Menilik Dukungan HSBC kepada Pelaku Bisnis untuk Optimalkan Peluang Konsumen di Pasar ASEAN
Memiliki jaringan luas dan pemahaman mendalam tentang pasar lokal di kawasan ASEAN memungkinkan HSBC mendukung bisnis dalam transaksi lintas batas.(HSBC)
16:32
25 Januari 2025

Menilik Dukungan HSBC kepada Pelaku Bisnis untuk Optimalkan Peluang Konsumen di Pasar ASEAN

Bagi bisnis yang berhadapan langsung dengan konsumen dan ingin bertumbuh, pasar-pasar utama di Asia Tenggara (ASEAN) dengan perkembangannya yang cepat dan besar begitu sayang jika diabaikan.

Menurut konsultan BCG, pada 2024, Asia Tenggara menjadi rumah bagi sekitar 245 juta konsumen berpenghasilan menengah dan 85 juta pembeli berpenghasilan menengah ke atas.

Seiring pembangunan ekonomi yang terus berlanjut, lebih dari 415 juta individu Asia Tenggara diproyeksikan akan masuk ke dalam definisi tersebut pada 2030. Jumlah ini lebih banyak dari seluruh populasi Amerika Serikat (AS).

Di 10 negara anggota ASEAN, konsumsi sudah menjadi pendorong utama aktivitas ekonomi. Pengeluaran konsumsi akhir menyumbang lebih dari 90 persen produk domestik bruto (PDB) di Filipina, lebih dari 70 persen di Indonesia, Malaysia, dan Thailand, serta lebih dari 60 persen PDB di Vietnam.

Pertumbuhan daya beli lokal didukung oleh tren struktural jangka panjang. Kawasan ASEAN pun diuntungkan oleh demografi yang positif dengan populasi muda dan tenaga kerja yang terus bertambah.

Kelompok usia 15 hingga 34 tahun mencakup 213 juta orang dan diperkirakan akan terus bertambah hingga 2028, saat jutaan pekerja baru akan mulai berbelanja barang dan jasa.

Selain itu, konsumsi ASEAN juga diuntungkan oleh integrasi regional. Lantaran semakin mudahnya orang dan uang melintasi perbatasan, pengeluaran untuk pariwisata, layanan bisnis, dan e-commerce pun turut meningkat. Ekonomi intra-ASEAN menyumbang 42,4 persen dari kedatangan pengunjung pada 2023.

Bagi eksportir ASEAN, negara-negara di dalam blok tersebut kini menjadi sumber penjualan internasional terbesar. Adapun perdagangan intra-ASEAN menyumbang 22,1 persen dari seluruh ekspor pada 2023.

Mengakses basis konsumen ASEAN bisa dibilang tidak pernah semudah ini. Di seluruh kawasan, pembeli lokal adalah pengguna setia dari platform e-commerce dan aplikasi seluler yang bertindak sebagai jembatan antara konsumen lokal serta merek regional dan global.

Di seluruh kawasan, 75,9 persen masyarakat memiliki langganan internet dan ada 128 ponsel untuk setiap 100 orang.

Ekonomi digital di enam ekonomi terbesar di kawasan tersebut, seperti Indonesia, Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Filipina, diperkirakan bernilai 218 miliar dollar AS dalam nilai barang dagangan kotor pada 2023 dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai 600 miliar dollar AS pada 2030.

Meskipun skala peluang dan kemajuan digitalisasi merupakan faktor umum di seluruh ASEAN, kawasan ini jauh dari homogen.

Di Thailand, misalnya, hampir setengah dari belanja bahan makanan dilakukan di toko serba-ada dan supermarket modern.

Jumlah tersebut masih lebih rendah 12 persen dibandingkan dengan di Vietnam. Di sana, toko-toko atau warung tradisional milik perorangan masih mendominasi.

Aplikasi superapp, seperti Grab, yang menggabungkan beberapa layanan menjadi satu antarmuka, semakin populer di negara ASEAN.

Indonesia memiliki pengguna TikTok terbanyak di dunia dengan 157,6 juta pengguna, mengungguli Amerika Serikat yang memiliki 120,5 juta pengguna.

Saluran pembayaran juga sangat berbeda di seluruh kawasan, dengan pembayaran melalui dompet digital (e-wallet) dengan jaringan pembayaran real-time meluas di berbagai lintas batas.

Dalam ritel offline, uang tunai tetap menjadi bentuk pembayaran yang disukai di lima dari enam pasar ASEAN terbesar, kecuali Singapura. Di Negeri Singa, kartu kredit sekarang menjadi bentuk pembayaran yang paling umum.

Untuk itu, bisnis yang berhadapan langsung dengan konsumen perlu menyesuaikan penawaran mereka dengan preferensi lokal dalam kebiasaan pembelian serta produk dan layanan.

“Kami melihat lebih banyak bisnis memilih mitra perbankan yang dapat mendukung berbagai saluran pembayaran di seluruh kawasan ASEAN,” ujar Head of International Market HSBC Asia Pasifik Stuart Rogers dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jumat (17/1/2025).

Di sisi lain, bisnis yang beroperasi lintas batas ASEAN juga perlu mengatasi sejumlah kendala operasional. Salah satunya, tantangan di bidang logistik.

Pasalnya, menjangkau konsumen di seluruh kawasan memerlukan jaringan mitra distribusi yang luas dan kemampuan untuk merespons permintaan konsumen dengan cepat di berbagai lokasi. Produk konsumen juga harus dirancang untuk memenuhi peraturan setempat yang banyak di antaranya berbeda di setiap pasar.

Tidak hanya itu, potensi pasar konsumen ASEAN juga telah menciptakan lingkungan yang sangat kompetitif, dengan merek lokal dan global bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar.

Sementara, pada tingkat makro, inflasi tinggi dan suku bunga yang meningkat baru-baru ini telah membuat konsumen lebih sensitif terhadap harga dan membebani permintaan.

Para pembuat kebijakan melakukan upaya terbaik untuk menjaga konsumen tetap berbelanja. Di Thailand, pada September 2024, pemerintah meluncurkan program pemberian uang tunai yang dirancang untuk meningkatkan konsumsi,” terang Rogers.

Bagi bisnis yang berhadapan langsung dengan konsumen, HSBC Omni Collect menawarkan solusi terpadu yang mendukung penagihan dari penjualan di toko dan e-commerce. Hal itu diwujudkan HSBC melalui berbagai saluran pembayaran yang memungkinkan bisnis untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menawarkan lebih banyak opsi pembayaran.HSBC Bagi bisnis yang berhadapan langsung dengan konsumen, HSBC Omni Collect menawarkan solusi terpadu yang mendukung penagihan dari penjualan di toko dan e-commerce. Hal itu diwujudkan HSBC melalui berbagai saluran pembayaran yang memungkinkan bisnis untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menawarkan lebih banyak opsi pembayaran.

Indonesia sebagai pintu masuk ASEAN

Di tingkat ASEAN, Indonesia memiliki posisi yang terbilang strategis. Dengan populasi mencapai 270 juta jiwa, Indonesia menyumbang sekitar 40 persen dari total populasi ASEAN.

Terdiri dari ribuan pulau dan tiga zona waktu, Indonesia menjadi pusat pasar regional dan internasional. Hal ini pun didukung oleh 35 perjanjian perdagangan global, termasuk Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Selain itu, Indonesia juga menyumbang lebih dari sepertiga PDB ASEAN, menjadikannya negara dengan ekonomi terbesar di kawasan. Sebagai satu-satunya anggota G20 dari ASEAN, Indonesia pun berpotensi menjadi gerbang utama kawasan ini bagi pasar internasional.

Dalam sektor kendaraan elektrifikasi yang menjanjikan secara global, Indonesia menunjukkan peluang besar untuk menjadi pemain penting di rantai pasok.

Selama satu dekade terakhir, Indonesia terus mendorong nilai tambah melalui pengelolaan sumber daya alam, seperti pengolahan bijih mineral, hingga menerapkan larangan ekspor konsentrat tertentu.

Pemerintah juga mempercepat pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa, sembari meningkatkan insentif untuk penelitian dan pengembangan yang mendukung transfer ilmu terkait industri kendaraan listrik.

Salah satu wujud nyata kebijakan terlihat terlihat pada sektor pertambangan nikel. Adapun tambang-tambang nikel tersebar di Indonesia timur, wilayah yang sebelumnya kurang berkembang.

Kebijakan pembatasan ekspor dan pembangunan infrastruktur mendasar telah berhasil menarik investasi asing langsung (FDI) senilai miliaran dolar untuk pengolahan mineral dalam negeri.

Berkat investasi tersebut, Indonesia kini menjadi produsen nikel terbesar di dunia sekaligus pemasok utama mineral penting untuk mewujudkan ekonomi rendah karbon.
Rekam jejak panjang di seluruh ASEAN

Bagi bisnis yang ingin meningkatkan jangkauan mereka di pasar konsumen ASEAN, mitra perbankan yang berpengalaman dapat meringankan kesulitan dalam mengelola pembayaran dan penagihan di berbagai saluran, serta dalam berbagai mata uang. Dengan begitu, bisnis dapat lebih fokus pada agenda pertumbuhan mereka.

Salah satu perusahaan perbankan kenamaan, HSBC, memiliki rekam jejak panjang di seluruh ASEAN dengan hadir di enam pasar terbesar selama lebih dari 130 tahun.

Untuk diketahui, HSBC melayani 2,5 juta klien ritel dan 30.000 bisnis menguasai lebih dari 93 persen PDB ASEAN dan perdagangan internasional.

Memiliki jaringan luas dan pemahaman mendalam tentang pasar lokal di kawasan itu memungkinkan HSBC mendukung bisnis dalam transaksi lintas batas.

Bagi bisnis yang berhadapan langsung dengan konsumen, HSBC Omni Collect menawarkan solusi terpadu yang mendukung penagihan dari penjualan di toko dan e-commerce.

Hal itu diwujudkan HSBC melalui berbagai saluran pembayaran yang memungkinkan bisnis untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menawarkan lebih banyak opsi pembayaran, serta memantau transaksi daring untuk mengidentifikasi tren penjualan baru.

Tidak hanya itu, HSBC juga menyediakan solusi perbendaharaan bagi bisnis yang beroperasi di semua titik rantai nilai barang konsumen, seperti Diethelm Keller Siber Hegner (DKSH) yang berkantor pusat di Swiss, yang menghubungkan bisnis multinasional dan lokal dengan berbagai peluang di seluruh Asia Pasifik.

Di Thailand, misalnya, DKSH baru-baru ini bermitra dengan HSBC untuk merombak operasi perbendaharaannya, mengintegrasikan pembayaran digital, dan pengumpulan uang tunai untuk mendorong efisiensi.

Pemahaman tentang pasar ASEAN juga memungkinkan HSBC untuk mendukung bisnis yang sedang berkembang saat mereka berekspansi lintas batas.

Sebagai contoh, HSBC mendukung pasar mobil bekas Carro dengan fasilitas kredit lima tahun senilai 75 juta dollar Singapura yang dijamin dengan kumpulan pinjaman mobil bergulir.

Pertama kalinya bagi HSBC, hasil penjualan dapat digunakan di berbagai pasar, menyediakan solusi fleksibel dan terukur yang memperkuat likuiditas Carro yang ada.

Selain itu, HSBC juga berkontribusi pada pertumbuhan sektor konsumen melalui dukungan untuk bisnis teknologi finansial. Hal ini dinilai memungkinkan lebih banyak pengecer menawarkan layanan beli sekarang bayar nanti (pay later) dan dompet digital.

Bagi vendor, memberi konsumen lebih banyak pilihan di titik penjualan dapat menjadi pendorong pendapatan yang kuat.

HSBC juga turut memberikan fasilitas utang sebesar 100 juta dollar AS kepada pelopor teknologi finansial Asia Tenggara Atome Financial untuk mendukung proposisi pembiayaan konsumen digital pertamanya.

Pada 2024, HSBC juga memperluas dukungannya untuk bisnis ekonomi baru di Asia Tenggara dengan meluncurkan Dana Pertumbuhan ASEAN senilai 1 miliar dollar AS.

Karena semakin banyak pasar yang menjauh dari uang tunai, bisnis yang berhadapan langsung dengan konsumen perlu memastikan bahwa mereka mengikuti preferensi pelanggan mereka.

Dengan jumlah konsumen yang akan meningkat tajam di tahun-tahun mendatang, tidak pernah ada waktu yang lebih penting untuk menangkap pertumbuhan itu.

Editor: Yakob Arfin Tyas Sasongko

Tag:  #menilik #dukungan #hsbc #kepada #pelaku #bisnis #untuk #optimalkan #peluang #konsumen #pasar #asean

KOMENTAR