4 Cara Mengubah FOMO Menjadi Kekuatan Pendorong Pertumbuhan Pribadi
- Kita semua pernah merasakannya. Rasa takut kehilangan yang mengganggu itu, atau FOMO seperti yang lebih dikenal. Kecemasan yang menggerogoti Anda saat melihat orang lain menikmati sesuatu yang bukan diri Anda, baik itu pesta atau promosi. Tetapi bagaimana jika saya memberi tahu Anda bahwa Anda dapat membalik naskahnya? Bahwa FOMO ini, alih-alih menjadi sumber stres, sebenarnya bisa menjadi katalisator yang kuat untuk pertumbuhan pribadi? Kedengarannya menarik? Nah, kencangkan sabuk pengaman.
Saya akan membagikan 4 cara Anda dapat memanfaatkan FOMO Anda dan mengubahnya menjadi kekuatan pendorong untuk peningkatan diri. Dan jangan khawatir, ini bukan tentang memaksakan diri untuk mengikuti keluarga Jones. Ini tentang mengubah perspektif Anda dan menggunakan FOMO sebagai motivasi untuk menjadi versi terbaik dari diri Anda. Berikut 4 caranya, dikutip dari hackspirit pada Rabu (4/12).
1) Merangkul ketidakpastian
Ketidakpastian adalah pemicu utama FOMO. Kami takut ketinggalan karena kami tidak yakin apa yang kami lewatkan, atau bagaimana hal itu dapat memengaruhi kami. Tapi inilah masalahnya: ketidakpastian adalah bagian dari kehidupan. Ini tak terhindarkan. Dan semakin cepat kita menerima ini, semakin cepat kita dapat menggunakannya untuk keuntungan kita. Alih-alih membiarkan FOMO melumpuhkan Anda, biarkan itu mendorong Anda. Gunakan itu sebagai sinyal bahwa ada sesuatu yang baru dan berpotensi menarik yang bisa Anda ikuti.
Ingat, setiap kali Anda merasakan FOMO, ini adalah kesempatan untuk belajar, berkembang, dan mendorong batasan Anda. Anda tidak harus melompat di setiap kesempatan, tetapi jangan biarkan rasa takut kehilangan menghentikan Anda untuk menjelajahi cakrawala baru. Sama seperti bagaimana bukti sosial dapat memengaruhi keputusan dalam penjualan, memahami reaksi Anda sendiri terhadap FOMO dapat membantu mendorong pertumbuhan pribadi. Ini semua tentang membingkai ulang perspektif Anda dan menggunakan FOMO sebagai alat untuk peningkatan diri daripada sumber stres. Tapi ingat, keseimbangan adalah kuncinya. Jangan biarkan FOMO mendorong Anda ke dalam keputusan yang tidak tepat untuk Anda. Gunakan itu sebagai motivasi, tetapi selalu tetap setia pada jalan Anda sendiri.
2) Tetapkan tujuan pribadi
Saya ingat suatu saat ketika saya melihat teman-teman saya maju dalam karir mereka sementara saya merasa terjebak dalam pekerjaan saya. FOMO itu nyata. Saya merasa kehilangan peluang, promosi, dan pertumbuhan profesional. Tapi alih-alih membiarkan FOMO itu menghabiskan saya, saya menggunakannya sebagai peringatan. Itu membuat saya menyadari bahwa saya tidak puas dengan posisi saya dalam karir saya dan bahwa saya perlu menetapkan beberapa tujuan pribadi.
Jadi, saya mulai menetapkan tujuan yang kecil dan dapat dicapai, dan perlahan tapi pasti, saya mulai merasa lebih terpenuhi. Saya tidak lagi fokus pada apa yang dilakukan orang lain tetapi pada kemajuan saya sendiri. FOMO saya telah berubah menjadi motivasi. FOMO dapat menjadi pengingat yang kuat bahwa kita memiliki potensi untuk berkembang. Tetapi daripada membandingkan diri kita dengan orang lain, kita harus menggunakannya sebagai alat untuk merenungkan aspirasi kita sendiri dan mengambil langkah untuk mencapainya. Ingat, ini bukan tentang bersaing dengan orang lain tetapi tentang tumbuh dengan kecepatan Anda sendiri dan ke arah Anda sendiri. Dan menetapkan tujuan pribadi adalah cara yang bagus untuk menyalurkan FOMO Anda ke dalam tindakan positif.
3) Latih perhatian penuh
Kita hidup di era digital di mana media sosial sering memperkuat FOMO kita. Kehidupan setiap orang terlihat sempurna di Instagram, dan mudah untuk merasa seperti kita ketinggalan. Tapi ada sesuatu yang perlu dipertimbangkan: Penelitian telah menunjukkan bahwa mempraktikkan perhatian penuh dapat membantu mengurangi perasaan FOMO. Perhatian penuh adalah tentang berfokus pada saat ini, daripada mengkhawatirkan apa yang mungkin kita lewatkan.
Dengan mempraktikkan perhatian penuh, kita dapat menyesuaikan dengan pengalaman dan perasaan kita sendiri, daripada terus-menerus membandingkan diri kita dengan orang lain. Saat Anda hadir pada saat itu, kemungkinan kecil Anda akan merasa seperti kehilangan. Sebaliknya, Anda dapat menghargai apa yang Anda miliki dan di mana Anda berada saat ini. Jadi lain kali FOMO menyerang, tarik napas dalam-dalam dan ingatkan diri Anda untuk tetap hadir. Salurkan energi Anda untuk menikmati saat ini, dan Anda mungkin mendapati bahwa FOMO Anda mulai memudar.
4) Menumbuhkan rasa syukur
Syukur adalah alat yang sangat ampuh dalam hal pertumbuhan pribadi. Ini membantu kita menghargai apa yang kita miliki, alih-alih terus-menerus mengejar apa yang tidak kita miliki. Merasa FOMO? Luangkan waktu sejenak untuk menuliskan beberapa hal yang Anda syukuri. Itu bisa sesederhana secangkir kopi yang enak di pagi hari atau sepenting teman atau anggota keluarga yang mendukung. Dengan berfokus pada rasa syukur, kita dapat mengubah perspektif kita dari apa yang kita lewatkan menjadi apa yang kita peroleh dalam hidup kita sendiri. Ini tidak hanya membantu mengurangi perasaan FOMO tetapi juga menumbuhkan rasa puas dan puas. Jadi, lain kali Anda merasa kehilangan, ingatlah untuk menghitung berkat Anda. Anda mungkin terkejut melihat betapa cepatnya FOMO Anda berubah menjadi rasa penghargaan atas apa yang sudah Anda miliki.
Tag: #cara #mengubah #fomo #menjadi #kekuatan #pendorong #pertumbuhan #pribadi