Kinerja Saham Perbankan Diprediksi Masih Kuat Tahun Ini, Apa Penopangnya?
Saham perbankan emiten diperkirakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan masih akan menunjukkan performa kuat tahun ini.
Berdasarkan riset dari CGS International (CGSI) yang ditulis oleh analis Handy Noverdanius dan Owen Chandra, perbankan nasional memang masih mengalami tantangan dalam waktu dekat yaitu keketatan likuiditas. Akan tetapi, profitabilitas perbankan diproyeksikan tetap kuat.
“NIM (Net Interest Margin atau marjin bunga bersih akan tetap kuat sepanjang 2025. Kami meyakini bahwa perbankan akan lebih rasional dalam ‘mengejar’ volume kredit tahun ini dibandingkan dengan 2 tahun terakhir, sejak pembukaan kembali aktivitas ekonomi usai pandemi Covid-19,” kata Handy dan Owen dalam risetnya, dikutip pada Rabu (22/1/2025).
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, CGIS juga memperkirakan biaya dana (cost of fund) akan membaik pada semester II-2025. Seiring tren penurunan suku bunga, biaya dana perbankan akan lebih efisien.
Pekan lalu, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Di pasar, bunga pun bergerak turun.
Likuiditas perbankan juga diperkirakan membaik karena suku bunga Surat Utang Negara (SUN) dan Sekuritas Rupiah BI (SRBI) juga bergerak turun.
Dengan perbaikan biaya dana dan likuiditas, maka perbankan bisa lebih leluasa dalam menyalurkan kredit. CGSI memperkirakan pertumbuhan kredit 4 bank besar akan mencapai 10 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2025.
Salah satu emiten yang layak menjadi perhatian pelaku pasar adalah BBNI.
CGSI mematok target harga saham BBNI di Rp 6.000. Artinya, ada potensi keuntungan mencapai 42,52 persen.
“BBNI telah menunjukkan kemajuan dalam transformasi di bawah manajemen baru. Porsi debitur dengan kualitas atas meningkat secara konsisten,” tulis CGSI dalam risetnya.
Ditambah dengan penurunan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan, BBNI bisa kian prospektif karena akan terbantu dari sisi biaya dana, biaya kredit, dan profitabilitas.
Sentimen positif ini bisa bertahan hingga beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, CGSI menempatkan BBNI sebagai salah satu saham perbankan yang bisa menjadi pilihan pelaku pasar.
“Biaya dan dana dan likuiditas akan membaik pada semester II-2025 dengan potensi tambahan dorongan dari efek positif kebijakan populis pemerintah,” ungkap CGSI.
Selain itu potensi pertumbuhan dari sektor wholesale BBNI menjadi salah satu daya tarik utama, selain stabilitas kinerja fundamentalnya.
Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.
Tag: #kinerja #saham #perbankan #diprediksi #masih #kuat #tahun #penopangnya