Lakukan! 8 Kebiasaan Ini Agar Membuatmu Menjadi Pembicara yang Lebih Percaya Diri, Menurut Psikologi
Ilustrasi seorang pembicara yang percaya diri menyampaikan pidato. (Pixabay)
08:40
20 September 2024

Lakukan! 8 Kebiasaan Ini Agar Membuatmu Menjadi Pembicara yang Lebih Percaya Diri, Menurut Psikologi

 

 

Memiliki kepercayaan diri adalah kelebihan yang penting untuk menjadi seorang pembicara. Namun, kepercayaan diri tidak didapatkan secara instan, perlu melakukan beberapa kebiasaan untuk melatih kepercayaan diri.

Membayangkan saat pertama kali menjadi pembicara di depan sekelompok orang dengan tangan gemetar, tegang, canggung, dan merasakan semua orang menatapmu, tentu bukan pengalaman yang menyenangkan.

Rasa takut terbata-bata dalam menyampaikan kata-kata membuatmu akan merasa ingin menghilang. Namun, kamu dapat mengembangkan rasa percaya diri, karena itu adalah keterampilan yang dapat dipelajari seperti keterampilan lainnya.

Dilansir dari psikologi yang mendalam, artikel ini akan mengenalkanmu pada delapan kebiasaan yang dapat kamu praktikkan agar menjadi pembicara yang lebih percaya diri.

Berikut delapan kebiasaan yang dapat kamu lakukan untuk menjadi pembicara yang lebih percaya diri.

  1. Manfaatkan persiapan

Kepercayaan diri dalam berbicara tidak terjadi secara kebetulan, tetapi dibangun di atas fondasi persiapan yang kokoh. Psikolog telah lama mengamati hubungan langsung antara persiapan dan rasa percaya diri.

Semakin kamu terbiasa dengan materi yang kamu bawakan, akan semakin percaya diri saat menyampaikannya. Bayangkan saat kamu harus memberikan pidato dadakan atau menjawab pertanyaan yang belum kamu persiapkan.

Perasaan panik dan tidak pasti itu sangat kontras dengan rasa kendali dan keyakinan yang muncul karena matangnya persiapan. Pembicara dan influencer terkenal pun tak lepas dari hal ini.

Mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk meneliti, berlatih, dan menyempurnakan pidato mereka. Mereka mempelajari perilaku audiens, mengantisipasi pertanyaan, dan menyiapkan jawaban yang matang.

Komitmen untuk mempersiapkan diri ini tidak hanya membuat mereka tampak berwawasan luas. Namun, juga meningkatkan kepercayaan diri saat menyampaikan materi. Persiapan berfungsi sebagai bentuk pengembangan diri.

Persiapan memberi kamu kendali dan membantu membangun kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk berbicara secara efektif. Untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara, mulailah dengan memanfaatkan kekuatan persiapan.

Luangkan waktu untuk memahami materi dan audien. Ini hanya masalah memperlengkap diri kamu dengan alat yang dibutuhkan untuk menuntun situasi berbicara apapun dengan anggun dan penuh keyakinan.

  1. Manfaatkan visualisasi

Pikiran adalah alat yang hebat, dan merupakan inti dari persepsi diri kita. Salah satu cara yang disarankan oleh psikologi untuk meningkatkan kepercayaan diri kita dalam berbicara adalah visualisasi.

Visualisasi adalah teknik di mana kamu berlatih secara mental atau membayangkan dirimu dalam situasi tertentu. Ini adalah metode yang umum digunakan oleh atlet, artis, dan pengusaha sukses.

Idenya adalah memvisualisasikan dirimu berhasil mengendalikan situasi yang membuatmu gugup saat berbicara di depan umum. Membayangkan dirimu berbicara dengan percaya diri dan fasih di hadapan audiens.

Hal itu merupakan dasar untuk melatih otak agar merasa nyaman dengan skenario tersebut. Seiring berjalannya waktu, latihan ini dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan rasa percaya dirimu secara signifikan.

Pertimbangkan untuk menyisihkan beberapa menit setiap hari untuk memvisualisasikan dirimu menyampaikan pidato atau presentasi bayangkan audiens terlibat, bayangkan dirimu menangani pertanyaan tak terduga, dan bayangkan tepuk tangan di akhir.

Latihan ini tidak hanya mempersiapkanmu untuk acara yang ada, tetapi juga mengubah persepsi terhadap diri sendiri. Kamu mulai melihat dirimu sebagai pembicara yang percaya diri. Hal itu akan mengubahmu untuk tampil dengan rasa percaya diri saat tiba waktunya.

  1. Menumbuhkan kesadaran

Dalam kesibukan mempersiapkan presentasi, kita mengabaikan komponen penting dalam berbicara efektif, yaitu kesadaran. Perhatian penuh, praktik untuk terlibat dalam penyampaian materi adalah alat yang ampuh untuk meningkatkan kepercayaan diri saat berbicara.

Hal ini memungkinkan kita untuk terhubung lebih dalam dengan pesan dan audiens kita. Dengan memusatkan diri pada situasi sekarang, kita dapat melepaskan kecemasan tentang situasi mendatang atau kegagalan sebelumnya.

Kita dapat lebih fokus pada apa yang ingin kita sampaikan dan tidak terlalu memikirkan rasa takut tentang bagaimana jika mengalami kegagalan. Menurut konsultan mindfulness Jon Kabat-Zinn, “ cara terbaik untuk mengabaikan momen adalah memperhatikan.”

Tarik nafas, pusatkan pikiranmu pada situasi yang ada saat ini, dan sapa audiens dengan keyakinan yang membuatmu lebih percaya diri.

  1. Kuasai seni Bahasa tubuh

Anggaplah kamu berdiri di depan audiens, siap untuk menyampaikan pidato. Kata-kata yang sudah kamu latih dengan baik, dan ide-ide yang bagus, tetapi kamu berdiri dengan kaku, menghindari kontak mata, dan tangan gemetar.

Hal itu tidak akan membuatmu menampilkan kepercayaan diri saat berbicara. Menurut psikologi, isyarat non-verbal kita sering kali lebih berpengaruh daripada kata-kata kita. Sebuah studi dari UCLA bahkan menunjukkan bahwa 55 persen komunikasi berasal dari bahasa tubuh.

Ini berarti menguasai bahasa tubuh sangatlah penting untuk menjadi pembicara yang lebih percaya diri. Mulailah dengan menjaga postur tubuh yang baik. Berdiri tegak dengan bahu ditarik ke belakang dan kepala menghadap depan, ini menunjukkan rasa percaya diri.

Lakukan kontak mata secara teratur dengan audiens, karena kontak mata membantu membangun koneksi dan menunjukkan kejujuran serta keterbukaan. Gunakan gerakan tangan untuk menenangkan poin-poin yang kamu sampaikan, tetapi jangan terlalu berlebihan.

Penting juga untuk memperhatikan bahasa tubuh yang negatif, seperti menyilangkan lengan, mondar mandir, atau melihat ke bawah. Tanda-tanda ini dapat menunjukkan kegugupan dan mengalihkan perhatian audiens dari pesan kita.

Terakhir, jangan lupa untuk tersenyum. Senyum yang tulus dapat memberimu kesan yang lebih mudah untuk didekati dan disukai, sehingga membuat dirimu dan audiens merasa nyaman.

  1. Ubah kegagalan menjadi pembelajaran

Kegagalan dapat menyebabkan kecemasan bahkan pada pembicara yang paling berpengalaman sekalipun. Namun, itu adalah bagian yang tak bisa di hindari. Kita semua pasti pernah mengalami kegagalan, seperti tersandung dan jatuh.

Tetapi mengalami kegagalan bukan berarti kamu seorang yang tidak mampu, melainkan bagaimana kita menanggapi dan belajar dari kegagalan itu. Setiap kegagalan akan memberikan peluang untuk berkembang dan belajar.

Daripada melihat sebagai kemunduran, kita dapat memilih untuk melihat sebagai umpan balik. Kegagalan menampilkan area yang dapat kita tingkatkan, mendorong kita keluar dari zona nyaman, dan membuat kita menjadi lebih baik.

Nelson Mandela pernah mengatakan, “saya tidak pernah kalah, saya menang atau belajar,” Setiap tantangan membawa benih kemungkinan, setiap kegagalan memberikan kesempatan untuk bangkit, dan setiap kegagalan mengajarkan keteguhan.

Jangan takut gagal. Terima kegagalan itu sebagai pembelajaran, dan biarkan kegagalan itu menjadi guru yang mendorongmu untuk menjadi pembicara yang lebih percaya diri.

  1. Merangkul kerentanan

Kerentanan sering dilihat sebagai tanda kelemahan, terutama dalam berbicara di depan umum. Meskipun sebenarnya kerentanan adalah salah satu bentuk keberanian yang murni. Ketika kita terbuka tentang perjalanan kita, dan berbagi pengalaman serta pelajaran yang telah dipelajari.

Hal itu memungkinkan orang lain untuk terhubung dengan kita pada tingkat yang lebih dalam. Kerentanan meruntuhkan tembok, menunjukkan kepercayaan, dan membuka jalan bagi komunikasi autentik.

Dengan berbagi ketakutan, ketidakpastian, dan perjuangan, kita menunjukkan kemanusiaan dalam diri. Kita berbicara langsung ke hati para audiens karena kita bukan lagi sekedar pembicara diatas panggung, kita adalah sesama pejuang dalam perjalanan hidup.

Tentu saja , ada keseimbangan yang harus ditemukan. Bukan berarti terlalu banyak berbagi atau mengubah pembicaraan menjadi sesi terapi. Melainkan menunjukkan sisi manusia, dan mengakui bahwa kita juga menghadapi tantangan untuk terus berkembang.

  1. Berlatih mendengarkan secara aktif

Aspek yang sering diabaikan dari berbicara dengan percaya diri adalah mendengarkan secara aktif. Banyak orang hanya berfokus pada apa yang harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya, sehingga melupakan komunikasi dua arah.

Menjadi pembicara yang percaya diri bukan hanya tentang menyampaikan pidato, tetapi tentang melibatkan audiens dan menanggapi isyarat mereka. Mendengarkan secara aktif berarti memperhatikan reaksi mereka.

Memahami respon mereka, dan mampu menyesuaikan pesan yang kamu sampaikan sesuai kebutuhan. Hal ini mengubah pidato menjadi dialog, bukan monolog satu arah. Pendekatan ini membuatmu menjadi pembicara yang lebih dinamis dan memperkuat interaksi dengan audiens.

Untuk berlatih mendengarkan dengan aktif, amati audiens dengan seksama saat kamu berbicara. Perhatikan Bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan keterlibatan mereka secara keseluruhan.

Gunakan sinyal-sinyal ini untuk menyesuaikan kecepatan, nada, dan materimu. Berbicara dengan percaya diri bukan hanya menyampaikan pesan dengan jelas, tetapi memastikan pesan tersebut benar-benar berkesan untuk audiens.

  1. Fokus pada pesan, bukan medianya

Pada intinya, berbicara di depan umum adalah tentang menyampaikan pesan. Artinya, memberikan nilai kepada audiens, memulai dialog, atau memberikan inspirasi. Ketika kamu berkonsentrasi pada tujuan ini, kecemasan dan rasa takut akan hilang.

Audiens tidak hadir untuk menilai kemampuan berbicara kita. Mereka hadir untuk mendengarkan pesan yang kita sampaikan. Dan jika pesan kita tulus, bermakna, dan otentik, audiens akan menghargai terlepas dari kesalahan dan kekurangan apapun.

Berfokus pada pesan yang disampaikan untuk tujuan perubahan kreativitas dan inovasi. Ini berarti pesan yang kamu sampaikan untuk mendorong perubahan positif dan menginspirasi orang lain. Hal ini lebih memuaskan daripada tepuk tangan atau pengakuan audiens.

Di atas segalanya, rahasia untuk berbicara dengan percaya diri adalah mengingat tujuan akhir bukanlah kesempurnaan tapi keaslian. Ini tentang membentuk koneksi nyata dengan audiens.

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #lakukan #kebiasaan #agar #membuatmu #menjadi #pembicara #yang #lebih #percaya #diri #menurut #psikologi

KOMENTAR