Arsin bin Sanip
PROFIL KADES KOHOD - (kiri) Kepala Desa Kohod, Arsin saat meninjau area laut yang memiliki SHGB dan SHM di Desa Kohod, kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (24/1/2025) dan (kanan) Suasana kediaman Kepala Desa Kohod, Arsin di Kampung Kohod, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Selasa (28/1/2025). Inilah profil Kades Kohod Arsin bin sanip yang menghilang usai viral tentang pernyataannya yang membela pagar laut 
20:49
31 Januari 2025

Arsin bin Sanip

Berikut profil Arsin bin Sanip, Kepala Desa atau Kades Kohod yang menghilang setelah ngotot bela keberadaan pagar laut.

Nama Arsin Bin Sanip saat ini sedang ramai menjadi perbincangan.

Hal ini lantaran Arsin Bin Sanip menghilang usai viral karena membela keberadaan pagar laut.

Bukan hanya itu saja, Kades Kohod ini juga berdebat dengan Nusron Wahid yang menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Bukan hanya Arsin Bin Sanip yang menghilang, tapi koleksi kendaraan di rumah Kades Kohod ini pun juga turut lenyap.

Lantas siapa Arsin Bin Sanip sebenarnya ?

Berikut Tribunnews rangkum terkait profil Arsin Bin Sanip, Kades Kohod yang hilang setelah ngotot bela pagar laut:

Arsin bin Sanip adalah Kepala Desa Kohod, Kecamatan Paku Haji, Kabupaten Tangerang.

Kades Kohod ini menyebutkan, dulu lahan pagar laut yang di area tersebut adalah bekas daratan.

Hingga kemudian kawasan tersebut mengalami abrasi.

Tak sampai di situ saja, nama Arsin bin Sanip juga ikut disorot usai dirinya disebut sebagai kepala desa miliarder.

Bahkan ia disebut-sebut memiliki sejumlah mobil mewah, salah satunya Jeep Wrangler Rubicon.

Kabar tersebut menjadi perbincangan di X (dulu Twitter).

Dikutip dari Kompas.com, saat Arsin sedang disambangi di kediamannya yang berlokasi di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Selasa (28/1/2025), sosoknya sedang tidak ada di rumah.

Bahkan juga tidak tampak mobil Rubicon di kediamannya.

Berdasarkan penuturan warga, Arsin jarang terlihat sejak kasus pagar laut di Tangerang muncul ke permukaan.

Termasuk juga usai pertemuan dengan Nusron Wahid pun, Arsin bin Sanip tidak tampak di lapangan menemui warga.

Kabar Kades Kohod ini pun hanya didengar sekilas dari mulut ke mulut.

Sosok Arsin diberitakan memang menjadi sulit ditemui setelah berita pagar laut viral.

Termasuk juga untuk dikonfirmasi oleh awak media yang sudah melakukan banyak cara untuk menggali informasi tentang jawaban Arsin soal kasus pagar laut sampai viralnya kendaraan mewah miliknya.

Arsin setelah kunjungan Menteri Nusron ke Kohod pada Jumat (24/1/2025) yang coba didekati wartawan juga susah untuk ditemui.

Ia mengaku buru-buru shalat Jumat dan malah melarikan diri dengan dibonceng sepeda motor saat awal didekati wartawan.

Termasuk juga telepon dan pesan WhatsApp yang tak berbalas saat dikirim ke Arsin bin Sanip.

Meski dirinya tidak muncul, namun ada beberapa kendaraan yang terparkir di area rumahnya.

Di garasi Kades Kohod tersebut terdapat satu mobil Honda Civic VTEC berwarna putih dengan nomor polisi B 412 SIN.

Dalam garasi tersebut juga ada empat sepeda motor.

Sementara di depan rumah Arsin terlihat satu mobil pelat merah dengan nopol B 1056 JON bermerek Xenia.

Masih dari Kompas.com, menurut keterangan warga yang bernama Heri, Kades Kohod tersebut memang memiliki sejumlah kendaraan seperti yang berita di media sosial.

Heri menceritakan, ada sejumlah kendaraan yang dikoleksi Arsin bin Sanip tidak lama setelah dilantik menjadi Kepala Desa Kohod pada 2021 lalu.

Bahkan, saat awal-awal menjabat sebagai kepala desa pun Arsin diketahui memiliki Rubicon.

Heri melanjutkan tentang Rubicon yang tak lagi nampak di rumah Kades Kohod setelah kasus pagar laut viral.

Akal-akalan Arsin Catut Nama Warga Tanpa Izin Untuk Penerbitan HGB Pagar Laut

Usai gaya hidup yang dinilai tak wajar, kini asal-usul penerbitan sertifikat hak guna bangunan (SHGB) di perairan desa yang kini dipasangi pagar bambu juga menuai polemik.

Warga Desa Kohod lainnya, Khaerudin, mengungkapkan akal-akalan yang mencatut nama warga tanpa izin untuk penerbitan sertifikat HGB tersebut.

Identitas beberapa warga, kata Khaerudin, digunakan tanpa izin oleh oknum untuk pembuatan SHGB pada 2023 lalu.

Khaerudin meminta agar Pemerintah serius mengusut kasus pencatutan nama warga untuk kepentingan penerbitan SHGB tersebut karena warga tidak pernah merasa mengajukan sertifikat HGB itu.

Khaerudin menduga kasus ini melibatkan oknum aparat dan perangkat Desa Kohod.

Persoalan ini sudah dilaporkan ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Bahkan, warga sudah menggelar audiensi bersama pengacara mereka. 

(Tribunnews.com/Ika Wahyuningsih, Ani Susanti, Choirul Arifin)

Editor: Sri Juliati

Tag:  #arsin #sanip

KOMENTAR