Habiburokhman soal MBG: Kita Bikin Hajatan Saja Pusing, Apalagi Ini
Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Ruang Rapat Komisi III DPR RI, Rabu (18/6/2025).(KOMPAS.com / IRFAN KAMIL)
12:10
15 Oktober 2025

Habiburokhman soal MBG: Kita Bikin Hajatan Saja Pusing, Apalagi Ini

Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman menilai wajar jika program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih menemui sejumlah kendala di lapangan dalam pelaksanaannya.

Dia berpendapat, setiap program besar pemerintah pasti menghadapi persoalan teknis, apalagi program yang pertama kali dilaksanakan dan dijalankan setiap hari di seluruh Indonesia.

“Program-program ini pasti semua ada masalahnya, benar enggak? Kita bikin hajatan aja pasti ada. Misalnya hilang sendok, makanannya enggak sesuai jumlah orang yang hadir, apalagi ini hajatan nasional dan setiap hari,” ujar Habiburokhman dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) terkait RUU KUHAP antara Komisi III bersama Aliansi Mahasiswa Nusantara (AMAN) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Politikus Partai Gerindra itu menyebutkan, mengelola program sebesar MBG sama sulitnya seperti mengatur hajatan besar yang digelar setiap hari.

Oleh karena itu, lanjut Habiburokhman, masalah yang muncul bukan alasan untuk menghentikan program, melainkan menjadi bagian dari upaya perbaikan berkelanjutan.

“Kalau mau nikah saja pasti pusing mau hajatan resepsi, itu seumur hidup sekali saja ada aja masalah. Apalagi ini setiap hari bikin hajatan seperti ini,” kata dia.

Habiburokhman mengeklaim, program MBG sudah terbukti bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam membantu pemenuhan gizi anak-anak.

Menurut dia, banyak warga di daerah pemilihannya di Jakarta Timur yang merasakan langsung manfaat dari program tersebut.

“Bukan teori saya ngomong, ini dinyatakan langsung oleh emak-emak yang tiap malam saya temui. Mereka bilang program MBG sangat membantu, manfaatnya luar biasa. Kebutuhan pemenuhan gizi anak bisa terbantu dengan program ini,” tutur Habiburokhman.

Habiburokhman juga mengingatkan bahwa dalam menilai kebijakan pemerintah, masyarakat perlu bersikap adil dan objektif.

Ia berpandangan tidak semua kebijakan kekuasaan buruk, karena banyak juga program yang berdampak positif bagi rakyat.

“Kita harus fair kritis, bahkan super kritis. Yang tidak baik kita perbaiki, yang sudah baik kita dukung. Jangan sampai diperalat dalam satu kondisi, pokoknya semua ditentang. Lah kalau bagus, gimana mau menentang?” ucap Habiburokhman.

Habiburokhman menegaskan, pemerintah maupun DPR memiliki komitmen untuk terus memperbaiki pelaksanaan program MBG agar lebih tepat sasaran.

Namun, dia menolak anggapan bahwa adanya kendala teknis menjadi alasan untuk menghentikan program tersebut.

“Kalau rakyat minta dilanjutkan karena merasa bermanfaat, tentu kita dukung. Tapi kita juga ingin terus ada perbaikan. Pemerintah pasti juga menginginkan hal yang sama,” kata dia.

Pernyataan Habiburokhman itu disampaikan menanggapi dukungan dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) terhadap sejumlah program pemerintahan Prabowo-Gibran, termasuk MBG dan inisiatif legalisasi tambang rakyat.

Dalam forum itu, mahasiswa Universitas Malikussaleh Muhammad Fadli yang mewakili AMAN menyampaikan apresiasi atas program-program yang menurutnya sudah menyentuh masyarakat.

“Seperti MBG, sekolah rakyat, kemudian sekarang sudah diinisiasi adanya legalisasi tambang rakyat sebagai penyetaraan ekonomi dan berbagai program lainnya,” ucap Fadli.

Dukungan itu menjadi pernyataan pembuka AMAN, sebelumnya memberikan masukan terhadap pembahasan Revisi Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) kepada Komisi III DPR RI.

Tag:  #habiburokhman #soal #kita #bikin #hajatan #saja #pusing #apalagi

KOMENTAR