Awas Tertipu! 8 Sinyal Bahasa Tubuh Ini Bisa Jadi Tanda Kalau Orang yang Kamu Kenal Itu 'Fake People'
– Menilai karakter seseorang sering kali bukan hanya melalui apa yang mereka katakan, tetapi juga melalui bahasa tubuh mereka. Banyak orang yang tampak terlihat ramah, tetapi terkadang ada sinyal nonverbal yang tidak mereka sadari justru menunjukkan bahwa mereka tidak tulus atau bahkan manipulatif.
Dalam psikologi, bahasa tubuh dapat memberikan petunjuk penting tentang niat dan perasaan seseorang yang mungkin tidak terlihat secara langsung dalam kata-kata mereka.
Maka dari itu, dalam artikel ini akan dibahas 8 bahasa tubuh yang secara halus menunjukkan bahwa seseorang mungkin termasuk ke dalam kategori “fake people” atau orang yang tidak tulus, menurut psikologi, yang dilansir dari laman Small Business Bonfire, Kamis (5/12).
1. Kontak mata yang berlebihan
Psikologi memberi tahu bahwa mempertahankan kontak mata sebanyak 50% hingga 70% dari waktu selama percakapan dianggap normal. Apa pun yang lebih dari itu, terutama jika terasa intens atau tidak nyaman, bisa jadi merupakan tanda seseorang mencoba untuk menutupi ketidaktulusannya.
Fake people sering kali menggunakan kontak mata yang berlebihan sebagai alat untuk meyakinkan orang lain tentang kejujuran mereka. Namun, perilaku berlebihan ini sebenarnya dapat dianggap tidak jujur dan manipulatif.
2. Senyum mereka tidak sampai ke mata
Senyum yang tulus itu senyum yang menyinari mata dan seluruh wajah. Namun, bagaimana dengan senyum orang yang berpura-pura? Senyum itu hanya ada di mulut dan tidak banyak yang terpancar dari mata.
Para psikolog menyebutnya sebagai “Duchenne Smile”, yang diambil dari nama dokter Prancis, Guillaume Duchenne. Ia menemukan bahwa kebahagiaan sejati melibatkan otot-otot yang mengendalikan mulut dan otot-otot yang mengendalikan mata.
3. Bahasa tubuh yang terlalu berlebihan
Jika bahasa tubuh seseorang terlalu bersemangat atau berlebihan, hal itu bisa menjadi tanda bahaya. Penelitian di bidang komunikasi nonverbal menemukan bahwa orang yang suka menipu cenderung menggunakan gerakan dan ekspresi yang lebih dramatis. Hal ini karena mereka mencoba meyakinkan, tidak hanya pada Anda, melainkan juga pada diri mereka sendiri, tentang keaslian kata-kata mereka.
4. Selalu memeriksa penampilan mereka
Semua orang ingin tampil rapi. Namun, jika seseorang terus-menerus memeriksa penampilannya atau membetulkan pakaiannya selama percakapan, itu bisa jadi pertanda ketidakjujuran.
Fake people sering kali lebih fokus pada bagaimana orang lain menilai mereka daripada interaksi yang terjadi. Mereka mengkhawatirkan tentang penampilan yang sempurna dan melakukan upaya ekstra untuk mempertahankan citra yang mereka yakini menarik bagi orang lain.
5. Sering menampilkan sosok yang sempurna
Menunjukkan kelemahan membutuhkan keberanian. Itu berarti membuka diri, berbagi ketakutan dan rasa insecure, dan mengakui kesalahan. Itu adalah ciri orang yang tulus.
Namun, fake people jarang menunjukkan sisi ini. Mereka mempertahankan fasad kesempurnaan, jarang menurunkan kewaspadaan mereka untuk memperlihatkan jati diri mereka yang sebenarnya.
6. Terlalu meniru tindakan orang lain
Kita sering kali secara tidak sadar meniru bahasa tubuh, pola bicara, atau sikap orang-orang yang berinteraksi dengan kita, dan itu merupakan tanda empati dan pengertian. Namun, jika peniruan itu berlebihan, itu patut untuk diwaspadai.
Para psikolog berpendapat bahwa meniru secara berlebihan dapat menjadi tanda kepalsuan. Fake people menggunakannya sebagai alat untuk mendapatkan kepercayaan Anda atau membuat Anda merasa lebih nyaman di sekitar mereka.
7. Sering menyela pembicaraan orang lain
Selama percakapan, interupsi kadang-kadang dapat terjadi secara alami. Namun, bila seseorang terus-menerus menyela Anda, itu bisa jadi merupakan tanda bahwa mereka tidak benar-benar tertarik dengan apa yang Anda katakan.
Fake people sering kali lebih fokus menyampaikan maksudnya sendiri dan kurang berusaha memahami orang lain. Mereka mungkin lebih tertarik membentuk percakapan demi keuntungan mereka sendiri daripada terlibat dalam dialog yang bermakna.
8. Kurang berempati
Inti dari hubungan yang sejati terletak pada empati. Namun, fake people sering kali kesulitan menunjukkan empati yang tulus.
Mereka mungkin berpura-pura prihatin, tetapi reaksi mereka sering kali tidak memiliki kehangatan dan ketulusan yang datang bersama empati sejati.
Tag: #awas #tertipu #sinyal #bahasa #tubuh #bisa #jadi #tanda #kalau #orang #yang #kamu #kenal #fake #people