Junta Militer Kirim Perwakilan dalam Pertemuan Para Menlu ASEAN di Laos
Pertemuan retreat para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN di Luang Prabang, Laos, Senin (29/1). (Istimewa)
10:27
30 Januari 2024

Junta Militer Kirim Perwakilan dalam Pertemuan Para Menlu ASEAN di Laos

Myanmar hadir dalam pertemuan retreat para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN di Luang Prabang, Laos, Senin (29/1). Kali ini, pihak junta militer mengirim Permanent Secretary dari Kementerian Luar Negeri Myanmar untuk menghadiri event tersebut.

Menlu Retno Marsudi menegaskan, keputusan ASEAN untuk tidak mengundang political level Myanmar tetap diberlakukan. Karenanya, Myanmar memutuskan untuk mengirim wakil pada tingkat non-political level.

”Sekali lagi, Myanmar hadir pada non-political level,” ungkapnya dalam press briefing online usai menghadiri retreat, di Laos, Senin (29/1).

Sebagai informasi, para jenderal tertinggi junta dilarang menghadiri pertemuan-pertemuan ASEAN karena kegagalan mereka dalam mengimplementasikan rencana perdamaian di Myanmar yang telah disepakati bersama ASEAN. Kesepakatan yang tertuang dalam Five Point Consensus (5PC) yang disetujui oleh pihak Junta bersama leaders ASEAN di Jakarta tersebut hingga kini tak juga direalisasikan. Myanmar sendiri telah berada dalam krisis sejak kudeta tahun 2021. Kondisi ini menyebabkan jutaan warga mengungsi dan mengalami kekejaman selama kudeta berlangsung.

Dalam pertemuan tersebut, isu Myanmar ini pun kembali dibahas pada sesi pertama. Selain membahas mengenai prioritas Laos sebagai Ketua ASEAN, difollow-up pula implementasi kesepakatan dari KTT sebelumnya, termasuk diantaranya implementasi 5PC.

”Indonesia menyambut baik komitmen ulang para Menlu ASEAN untuk menjadikan 5PC sebagai referensi utama upaya ASEAN membantu Myanmar keluar dari krisis,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Indonesia juga menyampaikan semua catatan penanganan isu Myanmar selama keketuaan Indonesia tahun lalu. Catatan telah disampaikan ke Laos sebagai Ketua ASEAN tahun ini.

Retno berharap tidak terjadi permissive actions yang dapat menghambat atau memundurkan implementasi 5PC nantinya. Engagement dengan seluruh stakeholders pun harus dilakukan secara cermat, agar tidak secara politis dikapitalisasi oleh stakeholder tertentu.

Selain itu, Indonesia juga menyampaikan kesiapannya untuk berkontribusi melalui mekanisme Troika. Diskusi di dalam mekanisme ini diharapkan tidak hanya terbatas pada konsultasi, tapi juga mencakup koordinasi bantuan kemanusiaan dan fasilitasi dialog yang inklusif. Kemudian mengenai engagement dengan external partner ASEAN, Indonesia mengharapkan selalu dikoordinasikan dengan Ketua ASEAN.

Lebih lanjut, pembahasan mengenai Myanmar ini mau tak mau turut menyeret persoalan mengenai Rohingya. Retno menegaskan, isu Rohingya harus terus dibahas di ASEAN dan sebagai bagian dari upaya penyelesaian masalah Myanmar. ”ASEAN harus bekerja keras untuk mempersiapkan kondisi kondusif sehingga kaum Rohingya dapat kembali ke Myanmar secara sukarela, aman, dan bermartabat,” pungkasnya.

Pada sesi satu ini, Menlu Retno juga menyampaikan mengenai pentingnya upaya tindaklanjut oleh Keketuaan Laos soal mengarusutamakan isu maritim, melalui the ASEAN Maritime Forum (AMF)/Expanded ASEAN Maritime Forum (EAMF) dan inisiatif maritim lain. Kemudian, pentingnya ASEAN Human Rights Dialogue, 2nd ASEAN Interreligious and Intercultural Dialogue Conference, 2nd ASEAN Blue Economy Forum dan Finalisasi TOR ASEAN Coordinating Task Force on Blue Economy untuk dilanjutkan kembali di tahun ini.

Isu mengenai peta jalan Timor Leste menjadi anggota penuh ASEAN juga ikut disinggung. Ia menekankan kesiapan Indonesia untuk terus membantu TL dalam memenuhi peta jalan tersebut menuju keanggotaan penuh di ASEAN.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #junta #militer #kirim #perwakilan #dalam #pertemuan #para #menlu #asean #laos

KOMENTAR