



Danantara Bank Apa Saja? Ini 3 Bank BUMN yang Dikelola
Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Senin (24/2/2025).
Danantara adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk mengelola dan mengoptimalkan aset-aset negara, termasuk beberapa bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka. Langkah ini menandai era baru dalam transformasi pengelolaan investasi strategis Indonesia.
Dari tujuh perusahaan pelat merah yang dikelola Danantara, ada tiga bank BUMN di dalamnya. Nah, Danantara bank apa saja? Berikut penjelasannya.
Ilustrasi bank.
Bank-bank BUMN dalam pengelolaan Danantara
Tiga bank BUMN yang kini berada di bawah pengelolaan Danantara adalah sebagai berikut.
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan total aset mencapai Rp 2.174 triliun
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan aset sebesar Rp 1.965 triliun
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan total aset Rp 1.087 triliun
Ketiga bank ini, bersama dengan empat BUMN lainnya, yakni PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID)—dipilih karena memiliki kepemilikan aset terbesar di antara 47 BUMN yang ada saat ini.
Total aset yang dikelola oleh Danantara diperkirakan mencapai lebih dari 900 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 14.670 triliun.
Tujuan dan fungsi Danantara
Pembentukan Danantara bertujuan untuk mengonsolidasikan dan mengoptimalkan aset-aset negara yang sebelumnya tersebar di berbagai kementerian dan lembaga.
Dengan model yang mengacu pada Temasek Holdings Limited milik Singapura, Danantara diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan aset dan menarik lebih banyak investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Selain itu, Danantara berperan sebagai kendaraan investasi pemerintah untuk memastikan pendanaan yang stabil bagi proyek-proyek strategis, seperti pembangunan infrastruktur, energi terbarukan, dan sektor-sektor vital lainnya.
Dengan modal awal yang disiapkan sebesar 20 miliar dollar AS (sekitar Rp 325,8 triliun), Danantara diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dampak Danantara terhadap Bank-bank BUMN
Meskipun kini berada di bawah naungan Danantara, operasional dan layanan perbankan dari Bank Mandiri, BRI, dan BNI dipastikan tetap berjalan seperti biasa.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada penarikan dana yang tidak wajar di bank-bank BUMN tersebut. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang tetap tinggi terhadap bank-bank pelat merah ini.
Selain itu, pengamat ekonomi menilai bahwa keberadaan Danantara tidak akan mengganggu kinerja bank-bank BUMN.
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Akhmad Akbar Susamto, menyatakan bahwa tidak ada alasan mendasar bagi nasabah untuk memindahkan dana mereka ke bank non-BUMN hanya karena pembentukan Danantara.
Faktor fundamental seperti keamanan dana, layanan, dan kemudahan transaksi tetap menjadi pertimbangan utama bagi nasabah.