Terungkap, Alasan Meta Gagal ''Menjinakkan'' TikTok
Foto yang diambil pada tanggal 27 Februari 2024 ini menunjukkan Mark Zuckerberg, CEO perusahaan teknologi raksasa AS, Meta, berbicara kepada para wartawan di kantor perdana menteri Jepang dalam kunjungannya ke Tokyo. (Foto oleh JIJI Press / AFP) / Japan OUT(JIJI Press/AFP)
07:03
3 Februari 2025

Terungkap, Alasan Meta Gagal ''Menjinakkan'' TikTok

- TikTok kini menjadi satu media sosial yang digemari banyak orang dari berbagai kalangan. Pengguna TikTok terutama anak muda, kini lebih memilih TikTok untuk mencari banyak hal mulai dari hiburan hingga berita. 

Kepopuleran dan perkembangan TikTok saat ini bisa dibilang membuat sejumlah perusahaan media sosial kecolongan, termasuk induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, Meta.

CEO Meta, Mark Zuckerberg (Zuck) mengatakan, Meta cukup lambat "menjinakkan" dan mengatasi pertumbuhan TikTok. Pasalnya, ia selama ini menganggap media sosial tersebut hanya sebatas platform video saja.

"Kami lambat bersaing dengan TikTok karena sebelumnya kami menganggap media sosial itu sebatas platform berbagi video saja, bukan media sosial untuk berinteraksi seperti apa yang kami miliki," kata Zuckerberg dalam sebuah meeting, dikutip KompasTekno dari BusinessInsider, Senin (3/2/2025). 

"Ketika kami melihat TikTok pada waktu itu, kami hanya menganggap ini sebagai pesaing YouTube saja, karena apa yang ditawarkan tak jauh berbeda," imbuh Zuck. 

Gambaran lambatnya Meta beradaptasi dengan TikTok bisa dilihat dengan hadirnya fitur konten video pendek Instagram Reels pada 2020 lalu, serta Facebook Reels pada 2022 lalu. Padahal, TikTok sudah beroperasi secara global sejak 2017.

Remehkan fitur komunikasi

Zuckerberg juga mengatakan, Meta kaget dan tidak mempertimbangkan semua fitur yang ditawarkan TikTok saat ini, terutama fitur Inbox. Fitur ini memungkinkan pengguna mengirimkan pesan pribadi kepada pengguna lainnya.

Seperti dikethaui, berbagai aplikasi media sosial Meta cenderung fokus untuk menawarkan fitur komunikasi konvensional antar pengguna, seperti WhasApp untuk percakapan sehari-hari dan Instagram yang memiliki fitur Direct Message (DM).

Namun, Zuckerberg kaget ternyata fitur komunikasi seperti ini juga ada di TikTok dan banyak dipakai orang. Sehingga, aplikasi ini secara tak langsung juga bisa "merebut" basis pengguna Facebook, WhatsApp, hingga Instagram. 

"Ternyata TikTok tidak hanya sekadar menawarkan aktivitas menonton dan mengomentari video saja, melainkan lebih ke interaksi dengan pengguna TikTok lainnya lewat fitur pesan pribadi," kata Zuckerberg. 

"Anggapan ini yang membuat kami sempat meremehkan TiKTok di awal, terutama ketika mereka meramaikan jagat media sosial," tambah Zuck.

Berdasarkan data Shopify, tiga media sosial Meta, yaitu Facebook, Instagram, dan WhatsApp saat ini sebenarnya memiliki jumlah pengguna yang lebih banyak dibanding TikTok. 

Per Oktober 2024, ketiga media sosial tersebut masing-masing memiliki jumlah pengguna mencapai 3,1 miliar, 2 miliar, dan 2 miliar pengguna.

TikTok "hanya" memiliki sekitar 1,7 miliar pengguna, dan bukan tidak mungkin angka ini akan bertambah seiring berjalannya waktu, setidaknya mengalahkan pengguna Instagram dan WhatsApp yang selisih sekitar 300 juta pengguna. 

AI jadi masa depan medsos

Ke depannya, Zuckerberg akan melihat persaingan dari media sosial lainnya lebih teliti lagi, serta mempertimbangkan berbagai hal yang berpotensi akan memiliki pengaruh besar bagi perkembangan media sosial kompetitor. 

Saat ini, ia menjelaskan bahwa tren yang akan ramai adalah bukan soal memberikan fitur interaksi konvensional saja, melainkan juga kehadiran fitur kecerdasan buatan (AI) di suatu platform media sosial.

Di aplikasi Meta, Zuck mengatakan fitur AI Agents bisa dipakai pengguna untuk berdiskusi dan bertanya akan banyak hal. 

"Jika kami tak bisa mengembangkan Facebook dengan AI dan menjadikannya sebagai platform media sosial generasi terbaru, maka kami rasa kami akan kalah dengan media sosial lainnya," jelas Zuckerberg. 

Terkait TikTok, Zuckerberg tak mengumbar bagaimana strategi Meta berkompetisi dengan layanan ByteDance tersebut di masa depan. Namun yang jelas, ia menganggap TikTok sebagai kompetitor yang cukup penting, terutama di Amerika Serikat (AS). 

"Kami tak memiliki kontrol terhadap nasib TikTok di AS. Kami sendiri memiliki sejumlah kompetitor, tetapi TikTok ini bisa dibilang merupakan kompetitor penting di sini," ujar Zuckerberg.

"Jadi, kabar terkait kepemilikan TikTok di AS akan menjadi informasi yang besar bagi kami. Ini juga sekaligus berpotensi menjadi ancaman bagi kami di masa depan, dan segala yang berkaitan dengan kompetisi harus kami pertimbangkan matang-matang," pungkas Zuckerberg.

Editor: Bill Clinten

Tag:  #terungkap #alasan #meta #gagal #menjinakkan #tiktok

KOMENTAR