Program Pemagangan di Luar Negeri Berperan Tingkatkan Kualitas SDM
Yayasan Matsushita Gobel melepas 84 Peserta Magang ke Jepang yang bertujuan mendorong pertumbuhan tenaga kerja ahli di Indonesia. ACara dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziyah dan  Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi 
17:37
3 April 2024

Program Pemagangan di Luar Negeri Berperan Tingkatkan Kualitas SDM

Program pemagangan ke luar negeri merupakan salah satu upaya penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa. 

Ini sejalan arahan dari Presiden mempermudah dan mengembangkan skema pemagangan, terutama ke luar negeri, guna meningkatkan kompetensi dan kualitas tenaga kerja Indonesia.

"Program pemagangan merupakan bagian dari visi besar Pembangunan Indonesia Emas 2045, yang menempatkan pembangunan manusia sebagai salah satu pilar utamanya," kata Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziah saat pelepasan 84 peserta magang di Jepang yang dilakukan Yayasan Matsushita Gobel di Jakarta belum lama ini.

Dikatakan Ida, proses pembangunan kualitas SDM membutuhkan kontribusi, sinergi, dan kolaborasi dari berbagai pihak, karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam mewujudkan hal ini.

"Kami mengapresiasi YMG atas penyelenggaraan Technical Intern Training yang mencakup program pemagangan ke Jepang semoga bisa menjadi percontohan dan inspirasi para pelaku Industri dari sektor swasta,” katanya.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi mengatakan, program ini bermanfaat bagi Jepang yang menghadapi penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, serta bagi Indonesia yang sedang mengalami bonus demografi dan memiliki generasi muda yang melimpah.

"Lebih dari 100.000 orang Indonesia telah mengikuti program pelatihan pemagangan teknis di Jepang selama lebih dari 30 tahun, dengan tujuan mengembangkan sumber daya manusia dan alih keterampilan," kata Masaki Yasushi.

Banyak di antara mereka, kata dia  yang kembali ke Indonesia dan berhasil memulai usaha skala besar berdasarkan keterampilan yang mereka peroleh di Jepang.

"Saya berharap, para peserta magang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan menjadi garda terdepan dalam membina hubungan baik antara Jepang dan Indonesia,“ katanya.

Sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Ida Fauziyah dan Masaki Yasushi,  Indonesia menghadapi  tantangan untuk memaksimalkan bonus demografi pada tahun 2030 dan  Indonesia harus memastikan bahwa ketersediaan tenaga kerja harus selaras dengan kebutuhan industri.

Riset Korn Ferry mengenai Global Talent Crunch memprediksi bahwa Indonesia akan kekurangan tenaga kerja ahli (highly skilled) dengan total 18 juta orang pada tahun 2030, di mana sektor manufaktur merupakan industri yang paling terdampak besar.

Menanggapi hal tersebut, sebagai lembaga yang berkomitmen untuk memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, YMG memandang serius pentingnya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan global.

Inisiatif pengiriman peserta magang ke Jepang merupakan komitmen yang terus dijalankan oleh YMG. Awalnya, program ini dimulai dari kemitraan antara Panasonic Indonesia dan Panasonic Jepang, yang kemudian diperluas ke industri lain seperti Chateraise Japan, Minami Fuji, PHC Japan, Ryobi Holdings, dan JA Okhotsk Abashiri, serta industri lainnya.

Para peserta magang yang diberangkatkan diseleksi dari individu yang pernah bekerja atau melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di dalam unit bisnis Panasonic Gobel Group.

Hal ini menjadi pondasi penting dalam menilai kemampuan peserta selama berada di lingkungan perusahaan tersebut. Keberlanjutan dari skema program ini memastikan bahwa persiapan talenta lokal dilakukan secara konsisten, sehingga akan memberikan dampak yang maksimal dalam peningkatan kualitas tenaga kerja di Indonesia.

Sebelum berangkat, para peserta magang akan menjalani persiapan intensif selama 5 bulan, yang difasilitasi oleh instruktur dari YMG serta alumni yang telah menyelesaikan program magang.

Persiapan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pembelajaran bahasa Jepang, standar keselamatan dan kesehatan kerja Jepang, hingga aspek yang mendukung aktivitas harian mereka seperti pemilahan sampah di Jepang, prinsip dan kultur masyarakat Jepang, serta pelatihan masakan Jepang. Harapan dari adanya persiapan ini adalah agar para peserta magang dapat lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan sepenuhnya pengalaman mereka di Jepang.

Peserta magang memiliki pilihan untuk mengikuti program selama 3 tahun atau 1 tahun yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan diri mereka masing-masing. Setelah tiba di Jepang, mereka akan menjalani masa adaptasi selama satu bulan yang disiapkan oleh perusahaan mitra YMG sebelum ditempatkan di industri yang sesuai dengan kemampuan dan kapasitas mereka sehingga menjadi lebih siap untuk melakukan praktek kerja lapangan sesuai dengan standar tinggi yang dimiliki oleh perusahaan Jepang.

YMG merasa penting untuk memiliki pemahaman bersama bahwa pembangunan industri tidak hanya tentang menciptakan pabrik dan menghasilkan barang.

Sebaliknya, fokusnya harus tertuju pada pembangunan ekosistem industri yang inklusif. Ini mempertemukan titik temu antara produk dan sumber daya manusia yang berkualitas. Sektor swasta turut memiliki andil krusial dalam memperhatikan peningkatan kapasitas talenta-talenta lokal di Indonesia.

Chairman dan Shareholder Gobel Group, Rachmat Gobel mengatakan, transfer teknologi oleh sektor swasta memiliki peran utama dalam memberdayakan talenta lokal di berbagai sektor.

Hal ini menjadi esensial karena dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, membuka peluang baru, dan menyediakan penggerak yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang maksimal.

“Secara keseluruhan, transfer teknologi adalah elemen krusial dalam memberdayakan talenta lokal. Dengan memperkenalkan inovasi, pengetahuan, dan keterampilan baru, transfer teknologi membuka pintu menuju masa depan yang lebih inklusif bagi para peserta magang yang diproyeksikan dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja ahli di Indonesia," katanya.

Dengan demikian, kata dia peningkatan kualitas SDM tidak hanya menjadi respon terhadap pembangunan infrastruktur, tetapi juga menjadi kunci untuk memanfaatkan sepenuhnya peluang ekonomi yang terbuka di masa depan.

Editor: Erik S

Tag:  #program #pemagangan #luar #negeri #berperan #tingkatkan #kualitas

KOMENTAR