Bakti BCA, Wujud Kepedulian BCA untuk Masyarakat dan Lingkungan
Ilustrasi pengrajin tenun. BCA membantu mereka dalam hal branding dan akses pasar, sehingga produk mereka dapat menjangkau pelanggan di kota-kota besar. (Dok. BCA).
17:09
24 Februari 2025

Bakti BCA, Wujud Kepedulian BCA untuk Masyarakat dan Lingkungan

Bakti BCA, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Bank Central Asia Tbk terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kehidupan berkelanjutan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

SVP Corporate Communication and Responsibility BCA, Susanti Nurmalawati menjelaskan bahwa Bakti BCA bukanlah anak perusahaan, melainkan inisiatif BCA untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, pendidikan, lingkungan, pembinaan desa, pemberdayaan komunitas & UMKM, hingga pelestarian budaya.

Bakti BCA memiliki fokus yang kuat pada peningkatan kualitas hidup individu. Di sektor kesehatan, BCA aktif dalam program-program seperti operasi katarak, percepatan penurunan stunting, dan donor darah. Sementara di bidang pendidikan, BCA memberikan beasiswa kepada 700 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia setiap tahunnya.

"Namun, BCA tidak hanya memberikan bantuan finansial. Penerima beasiswa juga mendapatkan pembekalan keterampilan seperti public speaking dan kewirausahaan untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia kerja," kata Susanti dalam diskusi Mini Studio BCA Exposary 2025, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (22/2).

Selain itu, melalui program "BCA Berbagi Ilmu", BCA melakukan roadshow ke berbagai universitas di Indonesia. Direksi BCA turun langsung untuk berbagi pengetahuan tentang IT, kepemimpinan, dan topik-topik lainnya. Program ini telah berjalan selama dua tahun dan mendapat sambutan antusias dari berbagai universitas.

Dukungan untuk Disabilitas dan UMKM
Bakti BCA juga memberikan perhatian khusus kepada kelompok disabilitas. Salah satu program unggulan adalah pelatihan makeup artist (MUA) untuk para disabilitas. Mereka tidak hanya mendapatkan pelatihan, tetapi juga kesempatan untuk bekerja, seperti yang terlihat dalam acara internal BCA Award, di mana ratusan peserta dan pengisi acara dirias oleh MUA Bakti BCA. .

Di tingkat komunitas, saat ini BCA memiliki 27 desa binaan yang didampingi untuk mencapai kemandirian. Fokusnya adalah pada pengembangan desa wisata, pengelolaan sampah, dan pariwisata berkelanjutan.

Salah satu desa binaan BCA adalah Desa Taro di Bali, yang dikenal dengan para artisan pembuat kerajinan asesoris. BCA membantu mereka dalam hal branding dan akses pasar, sehingga produk mereka dapat menjangkau pelanggan di kota-kota besar.

Pelestarian Lingkungan dan Budaya
Bakti BCA juga aktif dalam pelestarian lingkungan, dengan program konservasi untuk orang utan, macan tutul, dan penyu. Selain itu, BCA turut serta dalam melestarikan budaya Indonesia melalui kolaborasi dengan seniman seperti Happy Salma. BCA telah mengadakan berbagai pentas budaya dan membina sanggar-sanggar seni, termasuk penari-penari dari SMA.

Kolaborasi dengan Tulola
Salah satu kolaborasi terbaru Bakti BCA adalah dengan Tulola, sebuah brand yang mempromosikan kerajinan tangan artisan dari Desa Taro. Melalui kolaborasi ini, BCA membantu para artisan untuk meningkatkan branding dan akses pasar, sehingga produk mereka dapat dikenal dan dinikmati oleh lebih banyak orang.

“Bakti BCA adalah wujud nyata kepedulian kami terhadap masyarakat, lingkungan, dan budaya. Kami tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga mendampingi mereka untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan,” ujar Susanti.

Sementara itu, Happy Salma, aktris dan seniman multitalenta, yang juga merupakan Co-founder dan Kreatif Konseptor Tulola, menjelaskan, kolaborasi dengan Bakti BCA ini tidak hanya menghasilkan karya seni yang memukau, tetapi juga memiliki dampak positif bagi pelestarian budaya dan pemberdayaan pengrajin lokal.

“Saya secara pribadi merasa seperti bersaudara dengan Bakti BCA karena kita memiliki kepedulian yang sama, terutama dalam hal pelestarian budaya,” ujar Happy Salma.

Melalui kolaborasi ini, Tulola bekerja sama dengan para pengrajin di Desa Taro, termasuk seorang pengrajin bernama Made Suama, yang masih menggunakan teknik seni murni warisan leluhur. “Motif-motif leluhur yang kami sebut motif komunal ini terinspirasi dari psikologis masyarakat, karakter, dan alam sekitar,” papar Happy Salma.

Hasil kolaborasi ini melahirkan tiga mahakarya perhiasan yang dipamerkan dalam acara tersebut. Karya-karya ini tidak hanya mendapat sambutan positif dari pelanggan, tetapi juga membantu para pengrajin memahami pasar, harga jual, dan target konsumen. “Ini bukan hanya tentang nilai ekonomi, tetapi juga tentang melestarikan warisan leluhur,” tambah Happy.

Dirinya mengungkapkan rasa terima kasih kepada Bakti BCA yang telah mempertemukannya dengan para “pahlawan budaya” di Desa Taro. “Mereka adalah pahlawan budaya yang sejati. Kolaborasi ini terasa sangat alami dan autentik,” pungkasnya.

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #bakti #wujud #kepedulian #untuk #masyarakat #lingkungan

KOMENTAR