Obligasi Jadi Pilihan Aman di Tengah Ketidakpastian Ekonomi? Ini Saran untuk Investor
Ilustrasi investasi SBN 2025. Apakah investasi ORI ORI027 aman? Risiko investasi ORI027.(PIXABAY)
16:32
18 Februari 2025

Obligasi Jadi Pilihan Aman di Tengah Ketidakpastian Ekonomi? Ini Saran untuk Investor

- Di tengah ketidakpastian ekonomi global, banyak investor yang mulai beralih ke instrumen investasi yang lebih aman dan stabil, salah satunya adalah obligasi. Ini karena kondisi ekonomi yang kurang menentu membuat banyak investor berhati-hati dalam mengambil risiko.

Kepala Divisi Riset Ekonomi PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Suhindarto, mengatakan bahwa ketidakpastian ekonomi saat ini mendorong investor untuk mencari instrumen investasi dengan risiko yang lebih rendah.

Menurutnya, dalam situasi ini, banyak investor yang lebih memilih emas dan obligasi sebagai tempat untuk mengamankan aset mereka.

"Dalam kondisi seperti ini, investor cenderung menghindari risiko dan beralih ke instrumen yang lebih stabil," ungkap Suhindarto, Senin(17/2/2025), dikutip dari KONTAN.

Obligasi Pilihan Aman?

Apakah obligasi jadi pilihan "aman" di masa ketidakpastian ekonomi? Untuk menjawab hal tersebut, perhatikan perbandingan kinerja obligadi dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tercatat dari 1 Januari hingga 14 Februari 2025 (YTD), IHSG sudah turun 6,24 persen. Sebaliknya, indeks obligasi pemerintah naik 2,09 persen YTD, dan indeks obligasi korporasi naik 1,99 persen YTD.

Melihat data ini, menurut Suhindarto, obligasi pemerintah cenderung memberikan return yang lebih stabil, meskipun ada banyak ketidakpastian yang dipicu oleh kebijakan luar negeri dan fluktuasi mata uang.

"Obligasi pemerintah lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan fiskal pemerintah, sedangkan pasar saham dan obligasi korporasi lebih terpengaruh oleh kebijakan luar negeri dan fluktuasi ekonomi global," jelas Suhindarto.

Salah satu kebijakan yang berpengaruh positif adalah kebijakan penghematan anggaran atau efisiensi anggaran yang baru-baru ini diterapkan.

Suhindarto bilang, kebijakan efisiensi anggaran ini berpotensi mengurangi tekanan terkait dengan potensi peningkatan utang, sehingga dapat menstabilkan pasar obligasi pemerintah.

Selanjutnya, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas, Ramdhan Ario Maruto mengatakan bahwa daya tarik obligasi salah satunya adalah kupon yang melekat pada instrumen ini, sehingga investor tetap memperoleh imbal hasil meskipun pasar sedang bergejolak.

Ia menjelaskan bahwa likuiditas dan transaksi obligasi di pasar juga cukup ramai. Dalam dua minggu terakhir, pasar obligasi menguat seiring dengan penurunan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun ke level 6,7 persen.

Menurut Ramdhan, faktor eksternal seperti dinamika perang dagang, kebijakan tarif, dan suku bunga global juga turut mempengaruhi pasar obligasi domestik.

Sementara, Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management Alvaro Ihsan menambahkan bahwa pernyataan Donald Trump yang mendorong penurunan yield US Treasury juga turut mempengaruhi pasar obligasi Indonesia.

"Pernyataan tersebut memberikan sinyal positif yang dapat menurunkan tekanan eksternal terhadap pasar obligasi domestik," jelas Alvaro, dikutip dari KONTAN

Prospek Pasar Obligasi Indonesia dan Saran untuk Investor

Lantas, bagaimana prospek pasar obligasi di Indonesia ke depan di tengah sinyal pelemahan ekonomi?

Melihat data inflasi Bank Indonesia (BI), terlihat penurunan inflasi masih dibawah target. Hal ini berdampak pada persepsi investor terhadap pasar saham dan obligasi korporasi. Tapi, prospek pasar obligasi Indonesia masih dinilai positif berkaca dari kinerja AS. Kenapa?

Suhindarto menjelaskan, jika Presiden AS, Donald Trump, berhasil mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga, hal ini bisa menurunkan yield US Treasury, untuk kemudian dapat memberikan dampak positif pada yield obligasi Indonesia.

"Jika premi yang diminta oleh investor asing tetap stabil, maka yield domestik akan turun seiring penurunan yield di AS," ujar Suhindarto.

 

Penurunan yield di AS juga bisa menarik investor global yang mencari imbal hasil lebih tinggi.

Indonesia menjadi tujuan utama aliran modal karena memiliki peringkat investasi yang baik dan menawarkan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan negara-negara dengan peringkat BBB.

Keunggulan ini diharapkan dapat menarik arus modal ke pasar domestik, yang pada gilirannya bisa menurunkan fluktuasi rupiah dan mengurangi risiko translasi.

Obligasi semakin dilirik oleh investor yang menginginkan stabilitas di tengah volatilitas pasar.

Di tengah volatilitas pasar keuangan, Ramdhan menyarankan agar investor lebih cermat dalam memilih instrumen investasi. Bagi investor dengan horizon waktu pendek, sebaiknya memilih obligasi berdurasi pendek untuk meminimalkan volatilitas harga.

"Fleksibilitas dalam memperdagangkan obligasi di pasar sekunder juga penting untuk memanfaatkan dinamika pasar dan mendongkrak return," ujar Ramdhan.

Sementara menurut Alvaro, investor bisa meilih antara obligasi pemerintah atau korporasi, tergantung bagaimana profil risikonya.

Jika memilih obligasi korporasi, investor harus menganalisis lebih lanjut untuk risiko kreditnya. Namun, obligasi jenis ini biasanya menawarkan imbal hasil lebih tingi dan harga relatif stabil.

Jika memilih obligasi pemerintah, investor bisa "worry free" karena sifatnya bebas risiko (risk-free). Namun, yieldnya lebih rendah dibanding obligasi korporasi.

Tag:  #obligasi #jadi #pilihan #aman #tengah #ketidakpastian #ekonomi #saran #untuk #investor

KOMENTAR