Riset Cisco: Hanya 19 Persen Perusahaan di Indonesia Siap Adopsi AI
Ilustrasi logo Cisco.(Kompas.com/BILL CLINTEN)
09:36
16 Januari 2025

Riset Cisco: Hanya 19 Persen Perusahaan di Indonesia Siap Adopsi AI

- Perusahaan yang bergerak di bidang jaringan dan komunikasi, Cisco, merilis laporan tahunan bertajuk AI Readiness Index 2024 pada Rabu (15/1/2025).

Laporan ini mengungkap kesiapan perusahaan di Indonesia dalam menerapkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Laporan ini menunjukkan bahwa hanya 19 persen perusahaan di Indonesia yang sepenuhnya siap untuk menerapkan dan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023, di mana ada 20 persen perusahaan dinyatakan siap.

Managing Director Cisco Indonesia Marina Kacaribu mengatakan, penurunan ini mencerminkan adanya tantangan signifikan dalam mengadopsi dan mengimplementasikan AI di tanah air.

"Pada 2023 lalu ada 20 persen perusahaan yang ready embracing AI (siap menggunakan AI). Ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ini," kata Marina dalam jumpa pers di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (15/1/2025). 

Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu, mengatakan bahwa index kesiapan perusahaan di Indonesia dalam mengadopsi AI menurun pada 2024 lalu. Ada beberapa faktor yang jadi penyebab. KOMPAS.com/YUDHA PRATOMO Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu, mengatakan bahwa index kesiapan perusahaan di Indonesia dalam mengadopsi AI menurun pada 2024 lalu. Ada beberapa faktor yang jadi penyebab.

Laporan ini disusun berdasarkan survei terhadap 3.660 pemimpin senior bisnis di 14 pasar Asia Pasifik, Jepang, dan Cina (APJC), yang bertanggung jawab atas integrasi dan penerapan AI di perusahaan mereka.

Menurut Marina, indeks kesiapan AI diukur berdasarkan enam pilar utama strategi, infrastruktur, data, tata kelola, talenta, dan budaya. Marina mengatakan, ada beberapa faktor penyebab turunnya persentase kesiapan perusahaan di Indonesia mengadopsi teknologi AI.

Infrastruktur dan investasi jadi tantangan

Marina mengatakan, salah satu kendala utama yang diidentifikasi adalah kesiapan infrastruktur. Ada kesenjangan di beberapa area lain yakni komputasi, performa jaringan pusat data, dan keamanan siber.

Menurut riset Cisco, hanya 34 persen perusahaan yang memiliki pengolah grafis (GPU) untuk memenuhi kebutuhan AI saat ini dan masa depan. Kemudian hanya 49 persen memiliki sistem keamanan data yang mencakup enkripsi, audit keamanan, dan pengawasan berkelanjutan.

Meski demikian, perusahaan di Indonesia terus berinvestasi dalam AI. Sekitar 52 persen perusahaan mengalokasikan 10 hingga 30 persen anggaran IT mereka untuk AI, dengan fokus pada keamanan siber, infrastruktur IT, serta analisis dan manajemen data.

Namun, hasil investasi tersebut masih jauh dari harapan. Lebih dari seperempat responden melaporkan bahwa hasil penerapan AI belum sesuai dengan ekspektasi, baik dalam hal efisiensi operasional maupun inovasi bisnis.

Padahal, urgensi penerapan AI di Indonesia terus meningkat. Sebanyak 99 persen perusahaan menyatakan pentingnya AI dalam strategi bisnis mereka tahun depan, dengan dorongan terbesar berasal dari CEO dan tim eksekutif (70 persen), diikuti oleh jajaran direktur (48 persen) dan manajemen menengah (40 persen).

Guna mengatasi tantangan ini, lebih dari sepertiga perusahaan berencana mengalokasikan lebih dari 40 persen anggaran IT mereka untuk investasi AI dalam empat hingga lima tahun ke depan.

"Ini meningkat signifikan dari 3 persen perusahaan yang melakukan hal serupa baru-baru ini," kata Marina.

Kendala Sumber Daya Manusia

Selain infrastruktur, kurangnya talenta terampil menjadi hambatan utama. Tantangan ini terlihat pada hampir semua aspek AI, mulai dari pengelolaan infrastruktur hingga tata kelola data.

Menurut Anupam Trehan, VP People and Communities APJC Cisco, kolaborasi antara sektor swasta, institusi pendidikan, dan pemerintah sangat diperlukan untuk mengembangkan talenta lokal yang mampu mendukung inisiatif AI.

"Talenta akan menjadi pembeda utama dalam persaingan adopsi AI. Perusahaan perlu berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki saat ini untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat," ujar Trehan.

Tag:  #riset #cisco #hanya #persen #perusahaan #indonesia #siap #adopsi

KOMENTAR