IHSG Dibuka di Zona Merah, Rupiah Melemah di Tengah Sentimen Global
Ilustrasi saham, pergerakan saham. (SHUTTERSTOCK/JIRAPONG MANUSTRONG)
09:28
13 Februari 2025

IHSG Dibuka di Zona Merah, Rupiah Melemah di Tengah Sentimen Global

- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/2/2025). Sementara, mata uang garuda pagi ini melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.02 WIB, IHSG bergerak di posisi 6.604,97 atau turun 40,80 poin (0,61 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.645,77.

Sebanyak 185 saham melaju di zona hijau dan 112 saham di zona merah. Sedangkan 211 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 457,59 miliar dengan volume 669,12 juta saham.

Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, apa yang dikhawatirkan pelaku pasar soal data Amerika Serikat (AS) menjadi kenyataan.

Consumer Price Index (CPI) AS mengalami kenaikan secara bulanan dari sebelumnya 2,9 persen menjadi 3 persen. Inflasi inti secara bulanan juga naik dari sebelumnya 0,2 persen menjadi 0,4 persen.

Secara tahunan, inflasi AS juga tumbuh dari 3,2 persen menjadi 3,3 persen. Indeks harga konsumsi ini mengalami kenaikan tertinggi sejak Agustus 2024.

Laporan itu juga membuat potensi pemangkasan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve semakin mengecil.

Dari dalam negeri, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdo?an, mengadakan pertemuan di Istana Kepresidenan Bogor untuk menandai 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki.

Dalam pertemuan ini, kedua pemimpin membahas upaya mempererat kerja sama di berbagai sektor, termasuk ekonomi, perdagangan, pertahanan, keamanan, serta isu-isu global seperti perdamaian di Palestina, Suriah, dan Ukraina.

"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 6.560–6.660. Potensi menguat masih ada, jangan lupa untuk cek ombak terlebih dahulu," kata dia dalam analisisnya, Kamis (13/2/2025).

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG membentuk candle bullish marubozu yang dapat memicu kenaikan lebih lanjut menuju resisten terdekat di level 6.745.

Apabila IHSG tidak turun di bawah 6.500. Namun, jika IHSG tembus di bawah fraktal 6.480, maka akan ada potensi kelanjutan tren turun menuju 6.355.

"Level support IHSG berada di 6.480, 6.355, dan 6.254, sementara level resistennya di 6.745, 6.896, dan 7.041. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bearish," terang dia.

Kemudian, bursa kawasan Asia mayoritas bergerak bervariasi, dengan Strait Times turun 0,17 persen (6,53 poin) di level 3.868,09, Shanghai Composite turun 0,07 persen (2,35 poin) di level 3.344,04.

Sementara, Nikkei 225 naik 1,10 persen (430,5 poin) ke level 39.415,00, dan Hang Seng naik 0,77 persen (169,08 poin) ke level 22.027,00.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.

Melansir data Bloomberg, pukul 09.18 WIB rupiah berada pada level Rp 16.387 per dollar AS atau melemah 11 poin (0,07 persen) dibanding penutupan kemarin Rp 16.376 per dollar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, Consumer Price Index (CPI) AS yang dirilis semalam menunjukan hasil di atas ekspektasi pasar. Hasil ini bisa memicu The Fed tidak akan memangkas suku bunganya lagi dalam waktu dekat. Ini bisa menahan dollar AS tetap menguat.

Namun demikian, berita baru soal penyelesaian perang Ukraina, membantu memberikan sentimen positif bagi aset berisiko.

Ia menjelaskan, terlihat pagi ini sebagian indeks saham Asia bergerak positif. Indeks dollar AS terlihat menurun pagi ini ke level 107 dari sebelumnya di kisaran 108, yang mungkin disebabkan oleh berita baru soal Ukraina ini.

"Jadi ada peluang penguatan rupiah hari ini ke arah 16.330-16.300, dengan potensi pelemahan kembali ke arah 16.390-16.400," ungkap dia.

Editor: Agustinus Rangga Respati

Tag:  #ihsg #dibuka #zona #merah #rupiah #melemah #tengah #sentimen #global

KOMENTAR