Ada 260 Miliar Kali Serangan DDoS di Indonesia Selama 2023-2024
- Perusahaan penyedia layanan keamanan siber, cloud, dan Content Delivery Network (CDN), Akamai menyebut, jumlah serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS) di Indonesia meningkat sejak awal 2023 hingga pertengahan 2024.
Secara umum, DDoS adalah serangan siber yang bertujuan untuk mengganggu layanan jaringan atau situs web dengan cara membanjiri trafik palsu agar layanan tumbang.
Dalam paparannya, Akamai secara spesifik menyebut jenis serangan yang mereka riset adalah DDoS layer 7. Serangan ini menargetkan layer paling atas, yakni Application Layer, yang memungkinkan hacker berinteraksi langsung dengan aplikasi.
Pada periode Januari 2023 hingga Juni 2024, Indonesia mendapatkan total 260 miliar serangan DDoS layer 7.
Akamai tidak menyebutkan berapa persen kenaikan tersebut. Akan tetapi, hal itu membuat Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara teratas di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ) yang menjadi sasaran serangan DDoS.
Serangan DDoS di beberapa negara di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ), di mana Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara teratas yang paling rentan diserang, menurut laporan dari Akamai.
"Indonesia mendapatkan bagian cukup besar dari serangan DDoS layer 7, yang menyerang organisasi-organisasi di Indonesia," kata Reuben Koh, Director, Security Technology & Strategy Akamai dalam diskusi daring bersama media yang digelar Jumat (24/1/2025).
Salah satu alasannya adalah karena Indonesia sedang bertransformasi ke digitalisasi. Selain itu, Indonesia juga negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2024.
Nilainya ditaksir mencapai 90 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.420 triliun, menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company.
Oleh karena itu, hakcer mulai mengamati proses digitalisasi dan memanfaatkan peluang ekonomi digital yang dimiliki Indonesia.
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tapi negara ini (Indonesia) sudah bergerak sangat cepat," jelas Reuben.
Negara yang paling menjadi sasaran serangan DDoS di kawasan APJ adalah Singapura, dengan total 2,9 triliun serangan dalam kurun waktu yang sama.
Disusul India dengan 959 miliar serangan (posisi kedua), dan Korea Selatan dengan 544 miliar serangan (posisi ketiga) di periode yang sama.
Secara umum, serangan DDoS di kawasan APJ naik lima kali dalam 18 bulan. Pada bulan Januari 2023, serangan DDoS yang terpantau mencapai 50 miliar per bulan.
Angka itu kemudian melesat, mencapai hampir 450 miliar serangan per bulan pada Januari 2024, lalu turun sekitar 400 miliar serangan pada Mei 2024.
Keamanan fundamental krusial
Reuben mengatakan, seluruh organisasi di berbagai sektor, harus mengupayakan keamanan fundamental di setiap layanannya.
Misalnya, perusahaan penyedia layanan, perlu memastikan apakah mereka memiliki Multi-Factor Authentication (MFA) bagi penggunanya untuk memproteksi kredensial.
Apakah mereka bisa memantau keamanan tansaksi dan memiliki visibilitas yang tepat, dalam hal siapa yang bisa mengakses apa dan dari mana.
Reuben juga menyarankan, perusahaan perlu memiliki rencana respons insiden saat ada serangan terdeteksi.
"Jadi, dasar-dasar keamanan siber seperti itu harus dimiliki organisasi, karena tanpa ini, sangat sulit bagi mereka untuk mencoba melawan ancaman keamanan tingkat lanjut," jelas Reuben.
Reuben Koh, Director, Security Technology & Strategy Akamai untuk Asia Pasifik dan Jepang (APJ), mempresentasikan laporan tentang tren siber tahun 2024 dan 2025 lewat video konferensi Zoom, Jumat (24/1/2025).
Reuben mengatakan, penyedia layanan perlu memahami permukaan serangan yang terjadi, yakni berupa paparan risiko dari aset TI di seluruh organisasinya.
Sebab, penyedia layanan melakukan digitalisasi atau bertransformasi ke digital dengan sangat cepat. Sehingga, permukaan serangan akan meningkat dengan sangat cepat.
"Misalnya, Anda menempatkan beberapa aplikasi di cloud, jika Anda mengekspos beberapa API (Application Programming Interface/antarmuka pemrograman aplikasi) dan bekerja dengan layanan pihak ketiga, permukaan serangan Anda akan meningkat," jelas Reuben.
Ia menambahkan, organisasi perlu terus mengevaluasi kembali postur keamanan mereka, berdasarkan seberapa besar permukaan serangan yang terjadi dan apakah mereka memiliki jenis perlindungan yang tepat saat permukaan serangan meluas.
Tag: #miliar #kali #serangan #ddos #indonesia #selama #2023 #2024