Kemenhub: Truk Bisa Angkut Muatan yang Banyak, tapi Tak Boleh Overload
Massa tolak pelarangan truk Odol blokade jalan pantura(Kompas.com/Dedi Muhsoni)
20:12
21 Juni 2025

Kemenhub: Truk Bisa Angkut Muatan yang Banyak, tapi Tak Boleh Overload

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan mobil truk sejatinya diperbolehkan mengangkut muatan yang banyak, hanya saja tidak boleh kelebihan muatan.

Hal itu diungkapkan Kepala Subdirektorat Uji Tipe Kendaraan Bermotor Direktorat Sarana Transportasi Jalan, Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Heri Prabowo dalam acara Awarding TMIIN 14th Logistic Skiil Contest di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).

Ia menuturkan, yang menjadi fokus pemerintah terkait rencana larangan beroperasi dan pembatasan operasional adalah angkutran truk yang bermuatan lebih atau over dimension over loading (ODOL).

"Muatan yang banyak yang efisien itu sebetulnya tidak identik dengan ODOL ya. Maksudnya, muatan banyak itu boleh, tapi tidak merusak jalan sesuai dengan muatan sumbu terberatnya. Sehingga tidak merusak jalan, enggak merusak jembatan, tidak membahayakan karena misalnya remnya gagal dan seterusnya," ujar Heri dalam keterangannya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengusulkan kepada pemerintah agar dibuat jalur khusus kendaraan logistik dan menaikkan muatan sumbu terberat (MST).

MST sendiri merupakan berat maksimum yang diizinkan pada satu sumbu (gandar) kendaraan. Setiap kelas jalan memiliki batas MST yang berbeda, misalnya jalan kelas I memiliki MST lebih tinggi dibandingkan jalan kelas II atau III.

Usulan ini, kata Gemilang, sudah disampaikan kepada Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan serta Kementerian Koordinator Pangan.

"Memang masalah ODOL ini kan sudah masalahnya lama, sudah cukup panjang sejarahnya. Namun sekarang kita lagi berbicara di Menko Infrastruktur dan Kemenko Pangan soal solusinya. Kita usulkan supaya MST dinaikkan, daya angkut kendaraan yang berdasarkan MST perhitungannya," ujar dia.

"Karena Eropa 13 ton MST-nya, di Asia udah 11 ton lebih, Indonesia masak 80. Jadi usul kita MST dinaikkan dan membuat jalur logistik. Karena sekarang kan pabrik ada di kampung-kampung, jalannya pun jalan desa. Maka ini mau kita rapikan bagaimana supaya daya angkut naik, lebih efisien terhadap daya logistik menurun," lanjut Gemilang.

Apalagi, kata dia, truk-truk yang mengangkut muatan logistik yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Toyota, sudah memiliki standarisasi dalam mengangkut muatan.

Hal ini juga diamini oleh Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam. Dia bilang, sudah saatnya pemerintah membangun jalur-jalur khusus untuk kendaraan logistik.

Bob, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) ini mengatakan, berkaca dari kebijakan pembatasan operasional angkutan truk selama 27 hari ketika Lebaran, kondisi itu membuat kerugian yang terbilang besar untuk sektor logistik.

Bahkan, ketika operasional angkutan dibuka kembali, dampaknya membuat jalur-jalur nasional yang melewati pelabuhan macet total.

"Bayangkan 27 hari itu logistik kita kayak apa, Tanjung Priok itu langsung macet total dan kerugiannya itu luar biasa. Padahal kalau di negara lain logistik itu 24 jam 7 hari dalam seminggu, 30-31 hari dalam sebulan, artinya enggak ada libur. Kita berharap ke depan itu ada jalur logistik yang bisa beroperasi 24 jam," jelas Bob.

 

Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan menilai untuk menuntaskan masalah truk ODOL ini tidak bisa dalam waktu yang instan.

Oleh sebab itu, dia meminta seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) bisa bekerja sama, baik itu dari pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar lainnya guna menciptakan zero ODOL.

Dia pun menilai langkah PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam menggelar kontes keahlian logistik atau Logistic Skill Contest ke-14 mendukung upaya meningkatkan kesadaran pengemudi truk mengenai keselamatan berkendara.

Sebab, gelaran tahunan ini merupakan ajang untuk mengembangkan keterampilan operasional logistik eksternal, termasuk aspek keselamatan berkendara dan teknis bongkar muat.

Menurutnya, kegiatan ini secara tidak langsung akan berdampak pada kesadaran pengemudi truk dalam membawa barang muatan yang tidak berlebihan.

"Kami mengapresiasi event ini, dari KNKT mengusulkan ini kepada pemerintah, awarding seperti ini jelas-jelas akan meningkatkan profesionalitas pengemudi dan berdampak pada keselamatan dan efisiensi," pungkas Ahmad.

Tag:  #kemenhub #truk #bisa #angkut #muatan #yang #banyak #tapi #boleh #overload

KOMENTAR