Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Ilustrasi kelelahan. Hari Sel Sabit Sedunia 2025 menjadi momentum penting untuk mengenali gejala awal dan tanda darurat penyakit sel sabit yang bisa mengancam nyawa sejak usia dini.(iStockphoto/fizkes)
20:06
17 Juni 2025

Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit

Menjelang peringatan Hari Sel Sabit Sedunia yang jatuh pada 19 Juni 2025, para ahli kesehatan mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala awal dan tanda bahaya penyakit sel sabit atau sickle cell disease (SCD).

Penyakit genetik ini sering kali menunjukkan gejala sejak usia dini, dan dapat menimbulkan komplikasi serius bila tidak ditangani secara tepat.

Gejala penyakit ini bervariasi dari ringan hingga mengancam jiwa. Pasien dapat mengalami kondisi darurat seperti krisis nyeri akut, infeksi berat, hingga stroke.

Oleh karena itu, deteksi dini sangat krusial untuk mencegah dampak jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Gejala awal pada anak

Dikutip dari laman CDC, gejala awal penyakit sel sabit dapat muncul sejak bayi berusia beberapa bulan. Beberapa tanda yang patut diwaspadai meliputi:

  • Warna kuning pada kulit atau bagian putih mata (ikterus atau jaundice), akibat pecahnya banyak sel darah merah (hemolisis)
  • Kelelahan ekstrem atau anak tampak rewel terus-menerus, yang dapat terjadi karena anemia berat, yaitu kondisi kekurangan oksigen dalam tubuh akibat kurangnya sel darah merah sehat
  • Pembengkakan menyakitkan pada tangan dan kaki, yang dikenal sebagai dactylitis

Gejala-gejala ini sering kali luput dari perhatian atau dianggap sebagai keluhan biasa. Padahal, penanganan sejak dini dapat mencegah terjadinya komplikasi berat di kemudian hari.

Gejala darurat yang perlu penanganan segera

Beberapa gejala penyakit sel sabit dapat berkembang menjadi kondisi darurat medis. Penderita dan keluarga perlu mengenali tanda-tanda berikut dan segera mencari bantuan medis:

  • Nyeri hebat: Dikenal sebagai “krisis nyeri” atau vaso-occlusive crisis. Kondisi ini umum terjadi dan sering memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
  • Kelelahan parah, sesak napas, pusing, dan detak jantung tidak teratur: Gejala ini mengindikasikan anemia berat yang bisa disebabkan oleh krisis sekuester limpa (splenic sequestration) atau krisis aplastik.
  • Demam tinggi di atas 38,5 derajat Celsius: Infeksi serius dapat terjadi karena lemahnya sistem kekebalan tubuh, dan sering memerlukan pengobatan antibiotik segera.
  • Nyeri dada, batuk, demam, dan sesak napas: Kombinasi gejala ini mengarah pada acute chest syndrome, salah satu komplikasi mematikan pada penderita SCD.
  • Kelemahan mendadak, mati rasa pada satu sisi tubuh, bingung, atau kesulitan berbicara dan berjalan: Ini merupakan tanda-tanda stroke yang memerlukan penanganan darurat.
  • Priapismus: Ereksi yang berlangsung lebih dari empat jam merupakan kondisi gawat darurat yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi jika tidak ditangani oleh tim medis, termasuk spesialis hematologi dan urologi.

Pemeriksaan genetik, skrining pada bayi baru lahir, dan pemantauan gejala secara rutin menjadi langkah awal dalam mengurangi risiko komplikasi berat.

Keluarga yang memiliki riwayat penyakit ini disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis guna memahami potensi risiko dan langkah pencegahannya.

Penyakit sel sabit bukan hanya menimbulkan rasa sakit fisik, tetapi juga berdampak serius pada kualitas hidup dan harapan hidup penderitanya.

Memperingati Hari Sel Sabit Sedunia, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap gejalanya dan segera mencari pertolongan medis saat kondisi memburuk.

Tag:  #hari #sabit #sedunia #kenali #gejala #awal #tanda #darurat #penyakit #sabit

KOMENTAR