PLN IP Bertransformasi jadi Penyedia Energi Andal
- PT PLN Indonesia Power melakukan berbagai langkah transformasi untuk menjadi penyedia energi andal di tengah tantangan dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLN IP berkomitmen memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pencapaian target energi berkelanjutan di Indonesia, mendukung inisiatif global untuk menurunkan emisi karbon, dan mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan.
"PLN IP merupakan salah satu Subholding PT PLN (Persero), yang memegang peran strategis. Peran utama PLN IP saat ini yaitu sebagai penyedia solusi energi yang meliputi pembangkitan tenaga listrik yang tersebar di Indonesia serta mengembangkan bisnis beyond kWh," katanya, Sabtu (9/11).
Menurut dia, atas keberhasilan transformasi tersebut, PLN Indonesia Power meraih penghargaan pada ajang Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat Very Good. Edwin mengungkapkan bahwa PLN IP dihadapkan pada lima tantangan utama.
Hal itu juga yang pada akhirnya mendorong perusahaan melakukan transformasi pascapandemi Covid-19. Pertama, pembentukan holding dan subholding, yang membuat kapasitas pembangkit PLN IP meningkat dua kali lipat, dari 10 GW menjadi 21 GW.
"Kedua, ditetapkannya visi Transformasi 2.0 PLN untuk menjadi Global Top 500 Company dan PLN IP sebagai subholding tentunya turut berkontribusi dalam pencapaian tersebut,” ujar Edwin.
Ketiga, adanya aspirasi roadmap untuk mencapai net zero emission (NZE) sesuai agenda NZE 2060 dan PLN IP berperan penting untuk menyukseskan agenda tersebut. Keempat, perlunya ikut berperan dalam mendukung sustainable development goals (SDG’s).
Serta, kelima yaitu momentum untuk mempercepat pengembangan bisnis agar PLN IP memiliki keunggulan dalam pengembangan pembangkit hijau dan beyond kWh. Edwin menambahkan dalam rangka menjalankan transformasi yang berkelanjutan dan mencapai visi perusahaan, PLN IP meluncurkan program unggulan untuk meningkatkan kinerja pembangkit melalui implementasi digital power plant atau Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC).
Program bertujuan memantau dan mengelola kinerja pembangkit listrik secara real time melalui konektivitas digital, yang diharapkan dapat mengoptimalkan dua indikator penting bisnisnya, yakni EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Forced Outage Rate). Menurut Edwin, sejak dimulainya program Transformasi 2.0, PLN IP berhasil menghubungkan mesin pembangkit ke sistem REOC, yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan secara lebih efisien.
"Komitmen perusahaan ialah menghubungkan seluruh unit dan mesin pembangkit ke dalam sistem ini yang akan meningkatkan efisiensi operasional dan keandalan pembangkit listrik," ungkapnya.
Edwin menuturkan pada 2023, PLN IP menunjukkan kemajuan yang signifikan dengan realisasi EAF mencapai 89,54 persen dan EFOR 3,63 persen. Capaian tersebut menempatkan PLN IP pada jalur yang tepat untuk mencapai target menuju Top 10 standar North American Electric Reliability Corporation (NERC), yang merupakan standar internasional untuk kinerja pembangkit listrik.
"Dengan pencapaian ini, PLN IP terus memperkuat posisinya sebagai penyedia energi andal," jelasnya.
Dari aspek sustainability, transformasi yang dilakukan PLN IP juga meningkatkan kinerja pada aspek environmental, social and governance (ESG) dalam 10 tahun terakhir yang terlihat dari pencapaian PROPER Beyond Compliance. "PLN IP berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja PROPER pada seluruh unit bisnis pembangkit perusahaan yang kini ada 36 unit," sebut Edwin.