Ubedilah Badrun Kritik Kebijakan Kampus Mengelola Tambang: Makin Ngaco dan Aneh
Ubedilah Badrun (Youtube/https://www.youtube.com/)
18:12
19 Februari 2025

Ubedilah Badrun Kritik Kebijakan Kampus Mengelola Tambang: Makin Ngaco dan Aneh

Dosen Sosiologi Politik di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah yang memberikan konsesi tambang kepada perguruan tinggi.

Ia menilai langkah tersebut sebagai kebijakan yang tidak masuk akal dan bertentangan dengan esensi pendidikan tinggi.

“Perguruan tinggi diberikan konsesi mengurus tambang, menurut saya makin ngaco dan aneh. Memberikan pekerjaan yang bukan ahlinya dan menyalahi Undang-Undang Perguruan Tinggi,” ujar Ubedilah yang dikutip dari Abraham Samad Speak Up, Selasa (18/2/2025).

Menurutnya, tugas utama kampus adalah mengajar, melakukan penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Ia menilai bahwa jika perguruan tinggi ikut serta dalam industri tambang, maka akan ada pergeseran fokus yang berbahaya bagi dunia akademik.

“Harusnya menambang ilmu pengetahuan, malah menambang batu bara, nikel. Itu disorientasi,” tegasnya.

Selain mengkritik kebijakan tambang, Ubedilah juga menyoroti keberlanjutan praktik pembungkaman terhadap kebebasan akademik dan demokrasi.

Hal ini menjadi perhatian khusus setelah dirinya dicopot dari jabatan sebagai Koordinator Program Studi, usai melaporkan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya atas dugaan korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ia menyebut bahwa selama Presiden Prabowo Subianto masih menyatakan Jokowi sebagai guru politiknya dan kabinetnya masih diisi oleh loyalis Jokowi, ancaman terhadap demokrasi akan terus berlangsung.

“Sepanjang Prabowo masih menyatakan guru politiknya itu Jokowi, kabinet Prabowo masih banyak orang-orang Jokowi, dan Gibran menjadi wapres, upaya-upaya pembungkaman masih akan terus terjadi. Ini problem akut bangsa yang harus diselesaikan dengan tegaknya hukum,” ujar Ubedilah.

Ubedilah menilai bahwa kebijakan pemerintah yang memungkinkan kampus terlibat dalam industri pertambangan adalah bentuk pengkerdilan fungsi akademik.

Menurutnya, kebijakan ini hanya akan menjebak dunia akademik dalam kepentingan ekonomi dan politik tertentu.

“Nanti dosen-dosen disibukkan. Pasti kampus bikin perusahaan tambang, nanti dosen-dosen yang seharusnya mengajar berkualitas, konsentrasinya bergeser. Kan rusak itu,” lanjutnya.

Sebagai akademisi, Ubedilah menegaskan pentingnya refleksi mendalam terhadap situasi yang terjadi di perguruan tinggi saat ini.

Ia berharap Prabowo dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) melakukan evaluasi kebijakan yang mendasar.

“Kita tunggu apakah Prabowo dan Mendikti akan melakukan evaluasi mendasar atau tidak. Jika tidak, ya artinya masih sama saja,” katanya.

Ia juga mendorong para dosen untuk tetap menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan perspektif yang lebih progresif demi kepentingan rakyat.

“Untuk teman-teman dosen tidak usah khawatir, bahwa jalan terbaik sebagai akademisi adalah menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan tafsir yang lebih progresif untuk kepentingan rakyat banyak,” tutupnya. (Kayla Nathaniel Bilbina)

Editor: Bangun Santoso

Tag:  #ubedilah #badrun #kritik #kebijakan #kampus #mengelola #tambang #makin #ngaco #aneh

KOMENTAR