AS Sebut Aplikasi AI Murah Asal China Deepseek Berbahaya, Mengancam Keamanan Nasional
Aplikasi DeepSeek-R1: tangkap layar website Deepseek (29/1/2025). kecerdasan buatan atau AI ciptaan perusahaan rintisan teknologi Cina, DeepSeek membuat panas industri teknologi Amerika Serikat (AS). Pemerintah AS bahkan berusaha menjegal ketenaran DeepSeek dengan mempertimbangkan kecerdasan buatan ini sebagai ancaman nasional. 
06:00
30 Januari 2025

AS Sebut Aplikasi AI Murah Asal China Deepseek Berbahaya, Mengancam Keamanan Nasional

Pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah menyelidiki keamanan aplikasi AI besutan China, Deepseek, setelah kemunculannya berpotensi memicu ancaman nasional.

Hal ini dikonfirmasi oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, pasca-popularitas DeepSeek memuncak di AS.

Bahkan, aplikasi tersebut menjadi yang paling banyak diunduh pengguna App Store, di Amerika Serikat (AS), Inggris, dan China.

DeepSeek  belakangan menyita perhatian publik karena kemampuannya berinteraksi dan menjawab pertanyaan dari pengguna dinilai lebih baik ketimbang ChatGPT.

Bahkan, beberapa ahli memberikan pujian terhadap performa DeepSeek, termasuk investor teknologi terkenal Marc Andreessen yang menyebutnya sebagai salah satu terobosan paling menakjubkan yang pernah ia lihat

Namun, keberadaan Deepseek ternyata membuat pemerintah Negeri Paman Sam meradang.

Pemerintah AS bahkan berusaha menjegal ketenaran DeepSeek dengan mempertimbangkan kecerdasan buatan ini sebagai ancaman nasional.

"Saya berbicara dengan [Dewan Keamanan Nasional] pagi ini, mereka sedang menyelidiki apa saja [implikasi keamanan nasional] yang mungkin terjadi," kata Leavitt, dikutip dari BBC International.

Peringatan ini dikeluarkan bukan tanpa alasan. Pakar keamanan data AS menilai Deepseek telah mengumpulkan sejumlah besar data pribadi dan menyimpannya di server di China.

Militer AS Dilarang Pakai Deepseek

Sebelum Deepseek ditetapkan sebagai ancaman nasional, Angkatan Laut AS sudah lebih dulu mengeluarkan larangan bagi prajuritnya agar tidak menggunakan aplikasi DeepSeek.

Larangan tersebut disampaikan Angkatan Laut AS melalui email yang dikirimkan kepada prajuritnya.

Prajurit dilarang memakai DeepSeek karena potensi masalah keamanan dan etika yang terkait asal dan penggunaan model kecerdasan buatan ini.

Peringatan serupa juga dilontarkan, David Sacks, pejabat Gedung Putih yang bertanggung jawab atas kebijakan AI dan kripto.

Dalam keterangan resminya ia menuduh DeepSeek menggunakan teknologi OpenAI melalui metode knowledge distillation, proses di mana satu model AI belajar dari model lainnya.

"Ada bukti kuat bahwa apa yang DeepSeek lakukan di sini adalah mereka menyaring pengetahuan dari model-model OpenAI," ujar Sacks.

"Saya pikir salah satu hal yang akan Anda lihat selama beberapa bulan ke depan adalah perusahaan-perusahaan AI terkemuka kami (di AS) mengambil langkah-langkah untuk mencoba dan mencegah distilasi. Itu pasti akan memperlambat beberapa model peniru ini," tambah Sacks.

Apa Itu DeepSeek?

DeepSeek merupakan aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) asal China, yang muncul sebagai pesaing bagi lawan-lawannya seperti Meta AI dan ChatGPT.

Berkantor pusat di Hangzhou, DeepSeek telah dikembangkan sejak 2023, tetapi perusahaan tersebut pertama kali menarik perhatian banyak investor Barat akhir pekan ini karena aplikasi chatbot gratis DeepSeek R1.

Model tersebut mendukung aplikasi chatbot seluler. Situs antarmuka DeepSeek mulai rilis pada Januari 2025 sebagai alternatif OpenAI yang jauh lebih murah.

Pesona ini lantas membuat aplikasi DeepSeek berada di posisi puncak dalam unduhan Apple Store.

Keunggulan DeepSeek

DeepSeek kabarnya hanya menghabiskan biaya 5,6 juta dolar AS untuk pengembangannya, menantang narasi banyak perusahaan berbasis di Silicon Valley yang membutuhkan modal besaran untuk mengembangkan model AI canggih.

Meski dibuat dari AI murah, namun DeepSeek mampu mengembangkan teknologi AI canggih yang gratis, mengungguli pesaing seperti ChatGPT dan Claude dari Anthropic.

Bahkan beberapa ahli memberikan pujian terhadap performa DeepSeek, dengan investor teknologi terkenal Marc Andreessen menyebutnya sebagai salah satu terobosan paling menakjubkan yang pernah ia lihat.

Keberhasilan DeepSeek menunjukkan inovasi AI tidak selalu membutuhkan banyak modal.

Salah satu kelebihan DeepSeek adalah mampu melakukan kemampuan analisa data, pemrograman, dan pemecahan logika yang mumpuni.  

DeepSeek juga dirancang dapat menyelesaikan tugas-tugas kompleks, seperti matematika, pengkodean, dan bahkan dalam uji kompetensi seperti Codeforce, DeepSeek mengungguli ChatGPT-4 dan Llama 3.1.

Tak hanya itu, DeepSeek juga dirancang dengan arsitektur Mixture-of-Experts (MoE) yang memungkinkan pengguna mendapat kemudahan dalam mengakses tugas tertentu.  

Dengan model ini, pengguna akan mendapatkan informasi serta data yang lebih relevan dengan topik yang dicari.

Berbeda layanan AI lainnya, DeepSeek lebih mengedepankan konsep open-source sehingga pengguna dari seluruh dunia dapat berkontribusi dalam mengakses hingga memodifikasi teknologi ini.

Kemampuan tersebut menjadikan DeepSeek sebagai salah satu chatbox terobosan terbaru yang akan membantu manusia dalam berbagai hal berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari.

Kendati menghadirkan teknologi canggih namun DeepSeek menawarkan harga yang bisa dibilang cukup terjangkau bagi pengguna.

Untuk berlangganan DeepSeek dan mengakses semua fitur yang tersedia, pengguna cukup merogoh kocek mulai dari 0,50 dolar AS per bulan.

Lebih murah ketimbang biaya langganan aplikasi AI seperti, ChatGPT Pro yang mematok harga sebesar 20 dolar AS per bulan sementara layanan Plus dibanderol 200 dolar AS per tahun untuk Pro.

(Tribunnews.com / Namira)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #sebut #aplikasi #murah #asal #china #deepseek #berbahaya #mengancam #keamanan #nasional

KOMENTAR