Kampung Tematik Kota Malang Belum Pulih dari Pandemi, Terhalang Inovasi dan Dana
- Belum semua kampung tematik di Kota Malang, Jawa Timur, dapat bergeliat kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.
Hanya beberapa saja yang masih eksis, di antaranya Kampung Warna Warni, Kampung Tridi, Kampoeng Heritage Kajoetangan, Kampung Keramik Dinoyo, Kampung Tempe Sanan, dan Kampung Budaya Polowijen.
Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang, Isa Wahyudi mengatakan, persoalan kampung tematik di Kota Malang terutama terkait perawatan sarana prasarana yanga ada.
Pengelolaan kampung tematik dilakukan secara mandiri dan sudah jarang campur tangan dinas terkait secara menyeluruh.
"Kemudian ketika dilihat mata sudah kurang begitu menarik, katakanlah begitu, sarana-prasarana kami memang sudah banyak yang rusak, yang sudah seawal mulanya dibangun secara swadaya masyarakat," jelas Isa Wahyudi, Jumat (31/1/2025).
Jenuh dan kurang pendanaan
Kondisi Kampoeng Heritage Kajoetangan di Kota Malang sepi wisatawan pada Selasa (3/1/2023).
Menurutnya, kondisi kampung tematik saat ini banyak yang mengalami kejenuhan dan perlu peningkatan inovasi. Penyelenggaraan acara saat ini pun minim akibat kurangnya pendanaan.
"Kampung Tridi dan Kampung Warna Warni itu tahun 2025 itu informasinya rencananya mau dicat ulang, dapat CSR (corporate social responsibility) dari mana gitu, itu pun pemerintah hanya menghubungkan saja," terangnya.
Beberapa kampung dinilai sudah tidak ada kunjungannya, seperti Kampung Keramat Kasin, Kampung Lampion, Kampung Wisata Aeng, Kampung Edukasi Karangbesuki, dan Kampung Rolak.
"Yang lain juga masih terawat tapi kunjungannya juga menurun, hanya mengandalkan event, tapi otomatis tidak ada yang berkunjung (ketika hari biasa) seperti Kampung Terapi Hijau, terus Kampung Wisata Panawijen, terus Kampung Topeng, Kampung Satrio Turunggo Jati," terang Isa.
Meski begitu, terdapat kampung yang berupaya tetap bergeliat secara mandiri yakni seperti Kampung Bambu Mewek.
"Dulu kan mati suri, nah Kampung Bambu Mewek itu kan dibuat pagelaran jaranan bantengan, tiap hari Sabtu dan Minggu, akhirnya kan mereka ramai, setiap event itu ditarik Rp 2.000 atau Rp 3.000 untuk kebersihan sehingga ada pendapatan, yang nonton itu bisa 500 orang," tuturnya.
View this post on Instagram
Minim keterlibatan kampung tematik
Kampung Tridi (3D) Kota Malang
Isa Wahyudi mengatakan, pihaknya menunggu dinas terkait untuk diajak berkoordinasi yang hingga saat ini belum ada.
"Tapi sampai saat ini belum, beberapa tahun terakhir ini enggak, enggak diajak untuk bagaimana caranya, kita itu hanya diundang ikut pelatihan-pelatihan gitu saja, misalnya pelatihan tentang guide, bukan membicarakan secara serius tentang masalah-masalah kampung tematik," katanya.
Isa menyampaikan, kecenderungan dinas terkait saat ini hanya membuat acara-acara yang berkaitan tentang promosi pariwisata, tetapi tidak bertempat di atau minim keterlibatan kampung-kampung tematik.
Ia pun berencana mengajak audiensi terkait masalah yang dihadapi kampung tematik dengan Sekda (Sekretaris Daerah) sekitar bulan Februari 2025.
View this post on Instagram
Tag: #kampung #tematik #kota #malang #belum #pulih #dari #pandemi #terhalang #inovasi #dana