10 Ekspedisi Paling Menyeramkan ke Antartika
Pemandangan di Antartika. [Shutterstock]
20:08
22 Januari 2025

10 Ekspedisi Paling Menyeramkan ke Antartika

Antartika, yang selama ini dianggap sebagai simbol keheningan dan misteri, menutupi ujung selatan planet kita. Sebagai salah satu formasi daratan terbesar di dunia, kawasan ini sering terlihat sebagai massa putih yang luas dan tak berujung. Namun, di bawah lapisan es yang tampaknya tak terjangkau, terdapat banyak misteri yang menunggu untuk diungkap.

Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Wilkes Land Anomaly, sebuah kawah tumbukan besar yang memiliki gaya gravitasi sangat kuat di pusatnya. Anomali ini menciptakan "gelembung" gravitasi yang dapat terdeteksi hingga luar angkasa.

Para ilmuwan berpendapat bahwa ini mungkin sisa-sisa asteroid yang menghantam Bumi jutaan tahun lalu, tetapi banyak yang meragukan bahwa asteroid biasa bisa menghasilkan medan gravitasi sedemikian rupa. Selain itu, terdapat formasi aneh yang terlihat dari udara, termasuk struktur sepanjang lebih dari 23 kilometer yang diduga hasil rekayasa.

Misteri-misteri ini telah menarik perhatian banyak pejabat tinggi dan ekspedisi militer selama abad terakhir. Berikut adalah sepuluh contoh menarik dari ekspedisi terkenal yang berhubungan dengan Antartika yang dirangkum Suara.com dari listverse.

1. Neuschwabenland

Pada tahun 1939, Reich Ketiga melakukan ekspedisi ke Antartika. Ya, benar sekali, Nazi berusaha membangun pangkalan di benua beku tersebut. Namun, tujuan pasti dari ekspedisi ini masih menjadi tanda tanya besar.

Apa manfaat ilmiah atau ekonomi yang bisa diperoleh oleh Hitler dari lokasi yang sangat dingin, tak berpenghuni, dan sulit diakses untuk mengambil sumber daya? Sampai hari ini, hal itu belum bisa dijelaskan dengan jelas.

Meski begitu, kurangnya bukti nyata tak menghalangi dunia untuk berspekulasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Setelah kekalahan Nazi pada tahun 1945, dua kapal selam Jerman ditemukan tiba di Argentina dengan awak lengkap.

Meskipun kita mungkin tak akan pernah mengetahui tujuan pasti mereka sebelum jatuhnya Hitler, banyak yang mempertanyakan alasan kapal selam tersebut berada di belahan bumi selatan, selain sekadar mengunjungi Antartika.

Namun, misteri Nazi di belahan bumi selatan tidak hanya berhenti pada pangkalan Antartika yang kemungkinan dihiasi dengan simbol swastika.

Baru-baru ini, beberapa dokumen yang dideklasifikasi dari arsip JFK juga menimbulkan pertanyaan baru. Dokumen tersebut tampaknya menunjukkan bahwa Hitler mungkin selamat dari perang dan bersembunyi di Kolombia.

2. Operasi Tabarin

Jerman bukan satu-satunya pihak yang tertarik pada benua es Antartika selama Perang Dunia II. Pada tahun 1943, di tengah puncak perang, Inggris meluncurkan ekspedisi penuh awak yang dikenal sebagai Operasi Tabarin.

Langkah ini mengundang tanda tanya besar. Mengapa pengawasan terhadap armada pemburu paus dan mencegah kapal musuh berlabuh di wilayah terpencil ini dianggap sangat penting?

Bahkan, operasi ini melibatkan kapal militer canggih dengan awak lengkap, meskipun lokasinya jauh dari pusat konflik di Pasifik dan Eropa. Ada spekulasi bahwa langkah ini mungkin dipicu oleh rumor tentang keberadaan pangkalan Nazi di Antartika.

Dalam konteks perang, gagasan tentang Nazi yang memiliki pijakan di wilayah beku tersebut tentu cukup mengkhawatirkan, meskipun bukti konkret tentang hal itu belum pernah ditemukan.

Yang kita tahu pasti, Operasi Tabarin bertahan selama dua musim dingin di Antartika dan dianggap sangat berhasil. Misi ini tidak hanya mencapai tujuan strategisnya, tetapi juga menjadi momen berharga bagi para pesertanya.

3. Operasi Highjump

Pada tahun 1946, ketika bayang-bayang Perang Dunia II masih segar dalam ingatan, Amerika Serikat mengirim ekspedisi besar-besaran ke Antartika.

Misi yang dikenal sebagai Operasi Highjump ini melibatkan 13 kapal perang, 33 pesawat, dan dipimpin oleh Laksamana Richard E. Byrd, seorang tokoh terkenal karena penerbangan solonya di atas benua es tersebut.

Secara resmi, tujuan misi ini adalah untuk melatih operasi militer dalam kondisi es dan memperkuat kehadiran Amerika di Antartika. Langkah ini tidak sulit dipahami, mengingat situasi Perang Dingin yang mulai memanas dengan Uni Soviet. Amerika mempersiapkan diri untuk kemungkinan konflik di medan ekstrem seperti Siberia.

Namun, spekulasi tentang tujuan sebenarnya Operasi Highjump tak pernah surut. Beberapa teori mengklaim bahwa misi tersebut bertujuan untuk menghancurkan pangkalan Nazi yang konon tersembunyi di Antartika. Kisah ini, meski belum terbukti kebenarannya, terus memicu imajinasi banyak orang.

Hasil dari Operasi Highjump sendiri tetap menjadi misteri. Laporan-laporan yang saling bertentangan membuat publik bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi selama misi itu. Yang jelas, misi tersebut memakan korban, dengan setidaknya tiga penerbang Angkatan Laut tidak pernah kembali ke rumah.

Operasi Highjump masih menjadi salah satu bab penuh teka-teki dalam sejarah eksplorasi Antartika. Apakah ini hanya misi militer biasa atau bagian dari cerita yang lebih besar, mungkin jawabannya tetap terkubur di es benua paling dingin di dunia ini.

4. Pangeran Harry

Antartika, benua es yang penuh dengan keanehan sejarah, terus menarik perhatian dunia hingga saat ini. Salah satu yang menjadi sorotan adalah ekspedisi yang dipimpin oleh Pangeran Harry pada tahun 2013.

Sebagai pewaris kelima tahta Kerajaan Inggris, Harry memimpin perjalanan ke Kutub Selatan dengan tujuan mulia: menghormati 12 prajurit pria dan wanita yang terluka, yang bergabung dengannya dalam misi tersebut.

Awalnya, perjalanan ini dirancang sebagai pawai kompetitif melintasi 320 kilometer menuju pusat Antartika. Namun, setelah tiba di medan berat yang membentang sepanjang jalur, tim memutuskan untuk membatalkan aspek kompetisi dan melanjutkan perjalanan dengan semangat kebersamaan. Veteran dari Amerika, Inggris, dan Australia berjalan bersama di tengah kondisi ekstrem.

Meski ekspedisi ini berjalan tanpa insiden aneh, kehadiran Pangeran Harry menambah daftar panjang pejabat tinggi yang mengunjungi Antartika dalam beberapa tahun terakhir, tren yang menimbulkan pertanyaan dan spekulasi.

Pangeran Harry (Instagram/@sussexroyal)Pangeran Harry (Instagram/@sussexroyal)

5. Patriark Kirill

Salah satu kisah paling menarik terkait kunjungan tokoh penting ke Antartika adalah perjalanan Patriark Kirill, pemimpin Gereja Ortodoks Timur, pada Februari 2016. Sebelumnya, ia mengadakan pertemuan bersejarah di Kuba dengan Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma.

Pertemuan ini menjadi momen besar, karena merupakan yang pertama kalinya sejak Skisma Besar 1.000 tahun lalu yang memisahkan gereja Timur dan Barat.

Namun, perhatian dunia meningkat ketika hanya beberapa hari setelah pertemuan tersebut, Patriark Kirill diumumkan akan bergabung dengan kapal angkatan laut Rusia, Admiral Vladimirsky, dalam pelayaran menuju Antartika.

Langkah ini menimbulkan spekulasi, terutama karena kapal tersebut dilaporkan membuat pemberhentian tidak biasa di pelabuhan Jeddah, Arab Saudi, sebelum melanjutkan perjalanan.

Pada saat itu, Rusia dan Arab Saudi berada dalam persaingan ekonomi yang sengit, sehingga banyak yang bertanya-tanya apa tujuan sebenarnya dari kunjungan tersebut.

Alasan resmi kunjungan Patriark Kirill ke Antartika adalah untuk berdoa di sebuah gereja Ortodoks kecil yang telah didirikan di benua tersebut beberapa dekade sebelumnya.

Namun, banyak yang meragukan apakah perjalanan sejauh itu hanya untuk memberkati sebuah gereja kecil di tengah benua es yang kosong.

6. Tom Hanks

Gereja Ortodoks Trinity, sebuah kapel kecil yang berdiri di tengah benua es Antartika, tampaknya memiliki daya tarik tersendiri bagi para tokoh terkenal.

Pada Februari 2016, selain Patriark Kirill, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, aktor Hollywood Tom Hanks juga diketahui mengunjungi gereja tersebut.

Bagi Hanks, kunjungan ini mungkin terasa pribadi. Ia memeluk agama Kristen Ortodoks Yunani sebelum menikahi istrinya, Rita Wilson, dan telah menjalani kehidupan berkeluarga yang selaras dengan keyakinannya selama hampir 30 tahun.

Dengan latar belakang ini, tidak mengherankan jika Hanks merasa perlu untuk mengunjungi "takhta Tuhan di Antartika" dan bertemu dengan komunitas kecil yang menjaga gereja tersebut.

Namun, yang menarik perhatian adalah waktu kunjungan tersebut. Hanks dan Patriark Kirill dilaporkan beribadah di kapel kecil itu dalam waktu yang sangat berdekatan, bahkan mungkin bersamaan. Apakah ini hanya kebetulan, atau ada sesuatu yang lebih besar di balik momen ini?

Meskipun tidak ada konfirmasi pasti tentang interaksi antara keduanya, fakta bahwa seorang aktor papan atas dan seorang pemimpin agama global memilih mengunjungi gereja kecil di benua es dalam waktu yang hampir bersamaan tentu memancing rasa ingin tahu.

Apakah kunjungan ini murni kebetulan, atau Antartika kembali menjadi panggung bagi cerita misterius lainnya?

Gereja Trinity mungkin kecil dan sederhana, tetapi kisah di sekitarnya menunjukkan bahwa bahkan di tengah padang es yang sunyi, benua ini tetap mampu menyimpan rahasia yang menarik perhatian dunia.

7. Menteri Pertahanan Selandia Baru

Meskipun bukan negara yang paling dekat dengan Antartika, Selandia Baru memiliki peran besar di benua es tersebut. Pasukan Pertahanan Selandia Baru secara rutin hadir di Antartika, melindungi personel di Pangkalan Scott dan Stasiun McMurdo dari ancaman, baik dari lingkungan ekstrem maupun diri mereka sendiri.

Pada Februari 2017, Menteri Pertahanan Selandia Baru, Ron Mark, melakukan kunjungan yang awalnya terlihat seperti inspeksi rutin kepada pasukan negaranya. Namun, setelah perjalanan tersebut, ia menggambarkan pengalaman itu sebagai sesuatu yang "membuka mata."

Sebagai seseorang dengan karir panjang di dunia pertahanan, pernyataan ini tentu menimbulkan rasa ingin tahu. Apa yang sebenarnya disaksikan oleh Ron Mark di Antartika yang begitu mengejutkan, bahkan bagi seorang menteri pertahanan berpengalaman?

Gunung es di Antartika. [Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research (AWI)]Gunung es di Antartika. [Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research (AWI)]

8. John Kerry

Jika perjalanan Ron Mark ke Antartika mengundang tanya, kisah John Kerry lebih membingungkan. Pada 8 November 2016, saat warga Amerika Serikat sibuk menantikan hasil salah satu pemilu paling bersejarah dalam sejarah negara tersebut, John Kerry, mantan menteri luar negeri dan mantan calon presiden, memutuskan untuk berada di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk politik: Antartika.

Sebagai diplomat AS dengan jabatan tertinggi yang pernah mengunjungi benua tersebut, Kerry memilih menghabiskan hari pemilu di tempat paling terpencil di dunia.

Langkah ini memicu spekulasi. Apakah Kerry sekadar memanfaatkan kesempatan terakhir sebelum masa jabatannya berakhir dengan perjalanan yang didanai pembayar pajak? Atau adakah alasan lain yang lebih dalam di balik kunjungannya?

Michael Rubin, seorang peneliti di lembaga konservatif AEI, menyebut perjalanan Kerry sebagai "sia-sia." Ia menyoroti bahwa tidak ada diplomat lain di Antartika yang bisa diajak bernegosiasi. Jadi, apa sebenarnya tujuan kunjungan itu?

9. Buzz Aldrin

Sebagai salah satu manusia pertama yang menginjakkan kaki di Bulan, Buzz Aldrin tampaknya tidak puas hanya dengan menjelajah luar angkasa.

Pada akhir November 2016, Aldrin yang saat itu berusia 86 tahun memulai perjalanan ke Kutub Selatan. Namun, ekspedisi tersebut harus berakhir lebih awal karena ia mengalami gejala penyakit ketinggian.

National Science Foundation segera mengevakuasi Aldrin ke Christchurch, Selandia Baru, di mana ia menerima perawatan medis. Saat dirawat di rumah sakit, ia mendapat kunjungan dari Wakil Administrator NASA, Dava Newman, yang baru saja menyelesaikan kunjungannya sendiri ke Antartika.

Dalam sebuah cuitan, Aldrin menyebut Newman mampir untuk memberinya salam, tetapi momen ini menimbulkan pertanyaan menarik:

Mengapa Aldrin, yang sudah lanjut usia dan rentan terhadap penyakit ketinggian, diizinkan melakukan perjalanan berisiko seperti itu? Lebih aneh lagi, mengapa Newman, pejabat tinggi NASA, mengunjungi Antartika hanya beberapa minggu setelah kunjungan John Kerry?

Dan apa yang membuatnya merasa perlu bertemu dengan Aldrin di ranjang rumah sakit untuk sebuah pertemuan yang terlihat seperti pengarahan penting?

10. Piri Reis

Menariknya, beberapa pertanyaan tentang Antartika mungkin sudah dimulai berabad-abad yang lalu. Salah satu misteri terbesar terkait benua ini adalah Peta Piri Reis, yang digambar pada tahun 1513 oleh seorang laksamana dan kartografer Turki bernama Piri Reis.

Peta ini, ditemukan pada tahun 1929, menggambarkan garis pantai yang menyerupai Antartika dengan tingkat detail yang mengejutkan.

Hal yang membuatnya aneh adalah fakta bahwa peta tersebut tidak menunjukkan lapisan es, meskipun wilayah itu telah tertutup es selama ribuan tahun.

Piri Reis sendiri mengaku mendasarkan peta ini pada sumber-sumber kuno, yang menimbulkan pertanyaan besar: siapa yang menciptakan sumber-sumber itu, dan bagaimana mereka tahu bentuk asli Antartika sebelum tertutup es?

Teknologi modern seperti instrumen seismik dan satelit kini telah mengonfirmasi bahwa garis pantai yang digambarkan dalam peta itu sangat akurat.

Jika benar bahwa Piri Reis mendasarkan peta tersebut pada informasi dari masa ketika Antartika tidak tertutup es, ini bisa mengubah pandangan kita tentang sejarah manusia.

Peta itu juga mencantumkan gambar-gambar yang memicu imajinasi: pohon-pohon palem, monster berambut putih, ular raksasa, hingga reruntuhan kuno.

Jika ini benar-benar mewakili Antartika di masa lalu, maka benua es ini mungkin menyimpan lebih banyak rahasia tentang asal-usul peradaban kita.

Antartika, dengan segala misteri dan sejarahnya, terus menarik perhatian banyak orang. Dari ekspedisi militer hingga kunjungan tokoh terkenal, benua es ini menyimpan rahasia yang mungkin akan terus terungkap seiring waktu.

Siapa tahu, mungkin di masa depan kita akan menemukan lebih banyak kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi di belahan bumi paling selatan ini.

Kontributor : Pasha Aiga Wilkins

Editor: Agung Pratnyawan

Tag:  #ekspedisi #paling #menyeramkan #antartika

KOMENTAR