



Apakah Pembentukan Danantara Tepat untuk Pertumbuhan Ekonomi?
Direktur Eksekutif INDEF Esther Sri Astuti menyatakan pembentukan Danantara bisa dinilai menjadi langkah tepat bila memberikan kontribusi yang baik dalam pengembangan ekonomi.
Namun, jika lembaga ini tidak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,5 persen, pembentukan Danantara dinilai akan sia-sia.
“Misal jika pada nantinya evaluasinya ternyata Dananatara tidak bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di 6 sampai 6,5 persen yah untuk apa dibentuk? Hanya untuk penampungan saja? karena pada dasarnya sudah ada lembaga sejenisnya seperti Indonesia Investment Authority (INA)tupoksinya kan sama saja,” ujarnya dalam Obrolan News Room yang disiarkan Kompas.com melalui Youtubenya, Senin (24/2/2025).
Oleh karena itu, Esther menyarankan agar Danantara bisa berguru pada Temasek yang merupakan perusahaan pengelola aset negara milik Singapura dan Khazanah yang merupakan perusahaan pengelola aset negara milik Malaysia.
Meski kedua perusahaan itu memiliki jumlah investasi yang terbilang kecil jika dibandingkan dengan Danantara milik Indonesia, dia menyakini Danantara bisa belajar banyak dari kedua perusahaan itu.
“Tapi Temasek saat ini mengelola dana investasi sebesar Rp 4.000 triliun sementara untuk Khazanah Rp 596 triliun, jadi dibandingkan dengan Danantara asetnya yang akan dikelola sekitar Rp 14.700 triliunan ini berlipat-lipat dari Temasek dan Khazanah sehingga ini yang harus kita kelola dengan baik,” jelasnya.
“Jangan sampai Danantara berakhir seperti 1MDB yang di Malaysia dengan korupsi yang luar biasa,” sambung Esther.
Esther menambahkan, jika Danantara ingin mengikuti keberhasilan dari Temasek, semua tata kelola Danantara harus transparansi dan akuntabel.
“Seperti laporan keuangannya yang akuntabel dan dari websitenya sangat clear memuat laporan keuangannya revenuenya berapa dan clientnya siapa saja dan marketnya di mana saja, itu sangat clear dan bisa dicontoh,” jelas Esther.
Tag: #apakah #pembentukan #danantara #tepat #untuk #pertumbuhan #ekonomi