



Lokasi dan Kendala Lapangan dalam HUT TNI Akan Dievaluasi
- TNI memastikan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 TNI yang digelar di kawasan Monas dan Teluk Jakarta pada 5 Oktober 2025.
Evaluasi mencakup aspek perencanaan, penyiapan, hingga pelaksanaan kegiatan, termasuk kemungkinan perubahan lokasi dan kendala lapangan untuk tahun berikutnya.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan, evaluasi dilakukan langsung sehari setelah peringatan HUT ke-80 TNI, menyusul sejumlah catatan, termasuk insiden gugurnya dua prajurit saat persiapan kegiatan.
“Kemudian evaluasi lain ya terkait dengan lokasi pelaksanaan, kemudian beberapa kendala-kendala di lapangan yang diharapkan nanti pada saat HUT berikutnya bisa kita laksanakan lebih baik lagi, meminimalkan kecelakaan sehingga bisa berjalan baik," kata Freddy, saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/10/2025).
Untuk pelaksanaan HUT ke-81 TNI tahun depan, Mabes TNI masih membuka kemungkinan perubahan lokasi dan konsep acara.
Menurut Freddy, setelah dua kali digelar di Monas, pimpinan TNI menimbang opsi menampilkan kekuatan, misalnya di laut.
Hal itu, kata Freddy, juga pernah dilaksanakan sebelumnya di Pelabuhan Perak, Surabaya, atau di Cilegon pada tahun-tahun sebelumnya.
"Hanya memang dengan dua kali pelaksanaan di Monas mungkin nanti ada pertimbangan-pertimbangan lain masukan-masukan lain terkait dengan lokasi. Kemudian tampilan-tampilan mungkin di Monas lebih kuat, apa itu, kekuatan darat yang ditampilkan di situ mungkin ada keinginan pimpinan untuk menampilkan di mana," ujar dia.
"Di media laut ataupun kekuatan lautnya ditampilkan, ditonjolkan seperti yang beberapa tahun lalu di Perak ya kan, ataupun di Cilegon ya kan, beberapa kali kita di laut juga bisa," tambah dia.
Freddy menuturkan, seluruh demonstrasi keterampilan militer yang ditampilkan dalam rangkaian HUT TNI memang berisiko tinggi.
Mulai dari sailing pass puluhan kapal perang, atraksi udara menggunakan pesawat dan helikopter, hingga latihan tempur laut.
“Tapi memang mengingat semua aksi unjuk keterampilan kemampuan prajurit itu memiliki tingkat risiko tinggi," tutur Freddy.
Diberitakan sebelumnya, TNI kehilangan dua prajuritnya dalam dua kejadian terpisah yang masih terkait dengan persiapan dan pelaksanaan kegiatan HUT ke-80 TNI.
Korban pertama adalah Prajurit Kepala Marinir (Praka Mar) Zaenal Mutaqim, personel Detasemen Intai Para Amfibi 1 (Denipam 1) Korps Marinir.
Dia meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan saat melaksanakan penerjunan Rubber Duck Operations (RDO), di Teluk Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Tunggul mengatakan, insiden terjadi ketika Praka Zaenal mengalami kendala pada saat pembukaan parasut.
“Insiden tersebut terjadi saat Praka Mar Zaenal Mutaqim mengalami kecelakaan di udara saat proses opening parachute. Parasut tetap mengembang hingga mendarat di air. Tim pengaman segera mengevakuasi dan membawanya ke RSPAD Gatot Subroto,” kata Tunggul, kepada Kompas.com, Minggu (5/10/2025).
Meski sempat sadar dan mendapat perawatan intensif selama dua hari, Praka Zaenal akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (4/10/2025) pukul 03.01 WIB.
Sementara itu, korban kedua adalah Prajurit Satu (Pratu) Johari Alfarizi, anggota Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat (Kostrad).
Johari meninggal dunia setelah terjatuh dari atas tank di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2025) malam.
“Betul. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun,” kata Pangkostrad Letjen Mohammad Fadjar, kepada wartawan, Senin (6/10/2025).