Kreator Konten Sebut Fitur AI di Galaxy S25 Series Bukan Sekadar ''Gimmick'', Ini Buktinya
- Galaxy S25 series kini menjadi smartphone andalan Samsung dari lini seri Galaxy S. Smartphone ini dilengkapi dengan sederet fitur bertenaga kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) atau disebut Galaxy AI baik untuk menunjang produktivitas maupun kreativitas.
Meskipun belum dijual langsung dan masih dalam masa pre-order (PO), salah satu kreator konten, Anjas Maradita, berkesempatan menjajal kebolehan fitur Galaxy di Samsung Galaxy S25 Ultra lebih awal.
Sebagai kreator, Anjas memakai fitur Galaxy AI ini untuk membuat konten secara full, mulai dari pra-produksi, produksi maupun pasca-produksi.
Berkat berbagai fitur AI yang sudah dicoba, Anjas sesumbar bahwa Galaxy AI di Galaxy S25 series bukan sekadar gimmick, melainkan benar-benar bisa dipakai untuk menunjang kebutuhan pengguna termasuk untuk membuat dan mengkreasikan konten.
"Galaxy S25 series dengan fitur AI-nya yang bukan gimmick marketing, bisa dipakai untuk kebutuhan kita," klaim Anjas.
Anjas pun menceritakan pengalaman dan fitur Galaxy AI apa saja yang ia gunakan untuk membuat aneka konten, menggunaan Samsung S25 Ultra.
Fitur Galaxy AI untuk Pra-produksi
Saat pra-produksi, kreator konten itu memanfaatkan fitur Gemini yang terintegrasi di Galaxy S25 Ultra untuk mencari ide konten.
Anjas mencontohkan, dia mencari ide dari sebuah video di YouTube. Dia juga meminta Gemini menjelaskan isi dari video yang ditonton dan merinci daftar poin utama, walaupun video dibuat dalam bahasa asing.
Ilustrasi Gamini Live yang dijalankan di Samsung Galaxy S25 series
"Enaknya kita bisa menyerap banyak informasi walaupun bahasanya berbeda," ujar Anjas di acara Galaxy AI for Content Creation yang digelar di Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025).
Setelah mendapat inspirasi, Anjas mengerahkan fitur Note Assist di smartphone Samsung itu untuk mencatat idenya.
Note Assist yaitu fitur AI di aplikasi Notes yang bisa membantu pengguna mengatur dan mencatat informasi dengan cara yang efisien.
Anjas Maradita, Content Creator & AI Enthusiast dalam acara Galaxy AI for Content Creation di Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025).
Fitur lainnya yang dimanfaatkan untuk mencatat ide yaitu fitur transkrip di aplikasi perekaman bawaan Samsung. Fitur ini bisa secara otomatis memberikan transkrip hingga kesimpulan. Misalnya saat berdiskusi tentang ide konten dengan orang lain.
Usai mencatat aneka ide untuk konten dengan lengkap, Anjas meminta Gemini untuk membuatkan skrip atau naskah video. Dia juga terkadang meminta Gemini untuk membuat skrip dari video singkat yang ditonton dari perangkat, misalnya di TikTok.
Fitur Galaxy AI untuk Produksi
Saat produksi konten, Anjas memanfaatkan fitur Now Brief agar AI membantunya mengatur produktivitasnya.
Now Brief adalah fitur yang memberikan informasi harian kepada pengguna berdasarkan aktivitas dan jadwal mereka.
Ilustrasi fitur Now Brief di Samsung Galaxy S25 series
"Dari Now Brief ini ketika kita klik, langsung keliatan jadwal kita ngapain hari ini. Apa yang akan dilakukan, terlihat semua," ujar Anjas.
Dengan begitu, menurut Anjas, dirinya bisa mengetahui apa saja yang perlu dilakukan atau disiapkan untuk membuat konten sesuai dengan jadwal. Misalnya, mencari lokasi yang cocok untuk pembuatan konten dan lain sebagainya.
Anjas Maradita, Content Creator & AI Enthusiast dalam acara Galaxy AI for Content Creation di Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025).
Selain itu, dia juga memanfaatkan fitur Galaxy Log, yaitu fitur untuk menghasilkan video sinematik langsung dari Galaxy S25 series, termasuk Galaxy S25 Ultra.
Hasil video dengan fitur ini biasanya terlihat pucat atau kurang kontras. Namun menurut Anjas, dengan konsep itu, video akan terhindar dari efek backlight atau pencahayaan yang jomplang.
"Sebenarnya, dengan gambar yang pucat, informasi dari shadow sama highlight itu di-press di tengah. Jadi ketika disimpan ke galeri, tidak ada backlight," beber Anjas.
Pengguna bisa mengonversi video log ke profil warna standar langsung di smartphone. Caranya, pengguna bisa menggunakan fitur Correct color bawaan di HP Samsung Galaxy S25 series. Opsi ini bisa ditemukan dengan cara menggulirkan layar ke atas pada hasil video log di galeri.
Usai direkam, pengguna juga bisa meningkatkan atau menurunkan pencahayaan video yang diambil dengan fitur Galaxy Log tersebut.
"Kalau teman-teman yang suka color grading, ini (Galaxy Log) akan sangat membantu," ujarnya.
Fitur lainnya yang dipakai Anjas di Galaxy S25 Ultra yaitu Audio Eraser untuk menghilangkan audio yang tidak diinginkan dari video. Misalnya suara angin atau ombak saat di pantai dan lain sebagainya.
Fitur Galaxy AI untuk Pasca-produksi
Sejumlah fitur AI juga dipakai Anjas untuk pasca-produksi dalam membuat konten. Salah satunya yaitu fitur edit foto bertenaga AI atau disebut Generative Edit.
Generative Edit dapat membantu pengguna untuk memindahkan obyek dalam sebuah foto.
Anjas menyontohkan swafoto dirinya bersama CEO Jensen Huang saat berkunjung ke Indonesia beberapa wakktu lalu. Ia mengaku merasa grogi saat bersanding di sebelah salah satu orang teraya di dunia itu. Oleh karena itu, fotonya terlihat berjarak.
Ilustrasi Generative Edit dari fitur Galaxy AI di Samsung Galaxy S25 Ultra
Anjas kemudian memanfaatkan fitur Generative Edit untuk menyamarkan gap dirinya dan Jensen Huang agar tampak lebih dekat. Fitur AI dari Samsung ini juga mengisi kekosongan dalam foto karena obyek berpindah, dengan background yang terlihat rapi walau dihasilkan AI.
Selain aneka fitur AI itu, Anjas juga mengunggulkan chipset di Samsung Galaxy S25 Ultra yang bisa mengekspor video yang sudah diedit dalam waktu yang cepat. Padahal videonya diatur dengan format LOG alias sinematik seperti dijelaskan di atas, yani di 10 bit.
"Video 10 bit dari Samsung Galaxy Log di color grading, export-nya cepat banget. Biasanya, saya harus nunggu. Kalau misal pakai prosesor sebelumnya juga agak lama," terang Anjas dalam kesempatan yang sama.
Tag: #kreator #konten #sebut #fitur #galaxy #series #bukan #sekadar #gimmick #buktinya