Terungkap, HTS Susun Rencana untuk Gulingkan Rezim Assad dalam Kurun Waktu Satu Tahun
Rencana ini melibatkan penggunaan unit pesawat tak berawak dan koordinasi erat antara kelompok-kelompok oposisi di seluruh negeri.
Dalam wawancara pertamanya dengan media asing setelah jatuhnya pemerintahan Assad yang telah berkuasa selama 54 tahun, Abu Hassan al-Hamwi, Kepala Sayap militer Hayat Tahrir al-Sham (HTS), menjelaskan bahwa kelompoknya berkomunikasi dengan pemberontak di selatan untuk menciptakan ruang perang terpadu.
"Kami mempelajari musuh secara menyeluruh, menganalisis taktik mereka, dan menggunakan wawasan ini untuk mengembangkan kekuatan kami," ungkap al-Hamwi, dikutip dari The Guardian.
Sejak 2019, HTS telah mengembangkan doktrin militer untuk mengubah para pejuang yang berasal dari kelompok oposisi yang tidak terorganisir menjadi kekuatan tempur yang disiplin.
Al-Hamwi menekankan pentingnya kepemimpinan yang bersatu dan kendali atas pertempuran.
"Setelah kehilangan wilayah yang signifikan, semua faksi revolusioner menyadari bahaya kritis," katanya.
HTS juga memproduksi persenjataan dan kendaraan sendiri untuk mengatasi ketidakberdayaan mereka dalam menghadapi angkatan udara rezim Assad yang didukung oleh Rusia dan Iran.
Mereka membentuk unit drone untuk meningkatkan efektivitas serangan, termasuk pesawat nirawak bunuh diri yang disebut Shahin.
Pada akhir November, HTS memutuskan untuk meluncurkan operasi besar-besaran, dimulai dengan serangan ke Aleppo pada 29 November.
"Kami memiliki keyakinan bahwa Damaskus tidak akan jatuh sampai Aleppo jatuh," jelas al-Hamwi.
Keberhasilan merebut Aleppo memicu serangan lebih lanjut di Hama dan Homs, yang diambil alih dalam waktu singkat.
Pemberontak di selatan, yang awalnya direncanakan untuk menunggu hingga Homs jatuh, akhirnya melancarkan serangan lebih awal, berhasil mendorong tentara Suriah keluar dari Daraa dan mencapai Damaskus sebelum HTS tiba.
Setelah jatuhnya Aleppo, momentum pemberontak seolah tak terbendung.
Pada Minggu (8/12/2024), Bashar al-Assad meninggalkan negaranya.
Al-Hamwi, yang sebelumnya seorang insinyur pertanian, kini bersiap untuk berperan dalam pemerintahan sipil baru.
Namun, al-Hamwi mengakui tantangan besar dalam membangun negara baru, termasuk kekhawatiran dari kelompok minoritas agama.
"Kami menegaskan bahwa kaum minoritas di Suriah adalah bagian dari negara dan memiliki hak untuk menjalankan ritual pendidikan dan layanan mereka seperti warga negara Suriah lainnya," tegasnya.
Dengan rencana yang telah dipersiapkan selama setahun, masa depan Suriah kini berada di persimpangan, dengan harapan akan perubahan yang lebih baik di tengah tantangan yang kompleks.
Update Konflik Suriah
-- Ledakan besar terdengar di Damaskus pada Jumat (13/12/2024) malam.
Setelah didalami, ledakan itu rupanya berasal dari serangan udara Israel, yang menargetkan instalasi militer di dekat kota dan pedesaan sekitarnya, koresponden Al Jazeera di ibu kota Suriah melaporkan.
-- Duta Besar Suriah untuk PBB telah mengirimkan surat kepada Dewan Keamanan PBB dan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres yang menyesalkan agresi Israel dan pelanggaran kedaulatan Suriah sejak jatuhnya rezim al-Assad.
-- Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler mengatakan serangan Israel di Suriah meningkatkan ketegangan dan menimbulkan ketidakstabilan di kawasan tersebut, menyebutnya sebagai "cerminan paling jelas dari pola pikir pendudukan".
-- Ada laporan lebih lanjut tentang pasukan Rusia yang menarik diri dari Suriah, dengan sekelompok kendaraan militer terlihat bergerak dari selatan negara itu menuju pangkalan militer Tartous di kota pesisir Latakia.
-- Raed al-Saleh, direktur organisasi Pertahanan Sipil Suriah, telah mengatakan kepada penduduk kota Deir Az Zor bahwa "para relawan kelompok tersebut akan segera berada di antara kalian untuk melayani kalian".
-- Pemerintahan sementara baru di Suriah telah menyerahkan Travis Timmerman kepada tentara AS di negara itu, yang telah memindahkan tahanan yang dibebaskan itu dengan helikopter ke Yordania.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #terungkap #susun #rencana #untuk #gulingkan #rezim #assad #dalam #kurun #waktu #satu #tahun