Perkembangan EV di Indonesia, Dominasi Tiongkok dan Tantangan PLN Sediakan Energi Bersih
Suasana hari pertama GIIAS Bandung 2025. (Istimewa)
17:45
1 November 2025

Perkembangan EV di Indonesia, Dominasi Tiongkok dan Tantangan PLN Sediakan Energi Bersih

 - Tren kendaraan listrik semakin menggema di Indonesia dalam dua tahun terakhir. Sejumlah produsen otomotif global dan lokal berlomba meluncurkan model kendaraan bertenaga baterai yang lebih efisien, modern, dan ramah lingkungan. 

Pemerintah pun memperkuat dorongan melalui berbagai insentif fiskal, seperti potongan pajak dan subsidi pembelian, untuk mempercepat transisi menuju ekosistem transportasi hijau.

Masyarakat makin antusias melirik kendaraan listrik sebagai alternatif hemat energi dan diklaim bebas polusi. Perubahan ini terlihat dari meningkatnya penjualan.

Pemandangan mobil listrik di jalan raya kini semakin umum, terutama di wilayah perkotaan seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Diantara jenama mancanegara yang masuk pasar Indonesia, produk EV asal Tiongkok mendominasi.

Berdasarkan Data Gabungan Industri dan Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan beberapa sumber, merek mobil Tiongkok yang sudah hadir di pasar Indonesia diantaranya: Aion, BYD, Denza, Chery, Maxus, MG, Neta, GWM, Wuling, Xpeng, DFSK, serta Geely.

Sementara itu, brand non-Tiongkok yang tak kalah ekspansif untuk segmen EV di Tanah Air antara lain: BMW, Hyundai, Mercedes-Benz, Citroen, Honda, Mazda, Mini, Mitsubishi, Nissan, Polytron, Toyota, Volvo, Vinfast, Kia, serta, Mitsubishi Fuso.

Hari terakhir pameran GIIAS 2025 pengunjung masih padat. (Dony)

Perkembangan ekosistem EV di Indonesia yang semakin pesat menuntut ketersediaan energi yang berkelanjutan. Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi PT PLN (Persero) dalam memastikan ketersediaan listrik yang menjangkau pengguna EV di Tanah Air.

Namun, untuk saat ini, menurut Fahmy Radhi, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), kebutuhan listrik dari sektor transportasi khususnya EV masih aman. Itu lantaran saat ini, PLN masih mengalami kondisi oversupply.

"Kalau sekarang bisa. Apalagi PLN kan pernah oversupply juga, artinya nggak akan masalah Kalau misalnya harus membangun jaringan pembangkit listrik, itu juga suatu hal yang mudah bagi PLN. Itu bisa dilakukan," kata Fahmy kepada JawaPos.com, Jumat (31/10).

Dengan kondisi PLN yang oversupply, lanjut Fahmy Radhi, pertumbuhan demand listrik akibat meningkatnya kendaraan listrik baik mobil maupun sepeda motor mestinya tidak akan menimbulkan masalah signifikan.

"Jadi, tidak ada kekhawatiran bahwa kehadiran mobil listrik yang bertubi-tubi itu kemudian menimbulkan masalah tentang kekhawatiran listrik. Kalau menurut saya tidak, karena tadi PLN cenderung gitu ya oversupply," jelas dia.

ILUSTRASI. PLTU Lontar 4x315 MW yang menyuplai sistem kelistrikan Jawa Bali. (dok. PLN IP)

Hulu Harus Kejar Hilir: Cepat Perbaiki Bauran Energi

Hanya saja, dia menyoroti, pertumbuhan EV yang disebut-sebut kendaraan masa depan ramah lingkungan, tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, dari sisi hulu, mayoritas pemangkitan listrik di PLN masih mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang besumber dari energi primer fosil (batu bara).

"Jadi di hilir, mobil listrik sudah berkembang cukup pesat. Sementara di hulu penyediaan listrik PLN tadi ini sebagian besar, 57 persen, itu menggunakan batu bara yang merupakan energi kotor. Sehingga ini ironis, di hilir itu sudah mobil listrik yang bersih lingkungan. Tetapi penyediaan listriknya itu masih menggunakan energi kotor," ungkap dia.

Fahmy menjelaskan, harga yang murah masih jadi alasan mengapa PLN memilih menggunakan batu bara. Meskipun memang terdapat upaya-upaya untuk memperbaiki bauran energi menjadi lebih bersih.

"Misalnya sekarang yang cukup gencar adalah penggunaan energi sampah. Itu juga kan mulai diarahkan di sana. Tapi persentasenya itu masih paling besar adalah energi kotor tadi," jelas dia.

Sementara itu, untuk memperbaiki bauran energi dengan memperbanyak energi bersih tentu harus disertai langkah-langkah pasti oleh PLN, seperti halnya bekerja sama dengan investor untuk berinvestasi di proyek energi baru terbarukan.

"Ini sebenarnya cukup prospektif karena pasarnya sudah jelas. Artinya berapapun listrik yang dihasilkan itu akan dibeli oleh PLN. Apalagi juga permintaan dari konsumen, baik itu untuk industri atau rumah tangga atau sekarang ditambah dengan mobil listrik, jadi pasarnya itu sudah ada," ungkap Fahmy.

Menurutnya, bagi investor, berinvestasi dalam proyek energi baru terbarukan akan sangat prospektif, misalnya dengan melakukan joint operation dengan PLN. Namun, dia tak memungkiri bahwa transisi ini memang membutuhkan waktu.

"Butuh waktu untuk menggantikan semuanya, pembangkitnya, dengan energi baru terbarukan itu kan butuh waktu untuk mengundang investor. Kemudian dibangun, baru menghasilkan EBT. Nah pada saat itulah kemudian terjadi migrasi dari energi kotor ke energi bersih," tukasnya.

 

Daftar EV yang ramaikan pasar Tanah Air hingga pengujung 2025

Merek Tiongkok

Aion 

Aion ES (discontinue)

Aion Hyptec HT

Aion Y Plus 

Aion V

UT

BYD

BYD Seal 

BYD Dolphin

BYD Sealion 7

BYD Atto 3

BYD Atto 1

BYD M6

BYD E6 (khusus Taksi)

Denza

Denza D9

Chery

Chery Omoda E5

Chery J6

Maxus 

Maxus Mifa 7

Maxus Mifa 9

MG

MG Cyberster 

MG 4 EV 

MG ZS EV

Neta

Neta V II EV

Neta X EV

GWM

GWM Ora 03

Wuling

Wuling Air EV

Wuling Binguo EV

Wuling Cloud EV

Wuling Mitra EV

Xpeng

Xpeng G6

Xpeng X9

DFSK

DFSK Seres E1

DFSK Gelora Electric

Geely 

Geely EX5

 

Non Tiongkok 

BMW 

BMW i4

BMW i5 

BMW i5 Touring

BMW i7

BMW iX1 

BMW iX 

Hyundai 

Hyundai Ioniq 5 N

Hyundai Ioniq 5

Hyundai Ioniq 6

Hyundai Kona Electric 

Mercedes-Benz 

Mercedes-Benz EQE SUV

Mercedes-Benz EQS 

Mercedes-Benz EQS SUV

Mercedes-Benz EQA

Mercedes-Benz EQB 250

Mercedes-Benz G-Class Electric

Citroen 

New E-C3 All Electric 

New Citroën E-C4 Electric

Honda

Honda E: N1

Mazda

Mazda MX-30 BEV 

Mini

Mini Electric 

Mini Electric Countryman

Mini Electric Cooper 

Mini Electric Aceman 

Mitsubishi 

Mitsubishi L100 EV

Nissan

Nissan Leaf

Polytron

Polytron G3 

Polytron G3+

Toyota 

Toyota Bz4X EV

Volvo

Volvo EX30

Volvo EC40

Volvo EX40

VinFast

VinFast VF 3

VinFast VF e34

VinFast VF 5

VinFast VF 6

VinFast VF7

Kia

Kia EV6

Kia EV9

Mitsubishi Fuso

Mitsubishi Fuso eCanter

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #perkembangan #indonesia #dominasi #tiongkok #tantangan #sediakan #energi #bersih

KOMENTAR