaya yang kaya dan harmonis.
Pameran ini dibagi dalam tiga bagian, yakni: Interaksi Awal, Mengadu Nasib dan Meretas Jalan Kemerdekaan, serta Merayakan Keberagaman.
Pada bagian Interaksi Awal, akan mengungkap jejak kedatangan masyarakat Tionghoa di Nusantara, perannya dalam perdagangan, serta awal pembauran budaya.
Pada bagian Mengadu Nasib dan Meretas Jalan Kemerdekaan, akan menampilkan gambaran dinamika sosial dan politik masyarakat Tionghoa di Indonesia. Termasuk, kontribusi masyarakat Tionghoa dalam perjuangan kemerdekaan.
Potret koleksi pada Pameran KONGSI: Akulturasi Tionghoa di Nusantara di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).
Pada bagian Merayakan Keberagaman, akan menampilkan berbagai aspek akulturasi budaya Tionghoa dalam busana, arsitektur, kuliner, bahasa, seni, dan kepercayaan yang telah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia saat ini.
"Ini pertama kali dilaksanakan di Museum Nasional Indonesia dengan tematik, kita berharap nanti juga mengundang banyak orang untuk bisa memahami dan menambah literasi tentang akulturasi budaya Tiongkok di Nusantara," kata Fadli.
Pameran KONGSI ini digelar terbuka untuk umum, harga tiketnya Rp 25.000 per orang. Pengunjung yang hendak berkunjung ke pameran KONGSI wajib membeli tiket masuk Museum Nasional Indonesia (MNI).
Adapun harga tiket masuk MNI dibanderol Rp 15.000 untuk anak (3-12 tahun), Rp 25.000 untuk dewasa, dan Rp 50.000 untuk Warga Negara Asing (WNA).
Tiket masuk pameran dapat dibeli secara langsung di loket MNI, ataupun melalui aplikasi Traveloka.
"Mudah-mudahan pameran ini bisa berlangsung lebih lama, bisa mengundang masyarakat lebih luas pengetahuan tentang akulturasi budaya," pungkas Fadli.
Tag: #pameran #akulturasi #tionghoa #fadli #sebut #budaya #china #perkaya #keragaman #budaya #indonesia