Perbaikan Logistik Nasional untuk Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Terminal Peti Kemas Jayapura.(Dok. Pelindo)
16:20
22 Februari 2025

Perbaikan Logistik Nasional untuk Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

PEMERINTAH Indonesia telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen sebagai bagian dari visi pembangunan nasional.

Untuk mencapai target tersebut, salah satu aspek krusial yang harus diperbaiki adalah sistem logistik nasional.

Logistik yang efisien dapat menurunkan biaya distribusi, meningkatkan daya saing produk lokal, serta menarik lebih banyak investasi.

Oleh karena itu, pengembangan dan integrasi infrastruktur logistik seperti pelabuhan, jalan tol, kereta api barang, serta transportasi antarpulau yang dikelola oleh PELNI dan ASDP menjadi sangat penting.

Selain itu, sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bidang transportasi diperlukan guna mempercepat perbaikan sistem logistik nasional dan meningkatkan Logistic Performance Index (LPI) Indonesia di tingkat global.

Peran pelabuhan dalam efisiensi logistik nasional

Pelabuhan memiliki peran strategis dalam sistem logistik nasional karena sekitar 90 persen perdagangan internasional dilakukan melalui jalur laut.

Pengembangan pelabuhan yang modern dan efisien akan mengurangi waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) serta mempercepat arus barang.

Pemerintah telah menginisiasi pembangunan dan pengembangan beberapa pelabuhan utama seperti Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Patimban, dan Pelabuhan Kuala Tanjung.

Dengan adanya peningkatan kapasitas dan digitalisasi layanan pelabuhan, biaya logistik dapat ditekan sehingga daya saing produk Indonesia meningkat di pasar global.

Selain itu, pelabuhan-pelabuhan di daerah juga perlu diperbaiki agar konektivitas antarpulau semakin lancar.

Pelabuhan yang dikelola secara profesional dengan sistem logistik berbasis teknologi akan mampu mendukung distribusi barang lebih efisien, terutama bagi industri manufaktur dan ekspor.

Jaringan jalan tol yang terintegrasi juga merupakan salah satu solusi utama dalam meningkatkan efisiensi distribusi barang di dalam negeri.

Dengan adanya jalan tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera, distribusi barang dari sentra produksi ke pusat konsumsi dapat dilakukan lebih cepat dan dengan biaya lebih rendah.

Namun, keberlanjutan pembangunan jalan tol harus tetap memperhatikan aspek konektivitas dengan pelabuhan, kawasan industri, dan pusat logistik lainnya.

Dengan demikian, tidak hanya mobilitas kendaraan pribadi yang meningkat, tetapi juga kelancaran arus barang yang dapat menurunkan biaya logistik secara nasional.

Selain itu, kereta api barang merupakan moda transportasi yang lebih murah dibandingkan angkutan darat menggunakan truk, terutama untuk pengangkutan dalam jumlah besar.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah mengembangkan layanan kereta barang di jalur strategis seperti jalur Jakarta-Surabaya, yang dapat mengangkut kontainer secara efisien.

Di negara maju, kereta api barang telah menjadi tulang punggung distribusi logistik nasional. Oleh karena itu, Indonesia perlu lebih banyak mengembangkan jalur kereta api barang yang terkoneksi dengan pelabuhan dan kawasan industri.

Pemerintah harus terus mendorong investasi dalam pembangunan jalur rel baru, peremajaan armada, serta digitalisasi layanan logistik berbasis kereta api untuk memastikan kelancaran distribusi barang dalam skala besar.

Peran PELNI dan ASDP dalam angkutan antar-pulau

Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat bergantung pada angkutan laut untuk mendistribusikan barang antarpulau. PT PELNI dan PT ASDP Indonesia Ferry memainkan peran penting dalam memastikan konektivitas logistik yang efisien.

PELNI harus terus meningkatkan layanan pengangkutan barang dengan memperbanyak rute kapal barang serta menyesuaikan jadwal pengiriman dengan kebutuhan industri di berbagai daerah.

Selain itu, modernisasi armada dan penerapan sistem pelacakan digital juga dapat meningkatkan efisiensi layanan.

Sementara itu, ASDP memiliki peran penting dalam menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan jalur distribusi utama.

Penambahan kapal ferry dan peningkatan kapasitas pelabuhan penyeberangan akan membantu memperlancar distribusi barang, khususnya untuk kebutuhan logistik di daerah yang belum memiliki akses infrastruktur darat yang memadai.

Integrasi layanan antar-BUMN transportasi

Meskipun masing-masing sektor transportasi telah mengalami perbaikan. Tantangan utama yang masih dihadapi adalah kurangnya integrasi antar-BUMN yang bergerak di bidang transportasi.

Keterpaduan antara pelabuhan, jalan tol, kereta api, serta transportasi laut menjadi kunci utama dalam meningkatkan efisiensi logistik nasional.

Integrasi ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah strategis, seperti:

Pertama, penyelarasan kebijakan dan regulasi. Pemerintah harus menyusun regulasi yang memungkinkan sinergi antara PT Pelindo, PT KAI, PT Jasa Marga, PT PELNI, dan PT ASDP dalam membangun ekosistem logistik yang efisien.

Kedua, penggunaan teknologi dan digitalisasi. Sistem informasi logistik berbasis teknologi harus diterapkan untuk mengintegrasikan layanan antarmoda sehingga distribusi barang dapat dilakukan lebih cepat dan transparan.

Ketiga, peningkatan infrastruktur penunjang. Pembangunan dry port yang terkoneksi dengan jalur kereta api dan pelabuhan, serta penyediaan terminal terpadu untuk truk logistik akan membantu mempercepat pergerakan barang.

Keempat, kolaborasi dengan sektor swasta. Pemerintah dan BUMN harus membuka peluang bagi sektor swasta untuk berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur logistik, baik dalam bentuk Public-Private Partnership (PPP) maupun skema investasi lainnya.

Dampak terhadap Logistic Performance Index (LPI)

Logistic Performance Index (LPI) adalah indikator yang mengukur efisiensi logistik suatu negara dalam skala global.

Peningkatan layanan logistik nasional yang lebih efisien dan terintegrasi akan membantu meningkatkan peringkat Indonesia dalam LPI.

Beberapa indikator utama dalam LPI yang dapat diperbaiki melalui integrasi layanan logistik adalah:

  1. Customs (Proses Kepabeanan) – Digitalisasi dan penyederhanaan proses kepabeanan dapat mempercepat waktu pengiriman barang di pelabuhan.
  2. Infrastructure (Infrastruktur Transportasi) – Pembangunan dan modernisasi infrastruktur logistik akan meningkatkan efisiensi transportasi barang.
  3. International Shipments (Pengiriman Internasional) – Dengan pelabuhan yang lebih efisien, ekspor dan impor dapat dilakukan dengan lebih cepat dan murah.
  4. Logistics Competence (Kompetensi Penyedia Layanan Logistik) – SDM yang terlatih dan penerapan teknologi dalam sistem logistik dapat meningkatkan kompetensi penyedia layanan.
  5. Tracking & Tracing (Pelacakan dan Pemantauan Logistik) – Sistem digital yang memungkinkan pelacakan barang secara real-time akan meningkatkan transparansi dan kepercayaan dalam ekosistem logistik nasional.

Hal yang bisa kita simpulkan adalah perbaikan sistem logistik nasional merupakan langkah strategis dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Dengan meningkatkan efisiensi pelabuhan, jalan tol, kereta api barang, serta transportasi laut yang dikelola oleh PELNI dan ASDP, Indonesia dapat menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk nasional.

Selain itu, integrasi antar-BUMN transportasi serta digitalisasi layanan logistik menjadi kunci dalam menciptakan sistem distribusi barang yang lebih cepat, efisien, dan kompetitif di tingkat global.

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia berpotensi meningkatkan peringkat Logistic Performance Index (LPI) dan menjadi pusat logistik yang lebih kompetitif di Asia Tenggara.

Tag:  #perbaikan #logistik #nasional #untuk #pertumbuhan #ekonomi #persen

KOMENTAR