Meta Akuisisi Scale AI, Perusahaan Pelabelan Data yang Dipakai Google dan Microsoft
Ilustrasi Meta, induk dari Facebook, Instagram, Threads, dan WhatsApp(NOYB)
11:06
15 Juni 2025

Meta Akuisisi Scale AI, Perusahaan Pelabelan Data yang Dipakai Google dan Microsoft

- Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp resmi mengakuisisi perusahaan rintisan di bidang pelabelan data, Scale AI.

Berbeda dari perusahaan AI besar lain yang fokus pada pengembangan model (seperti OpenAI atau Anthropic), Scale AI justru fokus menyediakan bahan bakar utama AI, yaitu data berkualitas tinggi.

Sejumlah perusahaan teknologi besar dunia saat ini menggunakan Scale AI karena  unggul dalam pelabelan data berskala besar (teks, gambar, video, lidar, sensor 3D) serta evaluasi dan validasi model (melalui sistem evaluasi SEAL - Safety, Evaluation, and Alignment Lab).

Perusahaan-perusahaan teknologi besar dunia yang menggunakan layanan Scale AI tersebut termasuk Google, Microsoft, dan bahkan perusahaan pembuat chatbot ChatGPT, yaitu OpenAI.

Akuisisi ini dilakukan dengan pembelian 49 persen saham Scale AI oleh Meta, dengan nilai investasi sebesar 14,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 233 triliun). 

Akuisisi Meta terhadap Scale AI disebut-sebut menjadi bagian dari ambisi perusahaan untuk mengembangkan dan memperbaiki teknologi kecerdasan buatan (AI) miliknya, yang dianggap masih bermasalah dan tertinggal jauh dari para pesaing.

Ambisi Meta dalam mewujudkan AI ini juga ditunjukkan oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg yang disebut secara aktif merekrut tim peneliti dari perusahaan pesaing, seperti Google agar bergabung ke perusahaannya dan menawarkan penggantian kompensasi dengan nilai tinggi.

Dalam kesepakatan akuisisi Meta terhadap Scale AI pun, Zuckerberg bahkan disebut sampai memboyong CEO Scale AI, Alexandr Wang untuk bergabung dalam tim peneliti dan menunjuknya sebagai kepala pimpinan laboratorium AI baru Meta.

Laboratorium ini kabarnya akan berfokus pada pembangunan kecerdasan buatan yang disebut sebagai "Superintelligence". Juru bicara Meta, Ashley Zandy menyebut perusahaan akan mengumumkan lebih banyak terkait tim tersebut dalam beberapa minggu mendatang.

Dalam memo internalnya kepada karyawan Scale, Wang menyampaikan bahwa akuisisi melalui penggelontoran dana investasi Meta ke perusahaan merupakan tonggak penting dalam menjalankan misi Scale.

"Scale kini menjadi salah satu perusahaan paling berpengaruh di dunia, yang mempercepat pengembangan teknologi yang mungkin paling penting dalam sejarah manusia," tulis Wang dikutip The Verge.

Meski berpindah tugas, Wang disebut masih akan tetap menjabat sebagai dewan direksi di Scale AI. Perusahaan juga akan terus beroperasional seperti biasa namun dengan CEO baru, yakni mantan Chief Strategy Officer Scale AI, Jason Droege.

Ambisi Meta terhadap AI

Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). WIKIMEDIA COMMONS/JERNEJ FURMAN Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Seperti yang disebutkan di atas, langkah Meta dalam mengakuisisi sebagian saham di perusahaan Scale AI merupakan salah satu ambisi perusahaan yang ingin mengembangkan dan memperbaiki teknologi AI mereka karena dianggap masih bermasalah.

Sebab, pada debut pertama dari peluncuran model AI Meta sebelumnya, yakni Llama 4, disebut sangat mengecewakan. Perilisannya pun dilaporkan sembar beberapa kali mengalami penundaan.

Menurut laporan TheVerge, penundaan tersebut terjadi karena Meta terbukti melakukan manipulasi pada papan peringkat publik, untuk membuat model AI terbarunya itu seolah-olah memiliki performa unggul, padahal kenyataannya tidak.

Ambisi Meta terhadap teknologi AI pun masih terus berlanjut dengan merilis versi terbesar dan termahal dari model Llama tersebut, dengan nama Llama 4 Behemoth. Model ini dilaporkan masih belum juga rilis padahal sudah diumumkan Meta sejak April lalu.

Adapun upaya untuk mewujudkan pengembangan teknologi AI ini memang menjadi salah satu prioritas perusahaan pada tahun 2025. Disebutkan bahwa Zuckerberg ingin agar teknologi AI miliknya, yaitu Meta AI bisa bersaing dengan model AI ternama seperti ChatGPT dari OpenAI.

Ia juga menyatakan keinginannya supaya Meta AI bisa menjadi "AI pribadi terkemuka" dan "membangun kecerdasan umum yang lengkap" bagi penggunanya di seluruh dunia. Baru-baru ini, Zuckerberg menyebut bahwa Meta AI telah memiliki hingga satu miliar pengguna. 

Google dan Microsoft ancam putus kerja sama 

Ilustrasi Google Office.The New York Times Ilustrasi Google Office.

Adapun kabar akuisisi Meta terhadap sebagian saham Scale AI ini ternyata menuai kekhawatiran besar dari perusahaan teknologi lain yang bersaing dengan Meta, termasuk Google.

Menurut laporan Reuters, perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat tersebut dikabarkan akan memutuskan hubungan (cut off) dengan Scale AI. Informasi ini diungkap dari lima sumber utama yang diklaim mengetahui masalah tersebut.

Sumber menyebut, awalnya Google telah berencana untuk membayar kontrak sekitar 200 juta dollar AS ke Scale AI pada tahun ini. Dana tersebut kabarnya ditujukan untuk pelatihan data berlabel manusia yang diklaim sangat penting dalam pengembangan teknologi AI buatan mereka, yaitu Gemini.

Namun, setelah Meta mengumumkan dana investasi dan akuisisi sebagian besar saham Scale AI, Google disebut langsung mencari alternatif penyedia layanan serupa dengan menghubungi perusahaan teknologi pesaing Scale AI.

Alasan Google memutus kerja sama dengan Scale AI yaitu karena perusahaan khawatir bahwa Meta bisa melihat data dan informasi penting milik mereka. 

Hal ini dikarenakan Scale AI adalah perusahaan yang menyediakan pelayanan data, di mana setiap perusahaan yang berkontrak dengan Scale AI maka perusahaan tersebut akan sering berbagi data kepemilikan serta produk prototipe mereka.

Dengan Meta yang sekarang mengambil alih 49 persen saham Scale AI, Google khawatir bahwa perusahaan tersebut dapat mengakses data-data penting, informasi terkait produk prototipe Google, hingga strategi bisnis dan technical blueprints mereka.

Menurut sumber, tidak hanya Google, perusahaan teknologi lain seperti Microsoft dan OpenAI pun disebut turut khawatir akan potensi tereksposnya data sebagai hasil dari dampak akuisisi Meta tersebut.

Kendati demikian, juru bicara Scale AI menegaskan bahwa layanan bisnis mereka, yang mencakup kerja sama dengan perusahaan besar dan pemerintah, sudah berkomitmen untuk terus melindungi data klien mereka. 

Adapun jika Google benar-benar memutuskan hubungan dengan Scale AI dan tidak lagi menggunakan layanan mereka, maka Scale AI diperkirakan akan rugi besar karena kehilangan salah satu sumber pendapatan terbesarnya.

Sebab, untuk menggunakan layanan bisnis dari Scale AI tersebut, Google disebut menggelontorkan dana hingga 150 juta dollar AS (sekitar Rp 2,4 triliun) pada tahun 2024 lalu, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Minggu (15/6/2025).

Tag:  #meta #akuisisi #scale #perusahaan #pelabelan #data #yang #dipakai #google #microsoft

KOMENTAR