Agar Dilirik Investor Asing, Ekonom Sarankan Danantara Terapkan ESG
Sejumlah karyawan mengobrol di depan Gedung Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) di Jakarta, Jumat (7/2/2025). BPI Danantara telah dibentuk melalui pengesahan RUU tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN menjadi UU akan mengelola dan mengoptimalkan seluruh aset dan investasi BUMN. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
22:08
23 Februari 2025

Agar Dilirik Investor Asing, Ekonom Sarankan Danantara Terapkan ESG

– Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M. Rizal Taufikurahman, menekankan pentingnya pengelolaan Danantara sesuai standar Environmental, Social, and Governance (ESG) guna menarik investasi asing.

“Untuk menarik investor luar negeri, pemerintah harus memastikan Danantara dikelola secara profesional, bebas intervensi politik, dan menerapkan standar tata kelola berbasis ESG,” ujar Rizal, Minggu (23/2/2025), dikutip dari Antara.

Regulasi Transparan dan Stabil

Rizal menjelaskan bahwa keberhasilan Danantara dalam menarik investor global bergantung pada regulasi yang transparan, stabilitas kebijakan, dan kepastian hukum. Tanpa dasar tersebut, investor akan ragu menanamkan modalnya di Indonesia.

Selain itu, pemerintah perlu memberikan insentif fiskal yang kompetitif serta perlindungan investasi agar Danantara mampu bersaing dengan sovereign wealth fund (SWF) lainnya di kawasan.

“Tanpa perlindungan investasi yang kuat, Danantara bisa kehilangan daya tarik bagi investor global,” tambahnya.

Dampak terhadap Ekonomi Nasional

Menurut Rizal, Danantara dapat meningkatkan kepercayaan investor jika mampu menunjukkan komitmennya dalam menarik investasi, meningkatkan efisiensi BUMN, dan mendorong profitabilitas. Hal ini berpotensi memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebaliknya, jika pengelolaannya hanya menambah birokrasi tanpa memberikan nilai tambah ekonomi yang konkret, pelaku pasar akan meragukan efektivitasnya. Akibatnya, valuasi aset BUMN bisa menurun dan pertumbuhan investasi stagnan.

“Jika ini terjadi, dampaknya bisa berujung pada pertumbuhan ekonomi yang rendah,” kata Rizal.

Peresmian dan Pengelolaan Aset

Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meresmikan Danantara pada Senin (24/2/2025). Lembaga ini akan mengelola aset BUMN senilai 900 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14.670 triliun.

Sebagai langkah awal, Danantara akan mengelola tujuh BUMN besar, yaitu:

  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)
  • PT PLN (Persero)
  • PT Pertamina (Persero)
  • PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)
  • PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
  • Mining Industry Indonesia (MIND ID)

Selain itu, Indonesia Investment Authority (INA), SWF yang dibentuk pada era Presiden Joko Widodo, juga akan bergabung dalam Danantara.

 

Pemerintah berharap konsolidasi ini dapat mempercepat proyek strategis di bidang energi terbarukan, industri manufaktur, hilirisasi, dan ketahanan pangan.

Target Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen melalui proyek investasi yang dikelola Danantara. Model pengelolaan lembaga ini mengacu pada Temasek Holdings Limited milik Singapura, tetapi dengan cakupan yang lebih luas.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, mengatakan peluncuran Danantara menjadi tonggak transformasi pengelolaan investasi strategis negara.

“Ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan Asta Cita, visi besar untuk membawa ekonomi Indonesia ke level lebih tinggi melalui investasi berkelanjutan dan inklusif,” ujar Yusuf.

Dengan konsolidasi aset yang lebih terstruktur dan efisien, Danantara diharapkan menjadi instrumen penting dalam meningkatkan daya saing investasi Indonesia di pasar global.

Tag:  #agar #dilirik #investor #asing #ekonom #sarankan #danantara #terapkan

KOMENTAR