![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Dampak AS Setop Bantuan Luar Negeri, Program Kesehatan Dunia Terganggu](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/13/kompas/dampak-as-setop-bantuan-luar-negeri-program-kesehatan-dunia-terganggu-1247985.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Dampak AS Setop Bantuan Luar Negeri, Program Kesehatan Dunia Terganggu
- Penangguhan bantuan luar negeri oleh Amerika Serikat (AS) menimbulkan dampak signifikan bagi berbagai program kesehatan global.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan penghentian ini akan menghambat upaya penanggulangan penyakit menular seperti HIV, polio, dan flu burung.
Dampak pada program kesehatan
Dalam konferensi pers virtual dari Jenewa pada Rabu (12/2/2025), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti bahwa keputusan AS menghentikan bantuan luar negeri mengganggu layanan kesehatan di berbagai negara.
“Ada sejumlah tindakan yang diambil Pemerintah AS... yang kami khawatirkan berdampak serius pada kesehatan global,” ujarnya.
Salah satu program yang terdampak langsung adalah President's Emergency Plan for AIDS Relief (PEPFAR), yang sebelumnya mendukung pengobatan, tes, dan pencegahan HIV di 50 negara.
Dengan dihentikannya pendanaan, layanan kesehatan yang bergantung pada program ini mengalami kendala besar.
“Klinik-klinik ditutup dan petugas kesehatan dirumahkan,” tambah Tedros.
WHO kini berupaya membantu negara-negara yang mengalami kekurangan pasokan obat anti-retroviral akibat kebijakan tersebut.
Selain itu, penghentian pendanaan juga berimbas pada program pemberantasan polio dan penanganan mpox.
Di Myanmar, sekitar 60.000 orang kehilangan akses terhadap layanan medis penting.
AS keluar dari WHO
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat akan menandatangani salah satu perintah eksekutif di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, Selasa (11/2/2025).Tidak hanya menghentikan bantuan, Presiden Donald Trump juga menarik AS dari WHO pada hari pertama masa jabatannya bulan lalu.
Menurut Tedros, langkah ini berdampak pada kerja sama dalam menangani wabah penyakit, termasuk pengendalian influenza.
WHO mengalami keterbatasan informasi mengenai penyebaran virus flu burung pada sapi perah di AS, meskipun pejabat WHO lainnya menyatakan bahwa AS tetap memenuhi kewajiban pelaporan berdasarkan peraturan kesehatan internasional.
Maria Van Kerkhove, Direktur Sementara untuk Pandemi dan Epidemi WHO, mengungkapkan bahwa pihaknya belum menerima laporan terkait influenza dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) AS sejak 24 Januari 2025.
“Kami terus menghubungi rekan-rekan kami dan lembaga-lembaga Pemerintah AS. Kami belum mendapat kabar dari mereka, tetapi kami akan terus menghubungi, dan kami berharap pertukaran informasi kembali terjadi,” katanya.
Upaya WHO mengatasi krisis pendanaan
Tedros juga menyinggung tantangan pendanaan yang kini dihadapi WHO. Dalam beberapa tahun terakhir, WHO mereformasi model pendanaannya dan tengah mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk pengumpulan dana abadi sebesar 50 miliar dollar AS (Rp 818,64 triliun). Meski demikian, ia belum merinci bagaimana dana tersebut akan dihimpun.
Sebagai langkah alternatif, WHO juga membuka opsi pencarian dana dengan mengenakan tarif bagi layanan tertentu kepada institusi atau individu yang mampu membayar.
WHO juga mendesak AS untuk mempertimbangkan kembali penghentian bantuannya hingga solusi yang lebih baik ditemukan.
“Kami meminta AS mempertimbangkan untuk melanjutkan pendanaannya, setidaknya sampai solusi ditemukan,” ujar Tedros.
Tag: #dampak #setop #bantuan #luar #negeri #program #kesehatan #dunia #terganggu