



Merasakan Mudik dengan Hyundai Stargazer, Fitur Line Keeping Assist dan Cruise Control Bikin Nyetir Lebih Santai
Hyundari Stargazer adalah salah satu mobil di segmen low multipurpose vehicle (LMPV) yang berhasil mencuri perhatian khalayak sejak diluncurkan pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022.
Pandangan pertama kepada mobil ini berhasil memikat perhatian berkat desainnya yang tak biasa. Garis desain Stargazer sangat berbeda jika dibandingkan dengan pesaing-pesaing di kelasnya. Penampakannya secara umum cenderung futuristik dan agresif yang menggabungkan siluetnya yang oval dengan garis-garis meruncing yang terdapat di sekujur tubuh mobil.
Wartawan JawaPos.com sempat menjajal mengendarai Stargazer untuk perjalanan mudik lebaran tahun ini, sekaligus me-review berbagai keunggulan yang ada di dalamnya. Mobil yang dikendarai untuk mudik adalah Stargazer Prime, yang merupakan varian tertinggi.
Perjalanan mudik dilakukan dari Bukit Cimanggu City, Bogor, menuju Rungkut, Surabaya. Perjalanan mudik tersebut menempuh jarak 818 kilometer melalui tol Trans Jawa. Perjalanan tersebut dilakukan pada 8 April 2024 tepat pada pukul 09.15.
Ada empat orang yang ikut dalam perjalanan tersebut. Dua orang dewasa dan dua orang anak. Namun, karena kabin yang lega. Duduk tetap nyaman walau membawa barang-barang yang cukup banyak.
Mudik diawali dengan masuk ke Tol Lingkar Luar, Bogor. Menuju ke tol Jagorawi. Ekitar Perjalanan masih lancar saat memasuki jalan layang bebas hambatan Mohammaed Bin Zayed sampai ke Cikampek. Ketika itu, kecepatan masih bisa menembus 100 kilometer per jam. Karena itu, otomatis konsumsi BBM pun sangat irit. Saat mengintip di odometer, konsumsi BBM tembus 20 kilometer per liter.
Memasuki ruang tol Cikopo Palimanan (Cipali), kemacetan baru terlihat. Kami memilih tetap berjalan di lajur biasa meskipun pihak berwenang sudah membuka lajur seberang untuk one way (satu arah) ke arah Surabaya. Kemacetan tersebut terutama terjadi sebelum memasuki rest area, kemudian mulai berkurang saat meninggalkan rest area.
Berlajut ke ruas-ruas tol berikutnya, kemacetan masih terus mewarnai walau tidak begitu parah. Kemacetan baru terasa agak parah saat melewati gerbang tol Kalilangkung, Tegal. Itu karena, kebijakan one way sudah tidak berlaku. Artinya, kendaraan ke arah timur harus melalui jalur biasa. Sedangkan di jalur seberang diperuntukkan untuk kendaraan yang menuju ke barat.
Kemacetan yang sebenarnya baru terasa saat memasuki tol Semarang-Batang. Terlihat di google maps, semua jalur merah membara. Nah, untuk memantau situasi lalu-lintas, tidak perlu repot-repot membuka ponsel. Cukup mengoneksikan smartphone melalui Android Auto yang sudah built-in dalam head unit 8 di dalam kokpit Stargazer. Ketika berkendara dengan Stargazer pun tidak perlu repot-repot mencolokkan kabel USB, karena sudah disediakan port wireless charging.
Konsentrasi pun tinggal teruju ke jalan, tanpa harus repot memikirkan baterai ponsel yang menipis. Saat terjebak dalam situasi kemacetan, fitur-fitur seperti cruise control dan line keeping assist memang belum bisa dinikmati dengan maksimal. Namun, ketika memasuki tol Semarang-Solo yang jalannya relatif lengang, kedua fitur tersebut bisa dipakai dengan maksimal.
Pengemudi hanya perlu menempatkan kedua tangan di atas roda kemudi, fitur line keeping assist akan memastikan mobil tetap berjalan di dalam garis. Kaki pun bisa bersantai saat cruise control diaktifkan. Kedua fitur tersebut sangat membantu saat mengemudi jarak jauh, karena membuat pengemudi bisa sedikit bersantai sembari tetap berkonstrasi dengan lalu-lintas jalan.
Dalam kondisi jalanan lowong, gas pun bisa sedikit ditekan sampai kecepatan menembus 100 kilometer per jam. Mesinnya yang mampu mengeluarkan 113 hp dengan torsi 144 Nm pun terasa bertenaga dan mumpuni.
Pada kecepatan tinggi manuver dengan Stargazer pun terbilang oke, tidak terasa limbung. Efek body roll pun bisa diredam dengan baik.
Walau seluruh perjalanan dilakukan di dalam ruas tol, tetapi ada kalanya mobil melewati jalanan bergelombang dan tidak rata. Namun, dengan ground clearance yang mencapai 195 mm (untuk seri Prime), mobil tidak gasruk atau mentok. Perjalanan pun berjalan lancar sampai di Surabaya. Mengenai suspensi, walau tidak bisa dibilang empuk banget, tapi suspensi Stargazer juga tidak keras.
Perjalanan mudik dari Bogor menuju Surabaya tersebut memakan waktu tempuh 16 jam, 6 menit, dengan jarak tempuh 818,6 kilometer. Sedangkan konsumsi BBM-nya menembus 16,3 kilometer per liter. Relatif irit untuk MPV berkubikasi mesin 1.500 cc.
Overall, driving experience-nya saat mengendarai Stargazer terasa menyenangkan. Secara umum, di segmen MPV yang menjadi salah satu segmen mobil paling favorit di Indonesia, Stargazer sangat layak untuk menjadi pilihan. Itu berarti Stargazer pun punya value yang sangat kompetitif bersanding dengan jenis-jenis MPV lain dari berbagai brand yang mengeluarkan mobil sejenis di Indonesia. (*)
Tag: #merasakan #mudik #dengan #hyundai #stargazer #fitur #line #keeping #assist #cruise #control #bikin #nyetir #lebih #santai