10 Alasan Psikologi Mengapa Orang Cerdas Sulit Bahagia, Salah Satunya Cenderung Memperhatikan Kesalahan Orang Lain
Orang cerdas merupakan individu yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi, seringkali mampu memproses informasi dengan cepat dan menghadapi berbagai masalah secara kreatif.
Meskipun sering kali dianggap memiliki keunggulan dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi ironisnya, orang cerdas juga sering menghadapi tantangan dalam mencapai kebahagiaan.
Kecerdasan yang dimiliki oleh orang-orang cerdas dapat membuat mereka lebih rentan terhadap kecemasan, depresi, dan kesulitan emosional lainnya.
Dilansir dari Psychology Today pada Selasa (19/3), terdapat 10 alasan psikologi mengapa orang cerdas sering kesulitan untuk bahagia.
1. Terlalu menetapkan harapan yang tinggi
Orang-orang yang sangat cerdas sering menetapkan harapan yang sangat tinggi untuk diri mereka sendiri karena mereka tahu bahwa mereka memiliki kemampuan yang besar.
Namun, seringkali mereka tidak bisa mencapai harapan tersebut. Akibatnya, mereka merasa kecewa atau bahkan depresi karena merasa bahwa pencapaian mereka tidak sejalan dengan harapan yang mereka tetapkan.
Selain itu, mereka juga mungkin gagal memenuhi harapan yang orang lain miliki terhadap mereka, karena orang lain juga mengharapkan hal yang besar dari mereka.
2. Memiliki masalah kecemasan
Orang-orang cerdas dengan IQ tinggi lebih cenderung mengalami masalah kecemasan. Mereka sering kali memikirkan hal-hal buruk yang terjadi pada mereka, terus menerus memutar kembali situasi-situasi tersebut untuk mencari tahu apa yang salah.
Mereka mungkin juga terlalu memperhatikan atau terobsesi dengan hal-hal yang mungkin dianggap sepele atau tidak penting oleh orang lain.
3. Tidak memiliki kebiasaan bertahan dalam kesulitan
Karena orang-orang dengan IQ tinggi dapat belajar dengan mudah sejak mereka masih muda, mereka mungkin terbiasa dengan kesuksesan tanpa harus banyak berusaha.
Akibatnya, mereka mungkin tidak mengembangkan kebiasaan untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan, yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.
Selain itu, mereka juga tidak belajar untuk memiliki disiplin diri yang diperlukan untuk mencapai kinerja terbaik mereka.
Ironisnya, karena mereka tidak terbiasa berjuang untuk mempelajari hal-hal baru, ketika mereka berada dalam situasi yang menuntut mereka untuk berusaha, mereka cenderung menunda-nunda atau mengabaikan usaha tersebut sama sekali.
Hal itu mungkin terasa terlalu berat bagi mereka dan terlalu jauh di luar zona nyaman mereka.
4. Cenderung berpikir dan menganalisis secara berlebihan
Orang-orang dengan kecerdasan tinggi cenderung terjebak dalam pemikiran mereka yang berlebihan atau menganalisis sesuatu secara berlebihan.
Orang-orang dengan karakteristik ini cenderung mengalami kesulitan tidur di malam hari karena pikiran mereka terus sibuk memutar-mutar hal-hal, sehingga membuat mereka sulit untuk merasa tenang dan tertidur.
5. Cenderung memperhatikan kesalahan dan keakuratan
Orang-orang yang sangat cerdas sering kali merasa sulit untuk menahan diri dari keinginan untuk memperbaiki kesalahan orang lain, karena mereka sangat memperhatikan detail dan keakuratan.
Namun, kebiasaan ini sering kali tidak disukai oleh orang lain, yang mana ini bisa membuat orang lain merasa malu, kesal, atau tersinggung karena merasa seperti selalu dikoreksi atau diperbaiki oleh irang cerdas.
6. Sulit menjaga persahabatan
Ini berarti bahwa membuat dan menjaga persahabatan seringkali sulit bagi orang yang sangat cerdas. Orang lain mungkin merasa tidak nyaman atau canggung untuk mendekati seseorang yang memiliki kecerdasan yang jauh lebih tinggi daripada mereka.
Hal ini terutama terjadi jika orang yang berbakat tidak dapat menahan diri untuk tidak menunjukkan atau memamerkan pengetahuan atau kecerdasan mereka yang lebih baik.
Kesederhanaan intelektual, yaitu kemampuan untuk tidak terlalu menonjolkan keunggulan intelektual dimana ini menjadi sangat penting dalam hal ini.
Namun, banyak dari orang-orang yang sangat cerdas ini gagal untuk mengembangkan sifat ini, dan akibatnya, hubungan mereka dengan orang lain menjadi terganggu dan renggang.
7. Cenderung mudah frustasi dan kehilangan kesabaran
Oang-orang dengan IQ tinggi dapat dengan mudah merasa frustrasi dan kehilangan kesabaran ketika apa yang mereka katakan sering kali salah dipahami oleh orang lain, meskipun mereka telah mencoba beberapa kali untuk menjelaskannya dengan lebih sederhana.
Bahkan ketika mereka mencoba menyederhanakan penjelasan mereka, masih saja sering terjadi kesalahpahaman. Hal ini dapat membuat orang-orang cerdas merasa frustasi dan kecewa.
Namun, terkadang tanpa disadari, sikap ini bisa membuat orang lain merasa rendah diri atau merasa tidak nyaman, sehingga mereka mungkin tidak ingin berhubungan dengan orang yang cerdas.
Akibatnya, orang-orang yang cerdas bisa merasa kesulitan dalam bersosialisasi dan merasa tidak puas dengan interaksi sosial mereka.
8. Punya selera humor yang cenderung berbeda dengan orang lain
Ini berarti bahwa orang-orang dengan kecerdasan tinggi memiliki sense of humor atau selera humor yang sangat berbeda dengan orang lain.
Mereka mungkin lebih cepat memahami lelucon daripada orang lain, dan apa yang orang lain anggap lucu mungkin terlihat tidak menarik, terlalu dipaksakan, atau klise bagi mereka.
Namun, dalam usaha mereka untuk berinteraksi dengan orang lain, mereka mungkin merasa terpaksa untuk pura-pura tertawa meskipun sebenarnya tidak merasa tertawa.
9. Cenderung isolasi sosial
Ketika orang cerdas dengan IQ tinggi tidak dapat menemukan orang lain yang memiliki pola pikir yang mirip dengan mereka, mereka cenderung memilih untuk sendirian daripada berada di sekitar orang lain yang membuat mereka merasa lebih kesepian daripada jika mereka berada sendiri.
Ini menunjukkan bahwa kecocokan mentalitas dan kesamaan minat menjadi faktor penting dalam kehidupan sosial mereka.
10. Tidak selalu membuat keputusan yang baik
Meskipun seseorang sangat cerdas dan memiliki IQ tinggi, itu tidak menjamin bahwa mereka akan selalu membuat keputusan yang baik.
Mereka sering kali terpengaruh oleh pandangan pribadi mereka sendiri dalam membuat keputusan, yang bisa mengganggu objektivitas mereka.
Bahkan orang yang cerdas pun masih bisa memiliki asumsi yang salah atau titik buta dalam pemikiran mereka, sama seperti orang lain.
Tag: #alasan #psikologi #mengapa #orang #cerdas #sulit #bahagia #salah #satunya #cenderung #memperhatikan #kesalahan #orang #lain