Tarif Trump Ditunda, IHSG Bersiap Rebound Hari Ini
Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
07:43
10 April 2025

Tarif Trump Ditunda, IHSG Bersiap Rebound Hari Ini

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bakal rebound dari keterpurukan selama dua hari kebelakang. Hal ini menyusul redanya sentimen perang dagang.

Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman menjelaskan, rebound IHSG ini akan mengikuti bursa saham Amerika serikat yang melemah.

Dia memproyeksikan, pergerakan IHSG akan berada di rentang support antara 5.850-5.900 dan level resistance antaa 6.100-6.200

"IHSG hari ini berpotensi rebound mengikuti pergerakan bursa US karena melemahnya tensi perang dagang setelah Presiden Trump menunda pengenaan tarif 90 hari, kecuali untuk China," ujar Fanny dalam risetnya yang dikutip, Kamis (10/4/2025).

Senada dengan Fanny, Analis Phitranco Sekuritas, Valdy K juga menyebut, IHSG berpeluang rebound, mencoba menutup sebagian gap ke kisaran 6.160-6.270 di Kamis (10/4).

"Jika euforia cukup besar, penguatan IHSG dapat berlanjut sampai dengan kisaran 6.450-6.500," kata dia.

Menurut Valdy, kebijakan penundaan implementasi sebagian tarif resiprokal milik Presiden AS Donald Trump memberikan waktu yang lebih lama bagi Pemerintah Indonesia untuk melakukan negosiasi dengan Pemerintah AS.

Secara global, kebijakan tersebut juga meredam potensi bertambahnya daftar negara yang melakukan aksi balasan. Kondisi ini akan meredam potensi praktik dumping, khususnya kawasan ASEAN, termasuk ke Indonesia.

"Pasalnya, tarif resiprokal berpotensi memicu oversupply pada sejumlah produk di negara-negara Asia Tenggara. Kondisi ini berpotensi memaksa penerapan tarif impor atau bea masuk atau kebijakan hambatan impor non-tarif baru diantara negara-negara Asia Tenggara," kata Valdy.

Sebelum negosiasi dimulai, lanjut dia, pemerintah Indonesia melakukan beberapa upaya. Pertama, merubah kebijakan TKDN.

"Kedua, membuka kuota impor untuk sejumlah produk hajat hidup orang banyak. Ketiga, meningkatkan persentase impor LPG dari AS," beber Valdy.

Masih Melemah

IHSG masih betah berada di zona merah pada penutupan perdagangan, Rabu (9/4/2025). Mengutip data RTI Business, pada penutupan IHSG ambrol 0,47 persen atau 28,15 menjadi ke level 5.967.

Pada waktu itu, sebanyak 18,54 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp11,90 triliun, serta frekuensi sebanyak 1,04 juta ribu kali.

Dalam perdagangan di waktu itu, sebanyak 298 saham bergerak naik, sedangkan 307 saham mengalami penurunan, dan 188 saham tidak mengalami pergerakan.

Respon Pemerintah

Pemerintah akhirnya merespon tarif impor timbal balik atau resiprokal yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dalam kebijakan itu, Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32 persen.

Pemerintah Indonesia pun melunak dengan Presiden AS Donald Trump atas kebijakan tersebut. Bahkan, akan memberikan keistimewaan terhadap AS setelah dikenakan tarif yang begitu besar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan membuka peluang bagi AS agar bisa ikut andil dalam proyek pembangunan kilang minyak.

Dia menjeskan, dalam proyek tersebut akan menggunakan banyak bahan dari AS, sehingga impor AS ke RI bisa melonjak.

"Indonesia sendiri dalam proyek strategis nasional akan membangun beberapa proyek termasuk refinery dan mungkin salah satu komponennya kita beli dari Amerika," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/4/2025).

Kemudian, bilang Airlangga untuk meningkatkan impor ke AS, pemerintah juga akan meningkatkan impor minyak dan gas bumi (migas) dari AS. Hal ini terkuak dari paparan Airlangga dalam rapat bersama para pelaku usaha di Kantornya, hari ini.

Upaya-upaya ini, lanjut dia, bisa jadi solusi yang menguntungkan untuk kedua belah pihak. Jalur diplomasi dan negosiasi ini juga dilakukan dengan merombak perjanjian kerja sama Trade and Investment Framework Agreement (TIFA).

Dalam perombakan TIFA itu diantaranya, meningkatkan impor dan investasi dari AS, sekaligus pembelian migas oleh PT Pertamina (Persero).

Sebelumnya, Presiden Donald Trump menerapkan 'tarif timbal balik' AS yang akan dihadapi lebih dari 180 negara dan wilayah. Termasuk anggota Uni Eropa, hingga Indonesia berdasarkan kebijakan perdagangan barunya yang menyeluruh.  Trump dan Gedung Putih membagikan serangkaian bagan di media sosial yang merinci tarif yang menurut mereka dikenakan negara lain terhadap AS.

Tarif yang dimaksud termasuk 'Manipulasi Mata Uang dan Hambatan Perdagangan' negara-negara tersebut. Kolom yang berdekatan menunjukkan tarif baru AS terhadap setiap negara, serta Uni Eropa.  Tarif tersebut, dalam banyak kasus, kira-kira setengah dari tarif yang diklaim oleh pemerintahan Trump telah 'dibebankan' kepada AS oleh setiap negara.

Tarif timbal balik tidak serta merta menjadi satu-satunya tarif AS yang akan dihadapi negara-negara ini. Gedung Putih mengatakan kepada Eamon Javers dari CNBC pada hari Rabu bahwa tarif timbal balik baru terhadap Tiongkok akan ditambahkan ke tarif yang ada dengan total 20 persen, yang berarti tarif sebenarnya terhadap Beijing berdasarkan ketentuan Trump ini adalah 54 persen.

Trump mengatakan rencananya akan menetapkan tarif dasar 10 persen secara menyeluruh ke beberapa negara. Namun, seperti yang dijelaskan dalam diagramnya, banyak negara akan menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi.

"Kami akan mengenakan tarif kepada mereka sekitar setengah dari tarif yang mereka tetapkan dan telah mereka tetapkan kepada kami," kata Trump dalam sebuah pengumuman di Rose Garden di Gedung Putih, seperti dikutip Kamis (3/4/2025).

Editor: Achmad Fauzi

Tag:  #tarif #trump #ditunda #ihsg #bersiap #rebound #hari

KOMENTAR