



OJK: Kerugian Korban Scam Capai Rp 700 Miliar dalam 3 Bulan
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan adanya kerugian akibat penipuan keuangan (scam) mencapai Rp 700 miliar yang tercatat sejak November 2024 hingga Februari 2025.
Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara mengatakan, laporan itu berdasarkan catatan yang dirangkum oleh Anti-Scam Center OJK.
Mirza menjelaskan, sejak beroperasi pada 22 November 2024, Anti-Scam Center mencatat sejumlah 70.390 rekening yang terkait dengan aktivitas penipuan yang dilaporkan oleh masyarakat.
Dari jumlah tersebut, 28 persen rekening sudah berhasil diblokir.
"Jumlah kerugian dana yang dilaporkan oleh korban sebesar Rp 700 miliar. Dan dari jumlah tersebut, sebesar Rp 106 miliar berhasil diblokir," ujar Mirza di acara Digital Economic Forum di Jakarta, Selasa (25/2/2025).
Ia mengungkapkan, scam yang terjadi secara digital itu berlangsung sangat cepat.
Sehingga, rata-rata pelaporan memang cepat dilakukan oleh masyarakat yang sudah paham dengan adanya Anti-Scam Center OJK.
Namun, ada pula warga yang melaporkan scam selang beberapa hari setelah kejadian. Jika demikian, dana yang dimiliki sudah sulit terlacak.
"Karena cepat sekali kan, dananya kan bergerak cepat sekali. Semakin cepat melaporkan, semakin cepat bisa diblokir," tutur Mirza.
Ia menjelaskan, keberadaan Anti-Scam Center sebelumnya dilatarbelakangi keluhan masyarakat saat terkena penipuan secara online.
Masyarakat masih bingung harus menghubungi atau melapor kepada siapa.
"Seringkali, bila seseorang kena scam, menghubungi satu lembaga keuangan, lembaga keuangan itu bilang, oh dananya sudah ditransfer ke mana? Oh, dananya sudah ditransfer lagi, transfer lagi," ungkap Mirza.
"Kemudian masyarakat dibingungkan harus menghubungi siapa. Masyarakat diunggah. Maka kemudian OJK berinisiatif membuat Indonesia Anti-Scam Center," katanya.