Apa Itu Brain Rot dan Dampaknya Pada Kesehatan Mental?
Ilustrasi media sosial.(UNSPLASH/ADEM AY)
14:06
26 Januari 2025

Apa Itu Brain Rot dan Dampaknya Pada Kesehatan Mental?

- Di era digital yang serba cepat, istilah brain rot semakin sering digunakan. Istilah ini menggambarkan kondisi penurunan kualitas mental atau intelektual seseorang akibat konsumsi berlebihan terhadap konten yang dangkal atau tidak menantang, terutama dari platform daring. 

Fenomena ini menjadi sorotan karena konten-konten semacam itu cenderung membuat pikiran jenuh, kurang produktif, bahkan dapat memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. 

Dengan meningkatnya penggunaan media sosial dan aplikasi hiburan, brain rot kini dianggap sebagai salah satu dampak dari pola konsumsi digital yang tidak seimbang.

Lantas apa sebenarnya brain rot, dan bagaimana kondisi ini memengaruhi kesehatan mental pengguna? Selengkapnya KompasTekno mengulasnya lebih detail. 

Apa itu Brain Rot

Dilansir dari Oxford University Press, istilah "brain rot" pertama kali muncul dalam buku Walden karya Henry David Thoreau pada tahun 1854.

Dalam bukunya, Thoreau mengkritik kebiasaan masyarakat yang lebih suka memilih ide-ide sederhana dan dangkal daripada gagasan yang lebih kompleks dan menantang. 

Namun, di era digital saat ini, istilah brain rot mendapatkan makna baru, terutama di tengah lonjakan penggunaan media sosial.

Selama periode 2023 hingga 2024, frekuensi penggunaan istilah ini meningkat hingga 230 persen, menyoroti kekhawatiran yang terus berkembang tentang dampak konsumsi konten daring yang tidak berkualitas. 

Istilah ini menjadi populer di kalangan Gen Z dan Gen Alpha, khususnya di platform seperti TikTok, di mana konten viral sering kali bersifat dangkal atau humoris, tetapi minim nilai intelektual.

Beragam jenis konten daring yang dikaitkan dengan istilah brain rot sering kali bersifat viral dan cenderung tidak memiliki nilai intelektual yang signifikan. 

Meskipun istilah brain rot kerap digunakan secara santai atau dengan nada bercanda, istilah ini juga memicu diskusi yang lebih serius mengenai dampaknya terhadap kesehatan mental, khususnya pada anak-anak dan remaja. 

Beberapa penelitian dan panduan yang diterbitkan oleh lembaga kesehatan mental telah menyoroti pentingnya mengenali dan menghindari efek negatif dari konsumsi konten semacam ini. 

Hal ini menekankan perlunya membatasi paparan terhadap konten yang tidak mendukung pertumbuhan intelektual dan emosional.

Dampak Brain Rot pada kesehatan mental 

Masalah ingatan

Orang yang terlalu sering terpapar layar atau konten berkualitas rendah sering kesulitan mengingat hal-hal sederhana seperti nama, tanggal, atau kejadian baru-baru ini. 

Hal ini bisa berdampak buruk pada prestasi akademik maupun kehidupan pribadi, menimbulkan rasa frustrasi, dan menurunkan kepercayaan diri.

Sulit berkonsentrasi

Waktu layar yang berlebihan dapat membuat seseorang kesulitan fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi jangka panjang. Akibatnya, kemampuan memecahkan masalah dan produktivitas secara keseluruhan pun menurun.

Kelelahan mental 

Paparan konten yang tidak menantang secara terus-menerus dapat menyebabkan rasa lelah dan hilangnya motivasi. Kondisi ini sering kali memicu siklus menghindari aktivitas yang membutuhkan stimulasi mental, yang pada akhirnya memperburuk penurunan kemampuan kognitif.

Meningkatnya kecemasan dan depresi

Kebiasaan terus-menerus menggulirkan berita negatif (doomscrolling) dapat memicu perasaan sedih, putus asa, dan mudah marah. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan berkaitan dengan meningkatnya risiko kecemasan dan depresi.

Isolasi sosial 

Ketika kemampuan kognitif menurun, seseorang cenderung menarik diri dari interaksi sosial yang membutuhkan keterlibatan mental. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam hubungan serta meningkatkan rasa kesepian.

Kebiasaan Doomscrolling

Doomscrolling adalah perilaku mencari berita buruk secara berlebihan di internet, yang dapat menyebabkan rasa kewalahan karena terlalu banyak informasi. Kebiasaan ini sangat terkait dengan brain rot dan dapat meningkatkan tingkat stres serta berdampak buruk pada kesehatan mental.

Pola adiktif

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat membentuk kebiasaan yang adiktif. Hal ini membuat seseorang terus menggunakan platform ini meskipun menyadari dampak negatifnya. Ini dipicu oleh respons dopamin di otak, mirip dengan mekanisme yang terjadi pada kecanduan zat tertentu.

Pencegahan pada Brain Rot 

Untuk mencegah dampak buruk dari brain rot, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan, terutama oleh generasi muda yang menjadi pengguna utama media digital:

Saring konten yang dikonsumsi 

Pilihlah konten yang memberikan manfaat nyata, seperti wawasan baru, edukasi, atau inspirasi. Hindari konten yang hanya membuang waktu tanpa memberikan nilai positif.

Anda bisa mengikuti akun yang membahas topik menarik seperti teknologi, sains, seni, atau pengembangan diri untuk memastikan konsumsi digital lebih berkualitas.

Batasi waktu layar

Terlalu lama terpaku pada perangkat digital dapat memperburuk dampak brain rot. Terapkan batas waktu harian untuk penggunaan media sosial atau aplikasi hiburan. Misalnya, gunakan fitur screen time di ponsel Anda untuk memantau dan mengatur durasi penggunaan.

Bangun keseimbangan dengan aktivitas dunia nyata 

Berikan ruang bagi diri sendiri untuk menjalani aktivitas di luar dunia digital. Mengembangkan hobi seperti membaca, olahraga, memasak, atau seni dapat membantu meningkatkan kemampuan intelektual dan emosional. 

Selain itu, berinteraksi secara langsung dengan keluarga atau teman juga penting untuk menjaga koneksi sosial yang sehat.

Berhenti konsumsi berlebihan 

Konsumsi konten secara berlebihan sering kali menjadi pemicu utama brain rot. Tahan godaan untuk terus menggulir timeline media sosial tanpa tujuan jelas. 

Sebaliknya, fokuslah pada kegiatan yang lebih produktif dan memiliki dampak jangka panjang bagi perkembangan diri.

Edukasi diri tentang dampak digital 

Penting untuk memahami bagaimana penggunaan teknologi dapat memengaruhi kesehatan mental. Dengan menyadari potensi risiko, Anda bisa lebih bijak dalam mengatur pola konsumsi konten. Bacalah artikel, buku, atau tonton video yang membahas topik ini untuk meningkatkan pemahaman.

Dengan kesadaran akan dampak negatif dan upaya bersama untuk menerapkan kebiasaan digital yang lebih sehat, risiko brain rot dapat diminimalkan. 

Pengalaman digital yang lebih berkualitas tidak hanya membantu meningkatkan kesehatan mental, tetapi juga mendukung produktivitas dan kreativitas dalam kehidupan sehari-hari

Demikian ulasan mengenai Brain Rot dan dampaknya pada kesehatan mental. Semoga bermanfaat. 

Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno.

Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.

Tag:  #brain #dampaknya #pada #kesehatan #mental

KOMENTAR