Bahlil: Swasta Bakal Diberi Kesempatan Lebih Besar untuk Kembangkan Pembangkit Listrik Baru
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat ditemui di Kantor BPH Migas, Jakarta, Selasa (7/1/2025).(KOMPAS.com/YOHANA ARTHA ULY)
11:12
21 Januari 2025

Bahlil: Swasta Bakal Diberi Kesempatan Lebih Besar untuk Kembangkan Pembangkit Listrik Baru

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, ke depannya pihak swasta bakal diberikan porsi yang lebih besar untuk pengembangan pembangkit listrik baru.

Swasta sebut dia, bakal mendapat porsi sekitar 60 persen dari 71 gigawatt realisasi pengembangan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) baru.

"Sesuai arahan Presiden bahwa kami mendorong pembangkit baru yang dikembangkan, akan diberikan porsi yang besar kepada swasta. IPP (pembangkit listrik independen)," ujar Bahlil dalam sambutannya saat peresmian 37 proyek ketenagalistrikan di PLTA Jatigede, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).

"Jadi 71 gigawatt itu porsi yang paling besar, kurang lebih sekitar 60 persen kita akan serahkan kepada swasta," lanjutnya.

Menurut Bahlil, nantinya bakal ada pihak swasta yang kredibel dan sejalan dengan pemerintah. "Bukan swasta yang membuat gerakan tambahan di luar apa yang dilakukan pemerintah," kata dia.

Ia menjelaskan, penambahan 71 gigawatt untuk pembangunan RUPTL baru sejalan dengan target pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Saat ini, konsumsi listrik per kapita masyarakat Indonesia baru sekitar 4.500-5.000 kWh per kapita.

Jika pemerintah mendorong konsumsi listrik per kapita sebesar 5.500-6.000 kWh, maka pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya 6-7 persen. "Nah, untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi kita 8 persen, maka kita dorong menjadi 6.000 sampai 6.500 kWh per kapita. Ini yang kita lakukan dan sesuai dengan apa yang kami rencanakan sekarang. RUPTL ke depan, kita akan susun menambah 71 gigawatt," jelas Bahlil.

Dorong Pengembangan Pembangkit Listrik dari EBT

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Bahlil juga mengungkapkan, saat ini total listrik existing yang ada di seluruh Indonesia sebesar 101 gigawatt. Dari jumlah itu, yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 72-75 gigawatt.

Kemudian, dari 72-75 gigawatt listrik existing yang dikelola oleh PLN, sebanyak 15-16 persennya berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

"Target perencanaan kita sebenarnya di 2025 itu sudah harus mencapai 23 persen (untuk listrik dari EBT). Artinya, kita masih defisit kurang lebih sekitar 8.000 megawatt atau 8 gigawatt," kata Bahlil.

Namun menurut dia, kekurangan tersebut akan mampu dipenuhi pemerintah. Salah satunya karena pada Senin, pemerintah meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan yang menyumbang daya total 3,2 gigawatt.

Proyek tersebut terdiri dari 26 pembangkit listrik serta 11 jaringan transmisi dan gardu induk yang berada di 18 provinsi.

"Dari total 3,2 gigawatt tersebut, 89 persen itu adalah energi bersih. Ini adalah gabungan antara gas dan energi terbarukan," ungkap Bahlil.

"Proyek ini mengalirkan pasokan listrik dari pembangkit baru," tambahnya.

Editor: Dian Erika Nugraheny

Tag:  #bahlil #swasta #bakal #diberi #kesempatan #lebih #besar #untuk #kembangkan #pembangkit #listrik #baru

KOMENTAR