Perjalanan Bukalapak: Sempat Raup Valuasi 1 Miliar Dollar, Kini Tutup Marketplace Fokus Jual Pulsa
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Bukalapak.com, dalam laman resminya perusahaan menegaskan bahwa layanan marketplace miliknya akan menyetop penjualan produk fisik seperti handphone, produk fesyen, peralatan rumah tangga, makanan dan lainnya.
Kendati telah ditutup, namun pembeli masih diberikan waktu untuk menyelesaikan perbelanjaan hingga 9 Februari 2025, pukul 23.59 WIB.
Selanjutnya mulai 1 Februari 2025, Bukalapak akan menonaktifkan fitur untuk menambahkan produk baru. Dengan begitu penjual atau pelapak tidak dapat menambah produk baru setelah periode ini.
“Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak,” jelas Bukalapak dalam blog resminya.
Nantinya semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 pukul 23.59 WIB akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem. Namun tak perlu khawatir lantaran dana dari pesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet.
Dalam blog resminya, Bukalapak menyediakan panduan dan langkah bagi pedagang untuk menarik saldo dan pengembalian dana, serta mengunduh data transaksi dan riwayat penjualan. Bukalapak juga turut menyediakan panduan untuk penjual menjelang penutupan layanan marketplace ini.
Bukalapak menjelaskan penutupan marketplace ini merupakan upaya transformasi untuk fokus pada produk virtual, lantaran setelah layanan marketplace ditutup, konsumen ke depannya hanya dapat melakukan transaksi token listrik, pulsa, iuran BPJS Kesehatan hingga pajak.
Perjalanan Bukalapak
Bukalapak mulai berekspansi ke pasar Indonesia pada tahun 2009 silam, didirikan oleh Achmad Zaky bersama temannya, Nugroho Herucahyono.
Ramainya animo masyarakat terhadap marketplace satu ini membuat Bukalapak.com sukses memikai 10.000 pelaku UMKM untuk bergabung sebagai pelapak.
Seiring berjalannya waktu Bukalapak berkembang maju hingga, beberapa investor kondang tertarik menawarkan modal, seperti Softbank Corp dari Jepang dan Sequoia dari Amerika Serikat.
Lima tahun setelahnya Bukalapak berhasil mencapai 500 ribu UMKM dari seluruh Indonesia. Pada saat itu laman Bukalapak bisa mendatangkan 1 juta pengunjung perhari dengan nilai transaksi mencapai Rp 4 sampai 5 miliar per hari.
Kesuksesaan ini membuat Bukalapak terus berkembang, hingga pada 2018 silam marketplace ini secara resmi mengumumkan bergabung jadi salah satu perusahaan rintisan yang meraih status unicorn dengan valuasi 1 miliar dollar AS, membuatnya menjadi yang keempat di Indonesia selain Gojek, Traveloka, dan Tokopedia, sebagaimana dikutip dari TechinAsia.
Namun di tahun 2019 Bukalapak secara mengejutkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan marketing dan engineering.
Bukalapak menjelaskan pemecatan itu tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan. Tetapi karena Bukalapak perlu melakukan penataan diri untuk mengikuti dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian maju.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Gross Profit di pertengahan 2019 yang naik 3 kali dibandingkan pertengahan 2018.
Memasuki tahun 2021, Bukalapak resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BUKA. BUKA yang tercatat pada papan pengembangan BEI bergerak pada sektor Technology dengan sub sektor Software & IT Services.
Setelah resmi melantai, saham BUKA langsung melonjak dan mengalami Auto Reject Atas alias ARA. Dibuka pada harga Rp 850, efeknya saham perusahaan emiten itu langsung naik ke angka 1.060 per saham atau 24,7 persen.
Tercatat pada saat itu BUKA ditransaksikan sebanyak 983 kali dengan volume saham yang beredar 223 juta unit. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 236 miliar.
Namun memasuki kuartal I 2023, Bukalapak mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 1 triliun dari laba bersih sebesar Rp14.549 miliar, sedangkan kerugian operasional Bukalapak membengkak jadi Rp1.177 miliar buntut merosotnya nilai investasi di PT Allo Bank Tbk.
Pada Oktober 2024, Bukalapak mengumumkan bahwa perusahaan akan menghentikan kegiatan sekaligus menutup sejumlah lini usaha atau anak usaha dalam waktu dekat, berdampak pada PHK massal dalam lini usaha yang bakal ditutup itu.
Di awal tahun 2025, kembali Bukalapak memutuskan untuk menutup layanan marketplace dan fokus menjual produk virtual, hal tersebut dilakukan karena biaya operasional telah meningkat melebihi kontribusi pendapatan di berbagai segmen bisnis.
Alasan tersebut mendorong Bukalapak untuk fokus menjalankan sekaligus mengembangkan segmen usaha inti yang lebih ramping dan efisien.
Tag: #perjalanan #bukalapak #sempat #raup #valuasi #miliar #dollar #kini #tutup #marketplace #fokus #jual #pulsa