Orang yang Salah Menetapkan Tujuan Biasanya Melakukan 9 Kebiasaan Ini, Salah Satunya Tidak Terukur
Ilustrasi orang menetapkan tujuan (Christina Morillo/pexels.com)
09:58
7 Desember 2024

Orang yang Salah Menetapkan Tujuan Biasanya Melakukan 9 Kebiasaan Ini, Salah Satunya Tidak Terukur

- Orang yang salah menetapkan tujuan sering kesulitan mencapainya karena tujuan yang tidak jelas, realistis, atau sesuai dengan kemampuan.

Mereka cenderung tidak membagi tujuan besar menjadi langkah-langkah kecil dan konkret yang membuat mereka merasa kewalahan dan kurang termotivasi.

Selain itu, mereka sering menetapkan target yang terlalu tinggi tanpa memperhitungkan keterbatasan diri, di mana ini dapat menimbulkan rasa gagal. Kurangnya fleksibilitas dalam menyesuaikan tujuan juga menghambat pencapaian.

Maka dari itu, penting bagi mereka dalam menetapkan tujuan yang lebih spesifik, terukur, dan realistis agar lebih fokus dan termotivasi. Dikutip dari fullfocus.co, orang yang salah dalam menetapkan tujuan biasanya melakukan berbagai kebiasaan ini, salah satunya tidak terukur.

1. Tidak menulisnya

Jika tujuan hanya ada dalam pikiran tanpa ditulis, itu tetap hanya sebuah aspirasi sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak memiliki arah yang jelas. Tanpa penulisan, tujuan tersebut tidak punya kekuatan untuk mendorong tindakan atau perubahan. Akan tetapi, begitu menuliskannya, kamu mulai mengubah aspirasi tersebut menjadi rencana yang lebih konkret.

Menulis tujuan memungkinkanmu mengklarifikasi dengan tepat apa yang ingin dicapai, serta memberikan gambaran lebih jelas tentang langkah-langkah yang diperlukan guna mencapainya. Proses menuliskan tujuan ini juga membantu memfokuskan pikiran dan energimu pada pencapaian yang hendak diraih, menjadikannya lebih nyata dan bisa dicapai.

2. Terlalu banyak menciptakan sesuatu

Memiliki beberapa tujuan hidup adalah hal yang wajar, namun terlalu banyak tujuan justru dapat menghambat pencapaian kita. Penelitian dalam bidang psikologi kognitif menunjukkan bahwa otak manusia punya kapasitas terbatas dalam memproses informasi dan mengambil keputusan.

Ketika kita terlalu banyak memikirkan berbagai tujuan, perhatian kita menjadi terpecah dan energi terbagi-bagi, sehingga kita sulit untuk mencapai hasil yang optimal pada setiap tujuan. Para ahli menyarankan agar kita membatasi jumlah tujuan kita antara 7 hingga 10. Dengan cara ini, kita dapat memberikan perhatian yang cukup pada setiap tujuan dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.

3. Tidak spesifik

Banyak di antara kita memiliki tujuan hidup yang samar dan tidak spesifik. Kita seringkali mengatakan hal-hal seperti "Aku ingin menulis buku" atau "Aku ingin memiliki hubungan yang lebih baik". Namun, tujuan-tujuan ini terlalu umum untuk memberikan arah yang jelas dalam hidup kita.

Pertanyaan seperti "Buku seperti apa yang ingin ditulis?" atau "Bagaimana aku bisa memperbaiki hubungan?" jauh lebih spesifik dan membantu kita untuk menyusun rencana yang konkret. Tanpa tujuan yang jelas, kita akan kesulitan memotivasi diri sendiri dan mencapai hasil yang diharapkan.

4. Tidak membuatnya terukur

Memiliki tujuan menjadi langkah pertama menuju kesuksesan, namun tujuan yang baik haruslah spesifik dan terukur. Tujuan yang terlalu umum, seperti menjadi lebih sehat atau menjadi lebih kaya, tidak memberikan kita gambaran yang jelas tentang apa yang harus kita lakukan untuk mencapainya.

Sebaliknya, tujuan yang spesifik dan terukur, seperti berlari 5 kilometer dalam waktu 30 menit atau menabung Rp10.000.000 dalam setahun, memberikan kita motivasi yang lebih kuat untuk bertindak. Dengan menetapkan angka atau persentase yang jelas, kita dapat merayakan setiap pencapaian kecil dan tetap terdorong mencapai tujuan akhir kita.

5. Tidak menetapkan batas waktu

Seringkali, kita cenderung mengutamakan hal-hal yang bersifat mendesak, walau hal tersebut bukan yang paling penting. Salah satu cara untuk memastikan bahwa hal-hal yang benar-benar penting mendapatkan perhatian adalah dengan menetapkan batas waktu. Batas waktu berfungsi guna menciptakan rasa urgensi, memaksa kita fokus pada tugas yang harus diselesaikan.

Tanpa adanya batas waktu yang jelas, tekanan dalam menyelesaikan tugas menjadi sangat minim, sehingga kita lebih mudah terjebak dalam kebiasaan menunda-nunda. Tanpa deadline, kita cenderung menganggap tugas tersebut masih bisa ditunda atau dikerjakan nanti, meski sebenarnya itu adalah hal yang perlu segera diselesaikan.

6. Tidak membuatnya terlihat

Seberapa sering menulis daftar tujuan dan kemudian melupakan untuk meninjaunya kembali? Aku pribadi sudah melakukannya berulang kali. Itulah mengapa sangat penting untuk memiliki rencana yang memungkinkanmu untuk terus melihat dan mengingat tujuan tersebut.

Ini bisa berarti kamu perlu meninjau tujuanmu setiap hari, setiap minggu, atau pada interval tertentu yang teratur, agar tujuan itu tetap ada dalam pikiranmu dan tidak terlupakan begitu saja. Dengan cara ini, kamu akan lebih mudah menjaga fokus dan memantau kemajuan menuju pencapaian tujuan tersebut.

7. Tidak keluar dari zona nyaman

Sasaran yang terlalu mudah atau aman cenderung menjadi sasaran yang membosankan. Jika kita hanya menetapkan tujuan yang berada dalam zona nyaman, kita mungkin tidak merasa cukup terdorong atau termotivasi agar benar-benar berusaha mencapainya.

Meskipun sasaran tersebut harus tetap realistis, tujuan yang baik seharusnya cukup menantang dalam mendorong kita keluar dari kenyamanan dan menguji batas kemampuan kita. Sasaran yang menantang ini akan membangkitkan semangat dan memberi rasa pencapaian yang lebih besar ketika berhasil tercapai.

8. Tidak membuatnya menarik

Mempunyai tujuan yang bermakna bisa menjadi sumber motivasi yang kuat, dengan rasa pencapaian yang memuaskan saat kita mencapainya. Akan tetapi, seringkali kita terjebak dalam fase bagian tengah yang berantakan, di mana semangat kita mulai pudar dan kemajuan terasa sulit. Guna mengatasinya, kita perlu memahami mengapa tujuan tersebut penting bagi kita.

Dengan menuliskan alasan dan motivasi di balik setiap tujuan, kita bisa mengidentifikasi nilai-nilai yang mendasarinya dan manfaat yang akan diperoleh apabila berhasil mencapainya. Ini akan membantu menjaga motivasi meskipun menghadapi tantangan.

9. Tidak mengidentifikasi tujuan selanjutnya

Kamu tidak perlu membuat rencana tindakan yang sangat rinci untuk setiap tujuan yang ditetapkan, ssbab sering kali itu justru menjadi cara untuk menunda-nunda. Yang lebih penting adalah mengidentifikasi langkah selanjutnya yang jelas, sehingga kamu bisa langsung memulai dan menjaga momentum agar tetap berjalan.

Dengan mengetahui apa yang perlu dilakukan selanjutnya, kamu akan lebih mudah mengambil tindakan dan menghindari rasa kebingungan yang bisa menghambat kemajuan. Memulai dengan langkah kecil yang jelas memungkinkanmu untuk terus bergerak maju tanpa terjebak dalam perencanaan yang berlebihan.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #orang #yang #salah #menetapkan #tujuan #biasanya #melakukan #kebiasaan #salah #satunya #tidak #terukur

KOMENTAR