Demi Efisiensi, Amazon Pangkas 100 Karyawan
PHK karyawan
18:35
6 Juni 2025

Demi Efisiensi, Amazon Pangkas 100 Karyawan

Amazon telah memangkas pekerjaan di divisi bukunya, termasuk di situs ulasan Goodreads dan unit Kindle, demikian diwartakan kantor berita Reuters pada pekan ini.

Pengecer yang berbasis di Seattle itu mengatakan bahwa kurang dari 100 pekerja terdampak dan langkah itu dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan merampingkan operasi.

"Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk membuat tim dan program kami beroperasi lebih efisien, dan agar lebih selaras dengan peta jalan bisnis kami, kami telah membuat keputusan sulit untuk menghilangkan sejumlah kecil peran dalam organisasi Buku," kata juru bicara Amazon dalam sebuah pernyataan dilansir Reuters, Jumat (6/6/2025).

Amazon telah melakukan pemutusan hubungan kerja secara bertahap, yang terbaru di unit perangkat dan layanannya, serta divisi podcast Wondery dan staf toko dan komunikasi.

CEO Andy Jassy sedang melakukan inisiatif untuk mengurangi apa yang ia gambarkan sebagai birokrasi yang berlebihan di perusahaan, termasuk dengan mengurangi jumlah manajer.

"Sepanjang kuartal pertama tahun ini, Amazon menambah sekitar 4.000 pekerjaan dibandingkan dengan kuartal keempat tahun lalu," jelasnya.

Saham Amazon ditutup 0,3% lebih tinggi pada hari Kamis dan turun 5,6% sepanjang tahun ini. Pemutusan hubungan kerja di divisi buku pertama kali dilaporkan oleh Business Insider.

-Perbankan Dunia yang Melakukan PHK 

Sebagai informasi, sejumlah bank global besar berada di bawah tekanan baru untuk memangkas biaya dengan latar belakang memburuknya prospek ekonomi global karena kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump memicu kekhawatiran akan menurunnya aktivitas perdagangan.

Hang Seng Bank yang berbasis di Hong Kong, anak perusahaan HSBC, mengatakan bulan lalu bahwa mereka sedang merestrukturisasi bisnis dan merampingkan peran ganda dalam sebuah langkah yang akan menyebabkan hilangnya pekerjaan bagi sekitar 1% dari "staf inti"-nya.

Pemutusan hubungan kerja tersebut merupakan bagian dari upaya pemotongan biaya, yang dipimpin oleh CEO HSBC Group Georges Elhedery, yang bertujuan untuk memangkas pengeluaran sebesar 1,8 miliar dolar ASpada akhir tahun 2026.

Pemberi pinjaman yang berfokus pada Hong Kong dan daratan Tiongkok telah melaporkan peningkatan pinjaman macet selama beberapa tahun terakhir karena paparan mereka yang relatif tinggi terhadap sektor properti Tiongkok yang bermasalah. Beberapa bank Wall Street termasuk JPMorgan dan Bank of America telah memulai proses tahunan pemutusan hubungan kerja karyawan yang berkinerja buruk.

Bank of America dilaporkan telah memberhentikan 150 posisi bankir di unit perbankan investasinya, menyusul tindakan serupa yang dilakukan oleh pesaingnya, JPMorgan dan Goldman Sachs.

Sebelumnya, Citigroup kembali memangkas karyawannya. Adapun, perusahaan berencana untuk memangkas sekitar 3.500 posisi teknologi di Tiongkok, dalam langkah terbaru oleh bank besar AS untuk merampingkan operasi global dan mengurangi biaya.

Dilansir CNBC International, pengurangan staf di Tiongkok , Shanghai dan Dalian diharapkan akan selesai pada awal kuartal keempat tahun ini. Pekerjaan yang terpengaruh sebagian besar berada di unit layanan teknologi informasi, yang menyediakan pengembangan teknologi perangkat lunak, pengujian dan pemeliharaan serta layanan operasional untuk bisnis global Citi.

Perusahaan tersebut mengatakan beberapa peran akan dipindahkan ke pusat teknologi Citi di tempat lain, tanpa menyebutkan jumlah pekerjaan atau lokasi tertentu. Pemutusan hubungan kerja di Tiongkok terjadi saat Citi terus bekerja melalui rencana yang lebih luas yang diumumkan Januari tahun lalu, untuk mengurangi 10% dari tenaga kerjanya, atau sekitar 20.000 karyawan secara global. 

Perusahaan telah bergerak untuk merampingkan operasi dan mengurangi kantor di AS, Indonesia, Filipina, dan Polandia, kata pernyataan tersebut. Dipimpin oleh CEO Jane Fraser, Citi telah melakukan reorganisasi menyeluruh yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas dan memulihkan kepercayaan investor setelah bertahun-tahun tertinggal dari bank-bank besar AS.

Apalagi, Citi mengalami kerugian disebabkan oleh biaya besar yang digelontorkan yaitu sekitar 3,8 dolar AS untuk biaya reorganisasi, cadangan devaluasi mata uang dan tidak stabilnya kondisi Argentina dan Rusia. Kemudian Citi juga harus membayar 1,7 miliar dolar AS untuk topup dana asuransi simpanan pemerintah.

Editor: Liberty Jemadu

Tag:  #demi #efisiensi #amazon #pangkas #karyawan

KOMENTAR