Israel Bertekad Bunuh Yahya Sinwar dan Lanjutkan Pemusnahan Hamas
Ismail Haniyeh (kiri) dan Yahya Sinwar. Hamas telah memilih Yahya Sinwar, seorang pejabat tinggi yang memimpin kelompok militan tersebut di Gaza, mengisi jabatan Kepala Biro Politik Hamas, Selasa (6/8/2024). Menanggapi penunjukkan Yahya Sinwar, Israel bereaksi dengan marah. Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menyebut pengangkatan Sinwar memberi Israel alasan yang lebih kuat untuk membunuhnya dan melanjutkan pemusnahan Hamas. 
11:40
8 Agustus 2024

Israel Bertekad Bunuh Yahya Sinwar dan Lanjutkan Pemusnahan Hamas

Hamas telah memilih Yahya Sinwar, seorang pejabat tinggi yang memimpin kelompok militan tersebut di Gaza, mengisi jabatan Kepala Biro Politik Hamas, Selasa (6/8/2024).

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan terpilihnya Komandan Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik gerakan tersebut, menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat, semoga (Tuhan) mengasihaninya," kata Hamas dalam sebuah pernyataan singkat.

Yahya Sinwar menempati posisi tersebut menyusul pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli 2024 kemarin, Al Jazeera melaporkan.

Pria berusia 61 tahun itu dipandang oleh Israel sebagai dalang di balik serangan 7 Oktober di wilayah Israel oleh Hamas, yang menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menawan lebih dari 200 orang lainnya.

Menanggapi penunjukkan Yahya Sinwar, Israel bereaksi dengan marah.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menyebut pengangkatan Sinwar memberi Israel alasan yang lebih kuat untuk membunuhnya dan melanjutkan pemusnahan Hamas.

Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan kepada televisi Al-Arabiya milik Saudi, "Hanya ada satu tempat untuk Yahya Sinwar, yaitu di samping Mohammed Deif dan teroris 7 Oktober lainnya. Itulah satu-satunya tempat yang kami persiapkan dan tuju untuknya."

Pembunuhan sejumlah pejabat senior Hamas oleh Israel selama beberapa bulan terakhir menjadikan Sinwar sebagai tokoh paling menonjol dalam kelompok tersebut.

Pemilihannya menandakan bahwa kepemimpinan di lapangan di Gaza - khususnya sayap bersenjata yang dikenal sebagai Brigade Qassam - telah mengambil alih kepemimpinan di pengasingan, yang secara tradisional mempertahankan posisi kepemimpinan keseluruhan untuk mengatur hubungan dengan sekutu asing dan diplomasi.

Pengangkatan Sinwar kemungkinan akan memperkuat apa yang telah menjadi kebijakan Israel untuk memilih para pemimpin puncak Hamas, yang bahkan dikritik oleh AS, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak akan menghasilkan apa pun selain mempersulit untuk membawa pulang tawanan Israel yang ditahan di Gaza."⁠

Yahya Sinwar adalah orang yang dianggap bertanggung jawab oleh Israel atas sereangan pada 7 Oktober.

Ia dilaporkan melakukannya tanpa berkonsultasi dengan Pimpinan Politik Hamas.

Sekarang, Sinwar dipilih untuk mengendalikan sayap militer dan politik Hamas.

Berdasarkan hal itu, ia adalah negosiator utama yang harus diajak berkonsultasi dan berunding oleh Israel, sekutunya, mitra regional, dan kelompok Palestina, sehubungan dengan pertukaran tahanan atau gencatan senjata yang sangat dicari dan sulit dicapai di Gaza.

Itu bukan pertanda baik.

Penunjukan Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik Hamas menggantikan Ismail Haniyeh, dinilai merupakan sebuah hal yang mengejutkan sekaligus pesan kepada Israel, ia masih hidup, kantor berita KAn melaporkan.

"Pada kenyataannya, ini (pemilihan Sinwar) adalah sebuah kejutan, seminggu setelah pembunuhan Haniyeh," ungkap Roi Kais, koresponden urusan Arab untuk KAN.

Kais percaya, penunjukan Sinwar merupakan pesan dari Hamas, ia masih hidup.

Ia menambahkan, dipilihnya Sinwar menunjukkan kepemimpinan Hamas di Gaza masih tetap kuat dan berniat untuk tetap berkuasa.

Dilansir Anadolu Ajansi, seorang analis lain dari Israel, Ehud Yaari, mengatakan penunjukan Sinwar memiliki makna simbolis dalam menegaskan posisinya di Hamas.

Namun menurutnya, hal itu tidak memiliki arti praktis karena Sinwar akan menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi dengan pemimpin lainnya.

Juru bicara Hamas, Osama Hamdan, dalam sebuah pesan rekaman mengungkapkan, penunjukan Sinwar untuk memimpin biro politik Hamas "menegaskan kembali persatuan gerakan dan kesadaran akan bahaya yang dihadapinya."

Keputusan tersebut juga menunjukkan, pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap Ismail Haniyeh tidak akan mematahkan perlawanan.

Kelompok Hizbullah Lebanon menyambut baik pengangkatan Sinwar sebagai kepala biro politik Hamas.

Hizbullah menyebut pengangkatan Sinwar sebagai pesan yang kuat kepada Israel dan Amerika Serikat (AS).

Yahya Sinwar adalah pemimpin Hamas yang paling dicari oleh Israel karena ia dituduh mendalangi serangan 7 Oktober.

Ringkasan perkembangan terkini

*) Pasukan Israel menyerang Khan Yunis selatan dan wilayah lain di Jalur Gaza, menewaskan puluhan warga Palestina, dan mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk Beit Hanoon dan Beit Lahiya di bagian utara daerah kantong tersebut.

*) Pasukan Israel juga menyerbu beberapa kota, kota kecil dan desa Palestina di seluruh Tepi Barat yang diduduki, menembak dan melukai sedikitnya empat warga Palestina dan menangkap beberapa lainnya.

*) Masyarakat Tahanan Palestina telah meminta PBB untuk melakukan penyelidikan internasional terhadap “penyiksaan sistematis terhadap tahanan Palestina” yang ditahan di penjara dan fasilitas penahanan Israel.

*) Kelompok Houthi Yaman mengatakan para pejuangnya menargetkan sebuah kapal yang diidentifikasi sebagai Contship Ono dengan rudal balistik di Laut Merah, dan dua kapal perusak AS yang bergerak ke utara di jalur perairan tersebut.

*) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyalahkan Israel atas pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan menyebut pembunuhan itu sebagai “pelanggaran serius” terhadap kedaulatan Iran.

(Tribunnews.com,  Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #israel #bertekad #bunuh #yahya #sinwar #lanjutkan #pemusnahan #hamas

KOMENTAR