Orang yang Membiarkan Temannya Pergi Seiring Bertambahnya Usia Biasanya Menampilkan 7 Perilaku Ini
ilustrasi seseorang yang membiarkan temannya pergi/ Sumber foto: Freepik
12:46
26 September 2024

Orang yang Membiarkan Temannya Pergi Seiring Bertambahnya Usia Biasanya Menampilkan 7 Perilaku Ini

Perubahan dalam hubungan sosial adalah bagian alami dari kehidupan seiring bertambahnya usia.

Banyak dari kita mungkin merasakan bahwa teman-teman yang dulu begitu dekat mulai menjauh atau bahkan menghilang dari kehidupan kita.

Terkadang, perpisahan ini terjadi secara alami dan tanpa disadari, namun di lain waktu, ada perilaku dan sikap tertentu yang dapat mempercepat proses tersebut.

Bagi orang-orang yang membiarkan atau bahkan tidak sengaja mendorong teman-teman mereka untuk pergi, ada beberapa perilaku umum yang sering kali ditampilkan.

Dilansir dari Hack Spirit pada Kamis (26/9), terdapat tujuh perilaku yang biasanya terlihat pada mereka yang cenderung membiarkan teman-temannya pergi seiring bertambahnya usia.

1. Kurang Berinisiatif dalam Menghubungi

Salah satu perilaku yang paling umum dari seseorang yang mulai membiarkan temannya pergi adalah kurangnya inisiatif dalam berkomunikasi.

Mereka jarang mengirim pesan, menelepon, atau mengatur pertemuan. Seiring bertambahnya usia dan kesibukan meningkat, banyak orang merasa bahwa waktu menjadi terbatas, namun hal ini sering kali menjadi alasan untuk tidak berusaha mempertahankan hubungan.

Kurangnya inisiatif ini bisa dilihat sebagai tanda bahwa hubungan tersebut tidak lagi prioritas.

Teman-teman yang merasa diabaikan lambat laun akan berhenti menghubungi dan hubungan pun memudar.

2. Tidak Meluangkan Waktu untuk Bersama

Orang yang membiarkan teman-temannya pergi sering kali tidak meluangkan waktu untuk bertemu atau menghabiskan waktu bersama.

Bahkan ketika ada kesempatan, mereka lebih sering menolaknya dengan alasan kesibukan, kelelahan, atau kepentingan lain.

Alasan-alasan ini, meskipun mungkin valid dalam beberapa situasi, jika terjadi secara terus-menerus, dapat menciptakan jarak dalam hubungan.

Teman-teman mungkin mulai merasa bahwa mereka tidak lagi dihargai atau diinginkan dalam hidup seseorang, dan akhirnya, hubungan tersebut semakin renggang.

3. Mengabaikan atau Menghindari Konflik

Setiap hubungan, termasuk pertemanan, pasti menghadapi masalah dan konflik dari waktu ke waktu.

Orang yang cenderung membiarkan temannya pergi biasanya tidak menghadapi konflik ini dengan bijak.

Mereka cenderung menghindari percakapan yang sulit atau bahkan mengabaikan masalah yang ada, berharap bahwa masalah tersebut akan menghilang dengan sendirinya.

Dalam jangka panjang, masalah yang tidak diselesaikan ini dapat menyebabkan jarak emosional dan perasaan tidak nyaman, yang pada akhirnya merusak hubungan.

4. Lebih Fokus pada Diri Sendiri

Seseorang yang terlalu fokus pada diri sendiri, tanpa memperhatikan kebutuhan atau perasaan teman-temannya, sering kali secara tidak sadar mendorong orang lain untuk menjauh.

Mereka mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan, keluarga, atau urusan pribadi sehingga tidak memberikan ruang bagi orang lain dalam hidup mereka.

Ketika semua percakapan hanya berpusat pada diri mereka, teman-teman bisa merasa tidak dihargai atau tidak penting.

Hubungan yang tidak seimbang ini lambat laun akan membuat teman-teman tersebut merasa lelah dan akhirnya menjauh.

5. Menjaga Batasan Emosional yang Terlalu Kaku

Beberapa orang menjaga jarak emosional yang terlalu kaku dalam hubungan pertemanan mereka, terutama seiring bertambahnya usia.

Mereka cenderung tidak berbagi perasaan, masalah, atau tantangan yang mereka hadapi dengan teman-teman mereka.

Meskipun menjaga privasi adalah hal yang wajar, terlalu tertutup bisa membuat teman-teman merasa tidak dipercaya atau tidak diinginkan.

Kurangnya keintiman emosional ini sering kali menjadi salah satu alasan mengapa pertemanan tidak bertahan dalam jangka panjang, karena hubungan menjadi dangkal dan tidak ada lagi ikatan emosional yang kuat.

6. Tidak Mendukung dalam Saat-Saat Penting

Salah satu tanda penting dari pertemanan yang sehat adalah saling mendukung, terutama dalam saat-saat penting atau sulit.

Orang yang cenderung membiarkan temannya pergi sering kali absen atau tidak hadir saat teman-teman mereka membutuhkan dukungan.

Baik itu saat teman menghadapi kesulitan, merayakan pencapaian, atau sekadar butuh seseorang untuk mendengarkan, ketidakhadiran atau ketidakpedulian dalam momen-momen ini dapat merusak hubungan.

Teman-teman yang merasa tidak didukung akan mulai merasa bahwa hubungan tersebut tidak lagi berharga bagi mereka.

7. Mementingkan Hal-Hal Material atau Status Sosial

Beberapa orang, seiring bertambahnya usia, mulai lebih fokus pada hal-hal material atau status sosial daripada hubungan yang tulus.

Mereka mungkin lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan orang-orang yang mereka anggap "menguntungkan" dalam hal karier atau status, daripada mempertahankan hubungan yang sudah lama dengan teman-teman yang mungkin tidak memberikan manfaat material.

Sikap ini dapat menyebabkan teman-teman merasa ditinggalkan atau diabaikan, terutama jika mereka merasa tidak lagi "bernilai" dalam pandangan orang tersebut.

Mengapa Perilaku Ini Terjadi?

Ada beberapa alasan mengapa seseorang mulai menunjukkan perilaku-perilaku di atas. Salah satunya adalah perubahan prioritas.

Seiring bertambahnya usia, orang sering kali memiliki lebih banyak tanggung jawab, baik itu dalam karier, keluarga, atau komitmen lainnya.

Hal ini dapat membuat pertemanan menjadi prioritas yang lebih rendah. Selain itu, perubahan dalam nilai-nilai pribadi, minat, atau pandangan hidup juga bisa menyebabkan perpecahan alami dalam pertemanan.

Faktor lainnya adalah rasa nyaman atau kebiasaan. Beberapa orang mungkin merasa nyaman dengan status quo dan tidak merasa perlu untuk berusaha lebih dalam mempertahankan hubungan.

Mereka mungkin berpikir bahwa jika pertemanan tersebut benar-benar berharga, teman-temannya akan tetap ada, tanpa perlu usaha yang berarti dari pihak mereka.

Dampak Jangka Panjang dari Kehilangan Teman

Meskipun mungkin terlihat tidak signifikan pada awalnya, kehilangan teman-teman seiring bertambahnya usia dapat memiliki dampak jangka panjang yang besar.

Penelitian menunjukkan bahwa memiliki hubungan sosial yang kuat berkaitan erat dengan kebahagiaan, kesejahteraan emosional, dan bahkan kesehatan fisik.

Kehilangan dukungan sosial dapat menyebabkan perasaan kesepian, yang dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Selain itu, memiliki teman-teman dekat juga memberikan rasa memiliki, identitas sosial, dan penguatan emosional yang sangat dibutuhkan seiring bertambahnya usia.

Orang yang kehilangan teman-temannya cenderung merasa lebih terisolasi dan kurang terhubung dengan komunitas di sekitar mereka, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

Kesimpulan

Membiarkan teman-teman pergi seiring bertambahnya usia bukanlah sesuatu yang jarang terjadi, namun sering kali ini disebabkan oleh perilaku dan sikap yang tanpa sadar ditampilkan.

Kurangnya inisiatif, ketidakpedulian terhadap waktu yang dihabiskan bersama, dan fokus berlebihan pada diri sendiri atau hal-hal material dapat merusak hubungan yang mungkin sudah lama terjalin.

Penting bagi kita untuk merenungkan perilaku kita sendiri dalam menjaga hubungan sosial dan berusaha memperbaikinya sebelum pertemanan yang berharga hilang selamanya.

Pertemanan yang kuat dan sehat adalah salah satu elemen kunci dalam menjaga kesejahteraan dan kebahagiaan seiring bertambahnya usia.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #orang #yang #membiarkan #temannya #pergi #seiring #bertambahnya #usia #biasanya #menampilkan #perilaku

KOMENTAR