Mengapa Indonesia Jadi Target Empuk Serangan Siber?
Ilustrasi ChatGPT yang menggambarkan skenario serangan siber [Suara.com/Muhammad Yunus]
13:48
18 Februari 2025

Mengapa Indonesia Jadi Target Empuk Serangan Siber?

Indonesia masih menjadi incaran empuk bagi para pelaku kejahatan siber. Pada tahun 2024, Kaspersky, perusahaan keamanan siber dan privasi global, berhasil mendeteksi dan memblokir lebih dari 36 juta upaya ancaman siber lokal di Tanah Air. Angka yang fantastis, bukan?

Menurut siaran pers Kaspersky pada Senin (17/2), data tersebut berasal dari ikhtisar ancaman tahunan yang dikumpulkan melalui Kaspersky Security Network (KSN), sebuah jaringan yang diisi oleh pengguna sukarela dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Sepanjang tahun 2024, produk Kaspersky mendeteksi 36.168.342 insiden lokal pada komputer partisipan KSN di Indonesia.

Menariknya, meski angkanya masih tinggi, jumlah ini sebenarnya turun 29,44 persen dibandingkan tahun 2023, ketika 51.261.542 insiden tercatat.

Ini menunjukkan bahwa kesadaran dan langkah-langkah pencegahan ancaman siber di Indonesia semakin meningkat, meski ancaman tetap mengintai di setiap sudut dunia maya.

Mengapa Indonesia Jadi Target Empuk?

Menurut data Kaspersky, 35,6 persen pengguna di Indonesia menjadi target ancaman siber lokal sepanjang tahun lalu. Tapi, kenapa Indonesia?

Statistik infeksi lokal pada komputer menunjukkan bahwa sebagian besar serangan disebabkan oleh Worm dan virus file yang sering menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD, DVD, dan metode luring lainnya.

Ini berarti, kebiasaan pengguna dalam berbagi data secara offline masih menjadi titik lemah yang sering dimanfaatkan oleh pelaku siber.

Serangan melalui perangkat luring seringkali lebih sulit dideteksi karena tidak melalui jaringan internet. Misalnya, ketika seseorang mencolokkan flashdisk yang terinfeksi virus ke komputer, malware tersebut bisa menyebar tanpa terdeteksi oleh antivirus yang kurang kuat atau tidak terbarui.

Kurangnya Talenta Siber Jadi Tantangan Utama

Ancaman siber yang tinggi ini turut menunjukkan kebutuhan akan talenta siber berkualitas di Indonesia. Namun, kenyataannya, Kementerian Komunikasi dan Digital menyebutkan bahwa Indonesia masih kekurangan 500 ribu talenta digital per tahun.

Kesenjangan ini bisa menjadi celah yang dimanfaatkan pelaku siber untuk menyerang lebih banyak korban.

Menanggapi situasi ini, Kaspersky mengapresiasi langkah Kementerian Komunikasi dan Digital yang berupaya melatih satu juta talenta digital dari seluruh Indonesia.

Adrian Hia, Direktur Pelaksana Kaspersky Asia Pasifik, menyatakan bahwa ini merupakan langkah maju yang tepat untuk meningkatkan keamanan siber nasional.

Kaspersky Siap Dukung Pendidikan Siber

Tidak hanya memberikan perlindungan lewat perangkat lunak, Kaspersky juga berperan aktif dalam edukasi keamanan siber.

Melalui Kaspersky Academy dan Kaspersky Expert Training, perusahaan ini menyediakan program pendidikan dan kursus daring yang dirancang berdasarkan pengalaman puluhan tahun para ahli terkemuka Kaspersky.

“Kami menawarkan kursus dan pelatihan yang mencakup semua bidang keamanan siber, sehingga bisa membantu organisasi maupun individu dalam menghadapi ancaman siber yang semakin canggih,” ujar Adrian Hia.

Kesadaran Siber Kunci Utama Perlindungan

Melihat data yang disajikan Kaspersky, jelas bahwa kesadaran akan keamanan siber harus terus ditingkatkan.

Penurunan angka ancaman siber di Indonesia menunjukkan bahwa upaya pencegahan sudah mulai membuahkan hasil.

Namun perjalanan masih panjang untuk benar-benar menekan angka serangan siber ke level yang lebih rendah lagi.

Selain mengandalkan teknologi keamanan yang canggih, edukasi dan kesadaran pengguna juga menjadi kunci utama dalam mencegah serangan siber.

Mulai dari menghindari penggunaan perangkat luring yang tidak aman, memperbarui perangkat lunak secara berkala, hingga mengikuti pelatihan keamanan siber.

Dengan komitmen Kaspersky dalam edukasi keamanan siber dan upaya pemerintah dalam mencetak talenta digital berkualitas, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat benteng pertahanan sibernya.

Namun, tentu saja, kerja sama dari seluruh pihak termasuk masyarakat pengguna internet sangat dibutuhkan untuk mewujudkan dunia maya yang lebih aman.

Editor: Muhammad Yunus

Tag:  #mengapa #indonesia #jadi #target #empuk #serangan #siber

KOMENTAR