Bersama Natsuki, Toyol Dolanan Nuklir Kolaborasikan Upacara Tradisional Jepang dan Mantra Jawa
Toyol Dolanan Nuklir menampilkan kolaborasi unik dengan penari asal Jepang, Natsuki. (RETNO DYAH AGUSTINA/JAWA POS)
11:08
10 April 2025

Bersama Natsuki, Toyol Dolanan Nuklir Kolaborasikan Upacara Tradisional Jepang dan Mantra Jawa

– Seniman suara eksperimental Toyol Dolanan Nuklir menampilkan kolaborasi unik dengan penari asal Jepang, Natsuki. Dalam waktu 15 menit, Toyol memainkan alat musik buatannya yang terbaru. Dalam kolaborasi tersebut, tiga budaya digabungkan melalui untaian lagu dan mantra. Yaitu Jepang, Jawa, dan Batak.

Pria bernama asli Abd Khafidz Fadli itu membacakan mantra-mantra Jawa. Gusti Ingkang Moho Suci, kulo nyuwun pangapuro dumateng. Tak hanya memohon maaf pada Tuhan, lewat mantra tersebut, Toyol juga memohon kekuatan dan kebijaksanaan dalam bertindak sebagai manusia.

Sambil bibirnya merapal, tangan Toyol lincah memainkan alat musik buatannya. Nada E-E-A-E dimainkan berulang kali. Instrumen itu mirip dengan alat musik biwa. Dengan bahan kayu dan empat senar, panjang instrumen seukuran kepala hingga ujung tulang ekor manusia. Penempatan senar ditata dengan analogi kepala manusia, ditarik dari ujung kepala, ke arah mata, telinga, hidung, dan mulut. “Saya bikin instrumen ini sekitar 5 hari,” tutur pria asal Sidoarjo itu.

Setelah membacakan mantra Jawa, Natsuki bergegas mengambil tugasnya menyanyikan lagu Jepang. Ia juga menampilkan upacara tradisional minum teh Jepang. Ia juga membawakan tarian Jepang dan menyanyikan lagu berjudul Wakei Seijaku. Lagu tersebut disajikan dengan gaya suara seorang sinden. “Natsuki sendiri sudah pernah bekerja di kuil di Kyoto selama 8 tahun, jadi menguasai proses upacara,” jelas Toyol.

Toyol dan Natsuki sepakat memilih nama Sakana-Kani yang melambangkan ikan dan kepiting. “Saya sebagai ikannya, terinspirasi dari tanggal kelahiran saya dalam tanggalan Jawa yang lekat dengan unsur air,” jawab alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember itu. Sedangkan, kani atau kepiting dilekatkan pada Natsuki yang berzodiak Cancer.

Toyol mengaku, menggabungkan budaya Jawa dan Jepang ternyata tak sepenuhnya sulit. “Ketika lagu Jepang dibawakan seperti sinden, cukup mudah mencampurkannya dengan mantra Jawa,” jawabnya. 

Karya mereka ditujukan sebagai bentuk pertemuan inovasi dan tradisi. Maka membedah mantra dan makna lagu yang tepat cukup memakan waktu. “Kami ingin menjembatani budaya, mitologi, dan kasih ruang untuk eksplorasi kreasi,” imbuhnya. Karya tersebut merupakan hasil residensi Toyol selama 3 bulan di Lifepatch, Yogyakarta.

Selain menggandeng Natsuki, pada beberapa pertunjukan seniman Jun Nero asal Batak juga turut bergabung. Ia memainkan alat musik sembari membacakan mantra dalam Bahasa Batak. “Ingin membuka ruang dialog lintas batas yang unik dan bermakna,” tandas Toyol. (dya)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #bersama #natsuki #toyol #dolanan #nuklirkolaborasikan #upacara #tradisional #jepang #mantra #jawa

KOMENTAR